07/09/2021 11:41:14
Info Kesehatan

Berpotensi Masuk Indonesia, Covid Varian Mu Ditengarai Kebal Vaksin

Foto: Ilustrasi/Internet

Mutasi baru Covid-19 yang dikenal dengan varian Mu, saat ini masuk dalam kategori varian of interest (VOI) Badan Kesehatan Dunia (WHO). Varian yang pertama kali muncul di Kolombia pada Januari 2021 ini, ditengarai kebal vaksin. Sejauh apa potensinya masuk Indonesia?

Seperti dilansir dari The Washington Post, WHO menyatakan bahwa varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan. Data awal menunjukkan ada penurunan efektivitas vaksin, mirip dengan yang terlihat untuk varian Beta. WHO mengatakan akan memantau penyebaran varian Mu di kawasan Amerika Selatan, bersamaan dengan varian Delta.

Varian MU membawa setidaknya 21 titik mutasi di materi genetic SARS-CoV-1, sembilan di antaranya berada di lonjakan protein virus. Mutasi kunci dari varian Mu antara lain N501Y seperti varian Alpha, E484K seperti varian Beta, dan P681H seperti varian Delta.

Para ilmuwan dan pejabat kesehatan masyarakat sedang menyelidiki apakah varian Mu lebih menular, atau menyebabkan penyakit yang lebih serius daripada varian Delta yang kini dominan di sebagian besar dunia. Varian Mu ditambahkan ke daftar pantauan WHO pada 30 Agustus 2021 setelah terdeteksi di 39 negara.

Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad mengatakan, kemungkinan varian baru muncul dan masuk ke Indonesia akan selalu ada selama pandemi Covid-19 masih terjadi. "(Kemungkinannya) Pasti ada," kata Riris seperti dilansir dari Kompas.com.

Dalam laporan Public Health England (PHE), varian Mu ditambahkan ke daftar varian yang sedang diselidiki pada Juli 2021 dan menamainya sebagai VUI-21JUL-01. Menurut Riris, varian ini dipantau berdasarkan perilakunya.

"Apakah varian ini punya kemampuan transmisi yang lebih tinggi, apakah menyebabkan penyakit yang lebih parah dan apakah mampu menghindari imunitas karena vaksin," jelas Riris.

Sejauh ini, varian Mu belum menimbulkan kekhawatiran sebesar Alpha dan Delta, yang diklasifikasikan sebagai varian kekhawatiran yang lebih serius. Melansir The Guardian, Rabu (2/9/2021), varian ini dikhawatirkan kebal terhadap orang yang sebelumnya sudah divaksinasi.

Sedikitnya 32 kasus varian Mu telah terdeteksi di Inggris. Pola infeksinya menunjukkan bahwa varian itu dibawa oleh pelancong pada beberapa kesempatan. Dalam laporan PHE pada bulan Juli, sebagian besar kasus varian Mu yang ditemukan di London terjadi pada mereka yang berusia 20-an.

Beberapa dari mereka yang dites positif Mu telah menerima satu atau dua dosis vaksin Covid. Sejauh ini, kasus Covid-19 akibat varian Mu baru terdeteksi di beberapa wilayah, seperti Amerika Selatan, Inggris, Eropa, AS, dan Hong Kong. Dari pantauan WHO, sementara ini prevalensi varian Mu masih rendah di seluruh dunia.

Sejauh ini, varian Mu tersebut menyebabkan kurang dari 0,1 persen infeksi Covid-19 secara global. Adapun prevalensi yang berkembang di Kolombia adalah 39 persen dan Ekuador 13 persen. Seberapa besar ancaman yang ditimbulkan dari varian ini masih belum pasti. Hal itu bergantung dengan seberapa parah gejala yang ditimbulkan dan kecepatan infeksinya.

Dalam varian ini ditemukan sekelompok mutasi yang mungkin membuatnya kurang rentan terhadap perlindungan kekebalan yang telah diperoleh banyak orang. Kendati demikian, epidemiolog Indonesia di Griffith University, Dicky Budiman, tetap mengimbau agar Indonesia tetap waspada. Menurutnya, varian-varian baru kemungkinan akan terus muncul di berbagai negara, terutama adanya kecenderungan kenaikan kasus di sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat.

Dicky menjelaskan, vaksinasi tidak sepenuhnya menjamin seseorang tidak terinfeksi, meski terbukti bisa menurunkan risiko keparahan dan kematian pasien. "Justru dikhawatirkan di negara yang vaksinasinya tinggi, tetapi penularannya juga tinggi akan muncul varian yang bisa menyiasati vaksin. Penggunaan booster vaksin yang tak terkontrol juga rentan memicu mutasi virus," ujar Dicky.

Ciri-ciri Virus Corona Mu

Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kombinasi mutasi itu menjadikan varian Mu memiliki potensi yang bisa menurunkan netralitas antibodi, seperti diperlihatkan pada uji awal terhadap plasma konvalesen serta vaksin.

Sampai saat ini penyebaran varian Mu di antara kasus Covid-19 di dunia berada di bawah 0,1 persen. Namun, varian ini tetap diawasi karena perkembangannya konsisten di di Kolombia dan Ekuador, dengan tingkat infeksi sekitar 39 persen dan 13 persen.

Pakar penyakit menular dan genomik di Universitas San Francisco de Quito di Ekuador, Prof. Paúl Cárdenas, mempelajari varian Mu dan menemukan bukti kemungkinan virus Covid-19 mutasi itu lebih menular daripada jenis virus corona awal.

"Mu mampu mengungguli (varian) Gamma dan Alfa di sebagian besar Ekuador dan Kolombia," katanya seperti dikutip dari CNN.

Meski demikian, Cárdenas mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir terhadap perkembangan varian Mu. "Masyarakat harus tahu varian ini muncul setiap saat dan penting untuk dikarakterisasi agar dapat dilacak," tambah dia.

*Dari berbagai sumber


Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Berpotensi Masuk Indonesia, Covid Varian Mu Ditengarai Kebal Vaksin