08/09/2020 17:09:45
Info Kesehatan

Bahaya! Infeksi Covid-19 Klaster Keluarga Terus Meningkat

Jumlah kasus positif Covid-19 dari klaster keluarga mulai bermunculan dan terus meningkat. Contohnya di Bogor dan Depok. Tentu saja hal ini perlu kita waspadai bersama. 

 

Pola penyebaran virus Covid-19 di lingkungan keluarga kini mendominasi dibanding imported case. Seperti diakui oleh Wali Kota Bogor Arya Bima Sugiharto. 

 
’’Jadi imported case bisa tersalip sama local case sekarang. Kan tadinya (kasus positif Corona) mayoritas imported case kan, dari luar. Kalau sekarang kan dari keluarga. Ini yang paling bahaya, paling kita khawatirkan," kata Bima Arya seperti dilansir dari Detik.com. 
 
’’Kalau sudah mulai terjadi penularan di keluarga berarti apa, berarti di pemukiman itu kan penularannya. Keluarga saling berkunjung, kemudian anak-anak kena, kemudian nularin ke tetangganya,’’ ujarnya menambahkan. 
 
Hal yang sama juga terjadi di Depok. Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita mengonfirmasi bahwa saat ini bermunculan klaster-klaster Covid-19 rumah tangga di Depok. 
 
Novarita menyampaikan, keadaan ini dipicu oleh semakin longgarnya pembatasan aktivitas warga, sehingga besar kemungkinan warga membawa pulang virus corona dan menularkannya ke keluarga. 
 
’’Iya, banyak yang kena satu keluarga. Sudah ada kelihatan, dari yang positif tiga sampai empat orang, pas dilihat ternyata satu keluarga, satu rumah,’’ katanya seperti dikutip dari Kompas.com. 
 
Kasus penularan virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) kerap terjadi belakangan ini, khususnya di perkotaan seperti Jabodetabek. Sekjen Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia-PDP Erlang Samoedro menjelaskan klaster ini sebenarnya membahayakan.
 
’’Yang membahayakan adalah kita membawa virus ke dalam rumah dan di situ ada kelompok rentan di dalam keluarga seperti orang tua, anak-anak, bayi, dan balita,’’ ujarnya saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema ’’Cluster Keluarga dan Cara Menanganinya’’ pada Senin (7/9).
 
Erlang mengatakan kasus klaster keluarga biasanya dibawa anggota keluarga yang bepergian dari luar rumah. Ia menambahkan, klaster keluarga di Indonesia muncul lantaran saat ini masyarakat beraktivitas normal dan beraktivitas di luar. 
 
Misalnya, bapak dan ibu yang bekerja atau beraktivitas di luar dan terinfeksi kemudian pulang ke rumah dan mengakibatkan transmisi menularkan virus ini ke dalam keluarga. Selain itu, dia melanjutkan, anak-anak yang main di sekitar lingkungan rumahnya juga bisa menjadi carrier membawa virus dan menulari yang lain. 
 
Namun, dia melanjutkan, orang-orang yang terinfeksi virus ini sering tidak menyadarinya karena gejala yang dirasakan ringan dan akhirnya dianggap biasa. ’’Seringkali gejala yang dialami seperti demam lumayan tinggi, batuk, pilek, hingga diare,’’ katanya.
 
Karena itu, ia berharap, orang yang mengalami gejala-gejala tersebut, khususnya jika memiliki riwayat kontak dengan penderita virus ini, atau sehabis bepergian agar memeriksakan diri dengan metode polymerase chain reaction (PCR) atau swab. Ia menambahkan, pemeriksaan ini untuk memastikan apakah seseorang terknfeksi Covid-19.
 
Analis dan Penulis @pandemictalks Firdza Radiany mengatakan klaster keluarga ini muncul di Jabodetabek seperti 155 klaster keluarga di Bekasi, dan 48 klaster keluarga di Bogor. Selain itu, ada pula sembila klaster keluarga di Yogyakarta, delapan klaster keluarga di Semarang, dan 10 klaster keluarga di Malang. 
 
Firdza mengingatkan warga sebaiknya mulai memahami bahwa klaster keluarga ini berbahaya. Untuk meminimalisasi penularan, langkah yang dilakukan di antaranya anggota keluarga yang bekerja di luar rumah sebaiknya mengurangi interaksi dengan anggota keluarga yang ada di rumah dan bisa menjaga jarak sosial ketika masuk ke rumah. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Bahaya! Infeksi Covid-19 Klaster Keluarga Terus Meningkat