15/07/2021 12:04:16
Info Kesehatan

Amankah Vaksinasi Covid-19 Saat Sedang Haid?

Foto: Ilustrasi/Minaret

Program vaksinasi Covid-19 terus digencarkan pemerintah untuk mempercepat terbentuknya herd immunity. Lalu, bagaimana dengan kalangan perempuan yang tengah haid? Masih amankah untuk menerima vaksinasi?

Seperti diketahui, kondisi kesehatan perempuan yang sedang dalam siklus menstruasi atau haid, seringkali drop. Sebagian besar perempuan akan merasa tidak enak badan denagn gejala lemas, sakit kepala, perut nyeri dan kram, mual dan kembung, bahkan demam.

Gejala-gejala tersebut biasanya akan mereda seiring waktu. Kendati demikian, tetap muncul kekhawatiran bahwa vaksinasi Covid-19 saat haid akan memperparah gejala yang dirasakan.

Menurut dr Dyah Novita Anggraini dari Klik Dokter, vaksinasi Covid-19 untuk perempuan yang tengah haid, dapat dilakukan.

’’Vaksin saat haid boleh-boleh saja, kok. Tidak ada larangan kecuali Anda demam yakni di atas 37,5 derajat Celsius,” jelasnya.

Karena perubahan hormon, beberapa wanita menjelang dan saat menstruasi memang mengalami peningkatan suhu tubuh sedikit dan sakit kepala. Bila gejala yang dirasakan sebelum dan sedang haid seperti itu, barulah Anda tidak boleh divaksinasi dulu.

Jika gejala menstruasi yang dirasakan berupa nyeri, pegal, atau lemas tanpa demam, maka Anda bisa disuntik vaksin covid.

Dokter Vita mengatakan, ’’Kalau hari pertama haid, memang tubuh terasa pegal dan tidak nyaman. Namun, vaksin tidak akan memperparah kondisi tubuh, jadi tenang saja.’’

Kendati demikian, Anda juga perlu mengetahui bahwa siklus menstruasi seorang perempuan dan sistem kekebalan tubuh memiliki hubungan yang sangat erat. Keterkaitan antara siklus menstruasi dan sistem kekebalan ini terbukti sangat jelas dalam hal seperti prevalensi gangguan autoimun yang lebih besar pada perempuan.

Para peneliti telah lama mengetahui, siklus kaum hawa tersebut cenderung "mengganggu" uji coba yang dirancang dengan rapi di tubuh. Tak seperti sistem kekebalan tubuh pria yang tidak berfluktuasi akibat hormonal bulanan, sistem perempuan jauh lebih kompleks.

Bahkan, tubuh perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal tidak tunduk pada fase siklus kesuburan alami. Atas dasar itulah, menguji sesuatu, dalam hal ini obat maupun vaksin, di tubuh perempuan lebih sulit dibanding tubuh pria.

Perempuan secara historis belum pernah dipelajari secara massal dalam uji klinis. Baru belakangan ini semuanya mulai berubah.

Meski keterlibatan perempuan dalam uji klinis perlahan-lahan menjadi lebih adil, perkembangan studi tentang efek kesuburan, kehamilan, dan menyusui terhadap obat-obatan masih tertinggal. 

Tidak memengaruhi kesuburan

Melansir Sky.com lebih dari 13.000 perempuan di London, mengeluhkan perubahan siklus menstruasi mereka setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Berdasarkan data dari Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan (MHRA) setempat, angka ini meningkat dari sekitar 4.000 perempuan yang mengeluhkan hal tersebut pada bulan lalu.

Para ahli mengatakan, hingga saat ini belum ada bukti bahwa vaksin Covid-19 dapat mempengaruhi kesuburan. Karena itu, dr Viki Male, seorang ahli imunologi reproduksi di Imperial College London, mengimbau agar kaum perempuan tetap percaya diri untuk melakukan vaksinasi Covid-19.  

Dr Male mengatakan tidak ada hubungan ilmiah antara vaksinasi dan masalah kesuburan. Ia malah mengingatkan, bahwa perempuan dapat lebih rentan terkena masalah selama kehamilan jika mereka tertular Covid-19.

 

’’Kami memiliki cukup banyak bukti bahwa vaksin ini tidak mengurangi peluang Anda untuk hamil. Dari empat vaksin yang disetujui di Inggris, 65 orang menjadi hamil secara tidak sengaja dan mereka menjadi hamil secara merata pada kelompok yang divaksinasi dan yang tidak divaksinasi, yang memberi tahu kita bahwa vaksin tersebut tidak mengurangi peluang orang untuk hamil,’’ tuturnya lagi. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Amankah Vaksinasi Covid-19 Saat Sedang Haid?