06/08/2020 12:14:35
Parenting

Saat Sakit, Amankah Ibu Tetap Menyusui si Kecil?

Foto: Internet/Ilustrasi

Seperti yang sering disampaikan oleh para pakar kesehatan, nutrisi terbaik untuk bayi dalam enam bulan pertama kehidupannya adalah air susu ibu (ASI). Lalu, bagaimana jika kondisi ibu sedang drop atau sakit, masih amankah untuk tetap menyusui si kecil?


Seperti dilansir dari Klik Dokter, salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami ibu menyusui adalah demam. Nah, ketika hal ini terjadi, disarankan agar ibu tetap menyusui si kecil seperti biasanya.

Meskipun demam merupakan salah satu tanda infeksi, kandungan antibodi dalam ASI akan sangat berguna bagi bayi agar terhindar dari penularan penyakit. Penghentian pemberian ASI justru dapat mengakibatkan berbagai efek samping baik bagi ibu maupun buah hatinya.

Untuk ibu yang menyusui, penghentian pemberian ASI dapat menyebabkan payudara penuh, sehingga berisiko terjadi infeksi atau mastitis. Sedangkan bagi bayi, berhenti memberikan ASI justru berpotensi menyebabkan si Kecil mengalami kekurangan asupan gizi.

Jadi, selama kondisi sakit ibu masih masuk kategori ringan seperti demam, batuk, pilek, dan diare, maka tetaplah menyusui si kecil. Akan tetapi, pastikan selalu mencuci tangan sebelum menyusui si Kecil, dan gunakan masker jika sedang batuk atau flu.

Bila ibu ingin beristirahat, pemberian ASI dapat disiasati dengan cara pompa dan menyimpannya dalam botol susu. Dengan demikian, kebutuhan nutrisi harian si kecil tetap terpenuhi dan daya tahan tubuhnya terjaga.

Nah, agar tubuh terhindar dari penyakit, ibu dapat mengonsumsi suplemen khusus ibu hamil dan menyusui untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Akan lebih baik lagi bila suplemen dikonsumsi sejak 1.000 hari kehidupan bayi, yakni selama masa kehamilan hingga si Kecil berusia 2 tahun.

Adakah kondisi sakit yang mengharuskan ibu berhenti menyusui? Ya, ada. Salah satunya adalah jika ibu tertular HIV (Human Imunodeficiency Virus).

Infeksi yang disebabkan oleh virus ini dapat melemahkan sistem pertahanan tubuh dengan cara menghancurkan sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh. Karena rendahnya sistem pertahanan tubuh, maka ibu menyusui yang terinfeksi HIV akan mudah mengalami infeksi yang dapat mengancam nyawa.

Umumnya, HIV dapat ditularkan melalui kontak langsung antara membran mukosa atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV –seperti darah, air mani, cairan vagina, dan ASI. Jadi, selain hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik yang tidak steril, proses menyusui juga dapat menjadi media penularan virus.

Itu sebabnya, ibu yang menderita HIV dianjurkan untuk menyadari adanya risiko penularan HIV melalui ASI. Namun risiko ini dapat diturunkan dengan pemberian obat antiretroviral pada ibu menyusui yang dapat menekan pertumbuhan virus. Dengan demikian, ibu tetap dapat menyusui si Kecil.

Solusi jika tidak dapat memberikan ASI

Ada kalanya seorang ibu menyusui dihadapkan pada kondisi yang benar-benar tidak dapat memberikan ASI. Nah, jika hal ini terjadi, ibu dapat memberikan si kecil susu formula yang memiliki kandungan gizi mirip ASI.

Bagaimana cara mengetahuinya? Anda bisa mencermati label dari susu formula sebelum membeli. Jika ingin lebih pasti, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter anak terkait susu formula yang aman dan cocok untuk si kecil.

Selain itu, perhatikan kebersihan dalam mempersiapkan susu. Pastikan botol susu yang akan digunakan si Kecil benar-benar higienis dengan mencucinya sampai bersih yang kemudian direbus dalam waktu 5 menit agar lebih steril. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Parenting: Saat Sakit, Amankah Ibu Tetap Menyusui si Kecil?