05/07/2022 14:05:02
Info Kesehatan

Generasi Kedua Subvarian BA.2, Berpotensi Jadi Tren Peningkatan Kasus, Seperti Apa?

Foto: Ilustrasi/Internet

Ditengah merebaknya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, para peneliti menemukan Generasi kedua dari BA.2. Namanya BA.2.75 yang diduga menjadi penyebab peningkatan kasus Covid-19 di beberapa negara.

Melansir detikcom, subvarian Omicron BA.2.75 sampai saat ini ditemukan paling banyak di India dan sudah tersebar di 10 wilayah. Subvarian baru ini sempat membuat lonjakan kasus di Inggris pada Maret 2022 lalu.

Dokter Shay Shelton dari Laboratorium Virologi Pusat di Sheba Medical Centre, menyatakan subvarian ini merupakan generasi kedua dari subvarian-subvarian sebelumnya. Ia menilai masih terlalu dini menyatakan subvarian Omicron BA.2.75 ini menjadi kasus dominan, tetapi harus diawasi karena memiliki potensi membuat tren peningkatan kasus selanjutnya.

"Terlalu dini untuk mengatakan apakah BA.2.75 akan menjadi varian dominan berikutnya, mungkin mengkhawatirkan karena menyiratkan tren yang akan datang," tulisnya dikutip dari News Nine, Selasa (5/7/2022).

Sementara itu, BA.2.75 juga diteliti oleh Bloom Lab di lembaga penelitian Fred Hutch AS. Mereka menyatakan subvarian tersebut layak dilacak, karena memiliki perubahan antigenik yang cukup besar dibanding induknya BA.2, jelasnya dalam cuitan twitter lab tersebut.

Laboratorium tersebut menemukan dua mutasi kunci: G446S dan R493Q. Salah satu mutasi yaitu G446S diduga dapat membantu virus lolos dari antibodi yang ditimbulkan oleh vaksin saat ini yang efektif melawan BA.2.

Kabar baiknya, menurut Bloom Lab, tampaknya mereka yang telah terinfeksi BA.1 tidak akan berisiko terinfeksi kembali oleh BA.2.75 ini.

Kemenkes Minta Masyarakat Waspada

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengungkapkan masyarakat harus mewaspadai terkait naik-turunnya kasus Covid-19 di Indonesia. Terlebih, dengan kemunculan mutasi baru dari varian Omicron yakni BA.2.75.

"Kita memang sudah terkendali tapi tetap harus waspada. Kewaspadaan kita harus ada pengetatan-pengeatatan karena angkanya (kasus) masih akan naik-turun," tutur Syahril dikutip dari Kompas.com, Senin (4/7/2022).

Ia menjelaskan varian sebelumnya B.A5 dilaporkan telah mendominasi kasus positif di Indonesia. Menilik dari porsi dominasi, B.A5 mencapai 80 persen dari total kasus aktif yang tercatat dalam Kemenkes.

Meski demikian, Syahril menyebut gejala yang ditimbulkan dari varian itu tak seberat varian Delta atau varian Omicron yang memuncak pada Juli 2021 silam. (*)

*Dari berbagai sumber

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Generasi Kedua Subvarian BA.2, Berpotensi Jadi Tren Peningkatan Kasus, Seperti Apa?