16/09/2020 12:34:44
Info Kesehatan

Benarkah Covid-19 Bisa Perburuk Kondisi Penderita Asma?

Foto: Internet/Ilustrasi

Virus Covid-19 diyakini dapat memperburuk kondisi kesehatan seseorang yang sebelumnya memiliki penyakit asma. Sebab, baik Covid-19 maupun asma sama-sama mempengaruhi paru-paru. Benarkah demikian?


Kematian aktor Ade Firman Hakim pada 14 September 2020 kemarin, menyisakan beragam asumsi. Sebelumnya, pelakon Chaerul Saleh dalam film ’’Soekarno: Indonesia Merdeka’’ ini diduga meninggal dunia karena terpapar Covid-19.

Ade Firman Hakim meninggal saat dalam perawatan di RS Tarakan, Jakarta, dan jenazahnya dimakamkan di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat pada Selasa (15/9) dengan prosedur tetap (protap) untuk korban Covid-19.  Hal ini dilakukan karena hasil tes swab Ade Firman belum keluar. 

Akan tetapi, dugaan bahwa Ade Firman meninggal karena Covid-19, dibantah pihak keluarga. Menurut sang adik, Dai Tirta, kakaknya itu meninggal karena penyakit asma yang dideritanya.

Lalu, benarkah Covid-19 dapat memperburuk kondisi asma seseorang?

Megan Conroy, seorang ahli paru dan asisten profesor kedokteran paru dan perawatan kritis di Pusat Medis Wexner Medical Universitas Negeri Ohio di Amerika Serikat, mengatakan, asma merupakan kondisi penyempitan dan pembengkakan saluran udara hingga membuat sesak napas, batuk, dan mengi.

Berbagai faktor eksternal atau pemicu dapat menyebabkan serangan asma, eksaserbasi, atau serangan asma yang memperburuk gejala. Misalnya, beberapa pemicu asma yang umum adalah asap tembakau, tungau debu, jamur, dan hewan peliharaan.

Selain itu, infeksi virus adalah pemicu yang dapat memperburuk asma seseorang. ’’Di sinilah Covid-19 berperan karena ada infeksi virus yang berpotensi memperburuk asma, dan bisa menjadikannya sangat serius," ujarnya seperti dilansir dari Insider.

Kendati demikian, hingga saat ini para dokter belum mengetahui secara pasti apakah bisa digeneralisiasi bahwa Covid-19 dapat mempengaruhi penderita asma atau tidak.

’’Kami belum memiliki data populasi yang besar tentang hasil penderita asma yang terinfeksi virus corona baru untuk mengetahui dengan pasti apakah hasilnya lebih buruk, tetapi kekhawatirannya adalah bahwa eksaserbasi asma selain penyakit Covid-19 memiliki potensi lebih tinggi untuk menyebabkan penyakit kritis,’’ tutur Conroy.

Charles L. Fishman, ahli paru di New York-Presbyterian Medical Group Westchester mengatakan bahwa asma tidak membuat penderitanya lebih rentan tertular virus sejak awal. Tetapi dia sepakat risiko utamanya adalah terkena virus corona dapat memperburuk gejala asma, seperti mengi, batuk, dan kesulitan bernapas.

Ini karena Covid-19 dan asma mempengaruhi paru-paru. Conroy mengatakan menderita asma bersamaan dengan Covid-19 kemungkinan akan memperburuk peradangan di paru-paru yang menyebabkan asma dan memperburuk kondisi. Namun, dia mengatakan banyak detail spesifik yang belum diketahui tentang mekanisme kekebalan yang terlibat dengan virus corona, dengan atau tanpa asma.

Salah satu skenario yang paling berbahaya adalah jika seseorang dengan asma dan virus corona membutuhkan ventilator. Menjadi sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan paru-paru mereka. Mungkin saja ventilator tidak akan cukup untuk menopang paru-paru jika terjadi eksaserbasi asma yang parah.

Salah satu makalah penelitian terbaru tentang hubungan antara keparahan Covid-19 dan asma diterbitkan dalam The Journal of Allergy and Clinical Immunology pada Agustus 2020. Penelitian tersebut menganalisis 492.768 partisipan, 65.677 di antaranya menderita asma.

Para peneliti menentukan orang dengan asma non-alergi memiliki kemungkinan 48 persen lebih tinggi untuk terinfeksi Covid-19 yang parah. Meski demikian, mereka yang menderita asma alergi tampaknya tidak memiliki risiko lebih tinggi.

Conroy mengatakan serangan asma dan Covid-19 masing-masing berakibat fatal. Oleh karena itu, jika seseorang mengalami kedua penyakit tersebut dapat menyebabkan lebih banyak komplikasi kesehatan.

Secara teoritis, mengidap asma dan Covid-19 secara bersamaan berpotensi menyebabkan penyakit yang sangat parah, termasuk pneumonia, penyakit pernapasan akut, atau serangan asma, menurut CDC.

Oleh karena itu Conroy merekomendasikan agar pasien asma terus menggunakan obat pengontrol, seperti inhaler kortikosteroid harian atau inhaler kombinasi sebagaimana diresepkan untuk mengurangi peradangan paru-paru dan menurunkan risiko memburuknya serangan asma dan asma secara umum.

’’Pastikan Anda menggunakan inhaler dengan benar dan jangan melewatkan dosis,’’ ujarnya menegaskan. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Benarkah Covid-19 Bisa Perburuk Kondisi Penderita Asma?