02/03/2015 09:16:12
Info Kesehatan

Cegah Penularan Anthrax Pada Manusia

Antraks (Anthrax) adalah penyakit hewan menular yang menyerang berbagai ternak yang disebabkan oleh bakteri Bacillus Antracis, dan dapat ditularkan kepada manusia (bersifat zoonosis).

Bakteri ini membentuk spora yang berfungsi sebagai alat perlindungan bakteri tersebut dari pengaruh lingkungan yang tidak sesuai bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Spora ini dapat ditemukan pada tanah, bulu, wol, kulit, debu, dan tepung tulang. Spora ini dapat bertahan hingga 60 Tahun.

Anthrax bentuk akut terdapat pada sapi, kuda dan domba. Gejala penyakitnya mula-mula demam, penderita gelisah, kemudian depresi, sopor, pernafasan susah, detak jantung frekuen dan lemah, kejang dan dapat menyebabkan kematian. Selama penyakit berlangsung, demamnya dapat mencapai 41,5 C, ruminasi berhenti, produksi susu berkurang, pada ternak yang sedang bunting mungkin terjadi keguguran. Gejala Anthrax akut pada kuda dapat berupa demam, kedinginan, kolik yang berat, tidak ada nafsu makan, depresi hebat, otot-otot lemah, mencret berdarah, bengkak di daerah leher, dada, perut bagian bawah dan dibagian kelamin luar.

Daerah tertular (endemis) Antraks di Indonesia adalah Jawa Barat (Bogor, Purwakarta), Jawa Tengah (Boyolali) DI Yogyakarta (Sleman), Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Lampung, Jambi dan Sumatera Barat. Pada bulan Desember Tahun 2014 bertambah lagi daerah endemis Anthrax di Jawa Timur (Blitar).

Gejala penyakit pada hewan :

1.  Bentuk perakut (sangat cepat) terjadi sangat mendadak dan segera diikuti kematian, sesak nafas, paha gemetar, hewan rubuh dan kadang-kadang kejang. Pada sapi, kambing & domba bisa terjadi kematian tanpa menunjukkan gejala penyakit terlebih dulu.

2.  Bentuk Akut (cepat) Gejala pada sapi, kambing & domba antara lain demam (41,5), gelisah, sesak nafas, kejang dan diikuti kematian. Pada Kuda terjadi nyeri perut, diare berdarah, bengkak daerah leher, dada, perut bagian bawah & alat kelamin luar.

Perluasan Penyakit Dan Jenis Hewan Yang Terkena :

1.  Pada kuda Anthrax biasanya menyebabkan kolik, mungkin karena torsil intestinal atau invaginasi, tidak disertai akumulasi tinja dan gas. Sering juga disertai busung di daerah leher, dada, bahu dan pharynx. Busung tersebut berbeda dengan pembengkakan yang disebabkan oleh purpura hemorrhagica, karena perkembangannya cepat, ada rasa nyeri, demam tinggi dan perbedaan lokalisasinya. Gejala gelisah jarang terdapat tetapi selalu mengalami sesak nafas dan kebiruan. Penyakit tersebut biasanya berakhir 8-36 jam, atau kadang-kadang sampai 3-8 hari.

2.  Pada sapi, gejala-gejala permulaan kurang jelas kecuali demam tinggi sampai 42 oC. biasanya sapi-sapi tersebut terus digembalakan atau dipekerjakan. Dalam keadaan serupa sapi dapat mendadak mati dikandang, dipadang gembalaan atau saat sedang dipekerjakan. 

Perut agak kembung. Pada puncak penyakit darah keluar melalui dubur, mulut lubang hidung dan kemihnya bercampur darah. Pada beberapa kasus terdapat bungkul-bungkul keras berisi cairan jernih atau nanah, pada selaput lendir mulut terdapat bercak-bercak, lidah bengkak dan kebiruan, serta ludah keluar dari mulut. Kadang-kadang terdapat Anthrax pharyngeal primer.

