28/05/2020 11:40:05
Info Kesehatan

Hadapi New Normal, Kelompok Usia di Atas 45 Tahun Diimbau Tetap Berada di Rumah

Foto: Internet/Ilustrasi

Rencana penerapan New Normal oleh pemerintah, terus digaungkan. Tentu saja dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan. Kendati demikian, kelompok lanjut usia (lansia) di atas usia 45 tahun dianjurkan untuk tidak keluar dari rumah.


Hal ini disampaikan Dokter spesialis paru, dr Henie Wdiowati, Sp.P, dalam bincang kesehatan secara virtual melalui seminar zoom RS Siloam TB Simatupang, di Jakarta, Rabu (27/5).  

’’Kelompok usia dia atas 45 tahun dianjurkan untuk tetap berada di rumah karena termasuk kelompok berisiko,’’ katanya.

Diskusi bertajuk kesiapan rumah sakit menghadapi periode normal baru itu cukup mendapat perhatian khusus para lansia. Salah seorang peserta bernama Aminah berusia 60 tahun menanyakan apa arti normal baru khususnya bagi kelompok usia lanjut seperti dirinya.

Aminah mengaku sudah bosan terlalu lama di rumah. Dari informasi yang dibacanya, pada era normal baru pusat perbelanjaan akan dibuka.  ’’Apakah kita boleh jalan-jalan ke mal? Bosen juga kalau di rumah terus,’’ tanya Aminah dalam diskusi tersebut.

Menjawab pertanyaan tersebut, dr Henie mengatakan, menghilangkan kebosanan dengan jalan-jalan ke mal bukanlah sikap yang bijak. Ia menyarankan Aminah dan kelompok lansia lainnya untuk mengatasi kebosanan cukup di rumah saja dan keluar rumah hanya untuk urusan yang penting seperti membeli kebutuhan pokok dan pengobatan.

Henie menuturkan, pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) telah mensosialisasikan apa tatanan hidup normal baru ditengah pandemi Covid-19 yang bisa dipelajari oleh kelompok lansia. Pesan utama dari sosialisasi normal baru tersebut, kata Henie, adalah masyarakat tetap hidup sehat, menerapkan gaya hidup yang dijaga, tetap menjalankan kewaspadaan universal seperti memakai masker, cuci tangan pakai sabu dan menjaga jarak fisik.

’’Terpenting dari keadaan normal baru tersebut, kita tetap sehat melakukan gaya hidup menerapkan kewaspadaan universal,’’ kata Henie.

Dalam kesempatan yang sama, dr Harjianto Solaeman, Sp.P selaku Direktur Rumah sakit Siloam TB Simatupang menambahkan, akan ada kebiasaan baru yang lahir di era normal baru.

’’Setiap pulang dari tempat keramaian, sampai di rumah kita pasti langsung mandi, kita tidak lagi berjabat tangan, menyemprotan disinfektan menjadi lebih rutin, mencuci tangan, menggunakan masker, ini jadi hidup normal baru,’’ kata Harjianto.

Mirip Konsep Herd Immunity

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) Berry Juliandi menilai, kebijakan new normal yang akan diterapkan pemerintah itu serupa dengan konsep herd immunity.

’’Kebijakan ini nampaknya memang dapat diinterprestasikan oleh berbagai kalangan sebagai bentuk pilihan pemerintah untuk mencoba melawan Virus Corona sambil berusaha hidup berdampingan denganya. Mirip dengan konsep herd immunity," kata Berry seperti dilansir Suara.com, Rabu (27/5).

Ia menjelaskan, kebijakan pemerintah serupa herd immunity tersebut sangat berisiko bagi keselamatan masyarakat dari ancaman Covid-19. Ancamannya adalah akan banyak orang yang terinfeksi, khususnya kelompok rentan seperti lansia dan orang yang memiliki penyakit penyerta.

’’Namun risiko yang ada memang sangat besar, yaitu potensi kehilangan nyawa bagi orang-orang yang tidak kuat atau rawan terhadap virus ini,’’ katanya. (*)

*Dari berbagai sumber

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Hadapi New Normal, Kelompok Usia di Atas 45 Tahun Diimbau Tetap Berada di Rumah