16/06/2021 11:54:01
Info Kesehatan

Varian Delta Jadi Penyebab Infeksi Covid-19 di Indonesia Kembali Melonjak, Apa Saja Bahayanya?

Foto: Ilustrasi

Jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia kembali melonjak pasca libur Idul Fitri. Daerah berstatus zona merah pun bertambah. Meningkatnya kasus infeksi ini disinyalir disebabkan oleh varian baru Virus Covid-19: Delta.

Data dari laman covid19.go. id per 15 Juni 2021, Indonesia mengonfirmasi 1.919.547 kasus infeksi, dengan 53.116 kematian, dan 115.197 kasus aktif. Tren peningkatan kasus semakin terlihat ketika akhir pekan lalu, yakni pada 13 Juni 2021, Indonesia mencatatkan 9.868 kasus harian, dan merupakan angka tertinggi sejak 22 Februari 2021 dengan 10.614 kasus.

Berdasarkan data terakhir yang dirilis Satgas Covid-19, ada 29 daerah yang kini berstatus zona merah Covid-19. Daerah-daerah tersebut diantaranya adalah Sumatera Selatan (Muara Enim dan Kota Palembang), Sumatera Barat (Padang Pariaman, Agam, Pasaman Barat, dan Kota Bukittinggi), Riau (Kota Pekanbaru dan Rokan Hulu), Lampung (Kota Metro), Kepulauan Riau (Bintan), Jawa Timur (Bangkalan), Jawa Tengah (Wonogiri, Kudus, Grobogan, Tegal, Sragen, Semarang, dan Jepara), Jawa Barat (Bandung dan Bandung Barat), Jambi (Kota Jambi dan Muaro Jambi), DIY (Sleman dan Bantul), Bengkulu (Kota Bengkulu), serta Aceh (Pidie, Kota Banda Aceh, dan Aceh Tengah).

Untuk mencegah penularan Covid-19 semakin tinggi, pemerintah kembali mempepanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro hingga 28 Juni 2021. 

"PPKM Mikro akan diperpanjang untuk tanggal 15 sampai dengan 28 Juni 2021, dan di dalam pengaturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, harus mempertimbangkan perkembangan Zonasi Risiko Wilayah di masing-masing daerah," kata Ketua KPCPEN, Airlangga Airlangga Hartarto, seperti dilansir dari Kompas.com.

Perpanjangan PPKM mikro ini dilatarbelangi oleh angka kasus Covid-19 di Indonesia yang masih tinggi dan belum terkendali. Dari perhitungan data BNPB, tiga minggu setelah libur Lebaran 2021, terjadi peningkatan kasus Covid-19 sebesar 53,4 persen.

Sama seperti sebelumnya, PPKM mikro periode ini berlaku untuk seluruh provinsi di Indonesia. Sementara itu, aturan terkait PPKM mikro ini tertuang dalam Inmendagri Nomor 13 Tahun 2021. Dalam aturan itu, WFH di kabupaten/kota berzona kuning dan zona oranye Covid-19 dibatasi hanya sebesar 50 persen, sedangkan 50 persen lainnya bekerja dari kantor atau work from office (WFO).

Sementara WFH di zona merah diminta untuk diterapkan sebesar 75 persen dan 25 persen lainnya WFO. Kegiatan WFO harus menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat.

Bahaya varian Delta

Virus Covid-19 varian Delta memiliki sejumlah karakteristik mutasi yang membuat varian tersebut berbeda dan lebih berbahaya dibanding strain asli virus corona SARS-CoV-2. Ketua Tim Peneliti WGS FK-KMK UGM Gunadi mengatakan, berdasarkan penelitian yang telah dipublikasikan di The Lancet, terdapat beberapa sebab yang membuat varian Delta dinilai lebih berbahaya. 

1. Berbahaya bagi lansia

Gunadi mengatakan, varian Delta berhubungan dengan usia pasien. "Semakin tua pasien Covid-19, maka varian Delta ini akan memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut," kata Gunadi.

2. Dapat menginfeksi kembali

Varian Delta diketahui dapat menginfeksi kembali pasien Covid-19 dan makin memperlemah kekebalan tubuh pasien. Padahal, menurut Gunadi, seharusnya apabila sudah terinfeksi Covid-19 pasien akan mendapatkan antibodi secara alami.

3. Menurunkan kekebalan tubuh lansia

Gunadi mengatakan, varian Delta dapat menurunkan kekebalan tubuh seseorang dengan usia yang lebih tua, meskipun sudah divaksinasi dua dosis. "Dalam hal ini bisa dikatakan pemerintah sudah tepat menyasar target vaksinasi bagi golongan lanjut usia, karena mereka kelompok yang rentan apabila tertular Covid-19 apalagi varian Delta," ujar Gunadi.

Gunadi mengatakan, faktor utama yang menyebabkan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Kudus, Jawa Tengah, adalah karena adanya interaksi sosial yang masif, dan pelanggaran protokol kesehatan saat libur Idul Fitri. Hal itu kian diperburuk dengan adanya varian virus baru, yakni varian Delta yang lebih cepat penyebarannya.

“Makin tinggi interaksi sosial yang terjadi, maka peluang terjadinya lonjakan kasus makin tinggi. Hipotesisnya adalah varian Delta sudah bertransmisi secara lokal di daerah Kudus karena masif," kata Gunadi.

Menurut dia, varian Delta bukan tidak mungkin sudah menyebar juga di daerah lain. "Bukan tidak mungkin transmisi lokal varian Delta sudah terjadi di daerah lain di Indonesia, hanya kita belum mendeteksi saja," ujar Gunadi.

Gunadi menyarankan kepada masyarakat, dalam situasi seperti ini pengetatan kembali protokol kesehatan adalah hal mutlak. Di antaranya adalah dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, ditambah menghindari kerumunan dan mengurangi perjalanan yang tidak perlu.

"Karena interaksi sosial yang tinggi ditambah tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan meningkatkan transmisi virus sehingga mendorong lonjakan kasus," kata Gunadi menegaskan. (*)

*Dari berbagai sumber

 

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Varian Delta Jadi Penyebab Infeksi Covid-19 di Indonesia Kembali Melonjak, Apa Saja Bahayanya?