15/09/2021 12:03:41
Info Kesehatan

Pakar Epidemiologi Mengingatkan Ancaman Varian Baru C.1.2 Lebih "Dahsyat" dari Delta, Seperti Apa?

Foto: Ilustrasi/Internet

Selain varian Mu, masyarakat dunia juga dihadapkan pada mutasi terbaru dari Covid-19 yang kemungkinan besar di lebih berbahaya dari Delta. Cikal bakal varian baru ini adalah C.1.2.

Menurut pakar epidemiologi Dicky Budiman, varian C.1.2 disebut bisa lebih berbahaya karena merupakan hasil mutasi dari empat varian berbahaya yakni alfa, beta, delta dan gamma.

Keberadaan varian C.1.2 ini dilaporkan pertama kali oleh Afrika Selatan. Varian tersebut mempunyai potensi besar memicu gelombang kasus Covid-19 yang lebih berbahaya dari sebelumnya.

''Walaupun pemerintah belum resmi ya menyampaikan temuan kasus varian Mu atau C.1.2 di Indonesia, ini masalah waktu saja, tinggal besar kemungkinan sudah masuk," kata Dicky seperti dilansir dari Detik.com Rabu (15/9/2021).

Ia menambahkan, akan sulit mencegah masuknya varian baru ini karena pergerakan manusia yang luar biasa.

''Sulit kita mendeteksi, seperti New Zealand, Australia saja melakukan penutupan ketat ya tetap bobol juga,'' ujarnya.

Terlebih, Indonesia disebut Dicky masih terbatas dalam jumlah genome sequencing yang diperiksa. Potensi varian C.1.2 yang bisa menyamai varian Delta bahkan lebih 'ganas' dari varian tersebut ditegaskan Dicky wajib diwaspadai.

''Mutasi dari varian Alpha, Beta, Delta, Gamma ada semua di situ, ada di varian C.1.2, jadi potensi varian C.1.2 bisa menyamai atau bahkan lebih [berbahaya] dari varian delta itu ada. Nah ini yang saya harus sampaikan kita harus sangat berhati-hati. Untuk merespons itu kita harus perkuat data," katanya menegaskan.

Sebelumnya diberitakan, varian C.1.2 pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada Mei 2021, diyakini memiliki penularan lebih cepat dan bisa menghindari sistem imun tubuh. Saat ini, baru menyebar ke 9 negara.

Melansir Kompas.com, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, pemerintah tengah mengamati tiga varian baru Covid-19 agar tidak masuk ke wilayah Indonesia.

''Sebagai antisipasi, kita mengamati ada tiga varian baru yang kita amati dari dekat. Pertama adalah varian Lambda, kedua varian MU, dan yang ketiga adalah varian C.1.2," kata Budi dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Senin (13/9/2021).

Budi menyebutkan, varian Lambda dan Mu yang keduanya ditemukan di Amerika Selatan itu telah dimasukkan kategori variant of interest (VoC) oleh World Health Organization (WHO).

Ia mengatakan, varian Lambda telah menyebar di 42 negara, sedangkan penyebaran varian Mu lebih cepat. Kini, Mu tersebar di 49 negara.

''Kedua varian ini memiliki kemampuan untuk menghindari sistem imunitas atau sistem kekebalan dari tubuh kita sehingga efektivitas dari vaksin yang diberikan akan menurun terhadap kedua varian ini," kata Budi.

Sementara itu, varian C.1.2 merupakan varian terbaru telah mengkhawatirkan banyak ilmuwan.

''Karena varian ini mutasinya banyak sekali yang sama seperti yang lainnya, juga mereka dilihat bisa menghindari sistem kerja imunitas kita yang sudah terbentuk berdasarkan varian-varian sebelumnya," ujar Budi. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Pakar Epidemiologi Mengingatkan Ancaman Varian Baru C.1.2 Lebih "Dahsyat" dari Delta, Seperti Apa?