Anthrax kulit primer maupun sekunder jarang terdapat. Penyakit ini biasanya berakhir setelah 10-36 jam, kadang-kadang sampai 2-5 hari. Anthrax kronis dapat pula terjadi pada sapi yang berlangsung selama 2-3 bulan. Hewan-hewan yang menderita penyakit akan menjadi kurus dengan cepat. 

3. Pada domba dan kambing, biasanya bentuk perakut dengan perubahan-perubahan apopleksi serebral, hewan-hewan yang terserang tiba-tiba pusing, berputar-putar, gigi gemetar dan mati hanya dalam beberapa menit setelah darah keluar dari lubang-lubang tubuh. Pada kasus yang kurang cepat, penyakit tersebut hanya berlangsung selama beberapa jam, dengan tanda-tanda : gelisah, berputar-putar, respirasi berat dan cepat, jantung berdebar-debar, tinja dan kemihnya berdarah. Ludah keluar dari mulut dan terjadi konvulsi. Busung dan enteritis jarang terdapat. 

4. Pada babi, gejala penyakitnya berupa demam dan pharyngtis dengan pembengkakan didaerah subparotidea dan larynx yang berlangsung cepat (Anthraxangana).

5. Pada anjing dan pemakan daging (carnivora) lainnya, gejala penyakit berupa gastroenteritis dan pharyngitis, tetapi kadang-kadang hanya demam. Setelah makan daging yang mengandung kuman Anthrax, bibir dan lidah menjadi bengkak, atau timbul bungkul-bungkul pada rahang atas. Kadang-kadang dapat terjadi infeksi umum melalui erosi pada selaput lendir kerongkongan. 

Sumber Penularan Anthrax :

a.   Hewan/ternak penderita Anthrax.

b.   Pakan hewan yang tercemar spora/kuman antraks.

c. Tanah/tanaman/air/media lain yang tercemar spora/kuman antraks.

Bagaimana Manusia Dapat Tertular :  

a.  Kontak antara luka pada kulit manusia dengan hewan/produk hewan yang mengandung spora bakteri antraks (agricultural anthrax).

b.  Terhirupnya spora bakteri antraks ke dalam saluran pernafasan saat menangani produk hewan (kulit/bulu) yang mengandung spora (industrial anthrax). 

c. Mengkonsumsi pangan asal hewan yang mengandung spora bakteri antraks.

d.  Gigitan vektor/pembawa kuman antrak, misalnya lalat Tabanus sp.

Gejala Antraks pada Manusia :

Gejala klinis pada manusia ada 4 bentuk :

a. Bentuk kulit : gatal, timbul bungkul-bungkul merah pucat dengan cairan bening kemerahan yang dapat pecah menjadi koreng kehitaman. Bungkul berikutnya muncul disekitarnya. Jaringan disekitar bungkul tegang, bengkak dan kulit disekitarnya berwarna merah tua.jika tidak mendapat pengobatan yang tepat, infeksi akan meluas dan dapat menyebabkan kematian (septikimia).

b.  Bentuk pernafasan : Sesak nafas, batuk, demam (tidak terlalu tinggi), dan dapat menyebabkan kematian jika penderita kekurangan oksigen akibat sesak nafas yang hebat.

c.  Bentuk pencernaan : Nyeri/kram perut, mual muntah, demam, diare berdarah.

d.   Bentuk saraf : Nyeri kepala, demam, muntah, kejang-kejang.

Peran Masyarakat :

  1. Dilarang memasukkan hewan/bahan asal hewan dari daerah endemis Antraks.
  2. Dilarang memotong/membuka/melakukan sayatan apapun terhadap bangkai ternak yang mati mendadak, dengan alasan apapun.
  3. Hewan yang diduga anthraks harus segera dimusnahkan (hindari kontak langsung dengan hewan/bahan asal hewan yang dicurigai,dengan memakai masker, sarung tangan dan sepatu karet, Selama pengangkutan ke tempat pemusnahan, hewan yang diduga anthraks harus dibungkus rapat).

 

 

Dikutip dari berbagai sumber.

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Cegah Penularan Anthrax Pada Manusia