03/03/2021 16:18:45
Info Kesehatan

Waspada! Mutasi Corona dari Inggris Sudah Masuk Indonesia

Strain baru virus Corona dari Inggris yang disebut B. 1.1.7 diketahui sudah masuk Indonesia. Dengan masuknya mutasi virus ini, akan membuat penanganan pandemi Covid-19 semakin sulit.

Demikian diungkapkan Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono seperti dikutip dari Kompas.com. Hingga Senin (1/3) malam, pemerintah baru menemukan dua kasus B.1.1.7 ini.

"Ini fresh from the oven baru tadi malam ditemukan dua kasus," kata Dante dalam acara Inovasi Indonesia untuk Indonesia Pulih Paska Pandemi, Selasa (2/3/2021). 
 
Dante menuturkan, pemerintah telah memeriksa 462 kasus dalam beberapa bulan terakhir. Hasilnya, ditemukan dua kasus mutasi virus corona tersebut. Menurut Dante, masuknya mutasi virus corona ini akan membuat penanganan pandemi Covid-19 semakin sulit. 
 
Lantas, apa saja gejala dari mutasi virus corona B.1.1.7 ini?
 
Sebuah penelitian menemukan sejumlah gejala yang lebih sering terjadi pada pasien Covid-19 varian baru di Inggris. Gejala itu adalah batuk, sakit tenggorokan, dan rasa kelelahan. 
 
Berbeda dengan gejala Covid-19 umumnya, pada varian baru virus corona Inggris, gejala kehilangan rasa atau penciuman disebut hanya sebagian kecil kemungkinannya. 
 
Varian baru virus corona yang sangat menular di Inggris telah muncul sejak tahun lalu dan menyebar ke seluruh dunia. 
 
Sebuah survei yang dilakukan oleh Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) menemukan, orang yang terinfeksi varian baru Covid-19 merasakan beberapa gejala yang sedikit berbeda dibandingkan varian sebelumnya, yakni batuk, sakit tenggorokan, kelelahan, dan nyeri otot.
 
Sejumlah ahli menyebut, pergeseran gejala mungkin didorong oleh sifat varian yang lebih menular dan menyebar lebih cepat di tubuh. 
 
Mutasi memengaruhi gejala 
Seorang profesor onkologi molekular dari University of Warwick, Lawrence Young mengatakan, mutasi pada varian virus Inggris dapat memengaruhi gejala yang terkait dengan infeksi. 
 
"Varian ini lebih mudah ditularkan dan individu yang terinfeksi tampaknya memiliki beban virus yang lebih tinggi, yang berarti mereka menghasilkan lebih banyak virus," kata dia. 
 
"Hal ini dapat menyebabkan infeksi yang lebih luas di dalam tubuh yang mungkin menyebabkan lebih banyak batuk, nyeri otot, dan kelelahan," ujarnya menambahkan. 
 
Menurut dia, virus tersebut memiliki 23 perubahan dibandingkan dengan virus asli Wuhan. Beberapa perubahan ini dapat memengaruhi respons kekebalan tubuh dan rentang gejala yang terkait dengan infeksi. 
 
Namun, profesor virologi di Reading University Ian Jones skeptis dengan temuan ONS tersebut. Sebab menurutnya, virus akan menginfeksi sel yang sama dengan konsekuensi yang sama. 
 
"Akan menarik untuk melihat apakah ini adalah hasil dari pelaporan sendiri atau jika ada ukuran korelasi yang independen. Secara ilmiah, saya tidak bisa melihat bagaimana itu akan beroperasi," tuturnya. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Waspada! Mutasi Corona dari Inggris Sudah Masuk Indonesia