26/06/2019 10:58:43
Info Kesehatan

Semut Charlie Kembali Jadi Viral, Apa Saja Bahayanya?

Baru-baru ini semut charlie yang juga dikenal dengan semut semai atau tomcat kembali menjadi viral di jagat media sosial. Semut ini menjadi viral di facebook setelah beredar foto serangga ini yang konon bisa membuat kulit manusia melepuh. Apa saja bahaya yang ditimbulkan dari semut berekor lancip dengan warna hitam ini?

Semut charlie atau tomcat termasuk serangga cukup beracun. Biasanya tomcat hidup di daerah yang lembap, dan terkadang ada di pepohonan, tambak, serta semak-semak. Racun pada serangga ini bisa menimbulkan efek cukup menyakitkan di kulit dan berbagai bagian tubuh manusia meskipun tidak sampai mematikan.

Di Indonesia, tomcat memiliki banyak nama. Selain semut charlie dan semut semai, tomcat juga sering disebut kumbang rove dan semut kayap. Pada 2015 serangga ini pernah mewabah di Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat. Saat itu, sejumlah penghuni rusun khususnya anak-anak telah menjadi korban, sehingga badannya gatal-gatal dan melepuh. Tidak hanya di Jakarta, serangan semut charlie pun pernah mewabah di beberapa kota di Indonesia.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui terkait semut charlie ini. Melansir dari klikdokter, serangga ini berhabitat alami di persawahan. Predator alaminya adalah wereng dan kepik. Jika habitatnya menghilang, maka serangga ini akan berkomunal di tempat yang terang dan hangat. Tomcat memang memiliki cairan beracun, namun tidak mematikan.

Semut charlie menyebarkan racunnya dengan cara menyemprotkan ke arah datangnya ancaman. Dampak yang ditimbulkan adalah gejala kemerahan dan muncul bintil-bintil 24-36 jam pasca paparan. Sensasi yang dirasakan adalah panas dan gatal. Pertolongan pertama bisa dilakukan dengan membasuh dengan cairan sabun atau air bersih dengan aliran satu arah.

Ukuran semut charlie memiliki panjang berkisar antara 1 hingga 35 mm (1,5 inci), dengan sebagian besar di kisaran 2-8 mm, dan bentuk umumnya memanjang, dengan beberapa serangga semut charlie atau tomcat yang berbentuk bulat seperti telur. Badannya berwarna kuning gelap di bagian atas, bawah abdomen (perut), dan kepala berwarna gelap. Memiliki sebuah antena seperti semut pada umumnya.

Tomcat tidak mengigit ataupun menyengat. Tomcat akan mengeluarkan cairan secara otomatis bila bersentuhan  dengan kulit manusia secara langsung. Gawatnya, Tomcat juga akan mengeluarkan cairan racunnya ini pada benda-benda seperti baju, handuk, ataupun benda-benda lainnya.

Pada jenis serangga tertentu, terdapat cairan yang diduga 12 kali lebih kuat dari bisa ular kobra. Cairan hemolimf atau toksin ini disebut sebagai 'aederin' (C24H43O9N). Jika sudah terkena dermatitis, segera bersihkan seprei, sapu tangan, handuk, pakaian maupun benda-benda yang disinyalir terkena racun tomcat.

Bersentuhan dengan kumbang ini saat berbaring atau tidur, menghancurkannya pada badan atau mengosok dengan jari yang kotor akan menyebabkan konjungtivitas dan penyakit kulit yang parah yang dikenali sebagai 'dermatitis linearis', 'aederus (kumbang rove/ staphylinidae) dermatitis'.

Kalau melihat tomcat hinggap di tangan, jangan dipencet atau dibunuh seperti mematikan nyamuk ataupun serangga kecil lainnya. Sebaiknya Tomcat ditiup hingga pergi, atau diambil dengan hati-hati menggunakan alat atau tangan yang ditutupi plastik dan dibuang ke tempat yang aman. Setelah itu cuci tangan dengan sabun dan ulangi lagi.

Kalau bisa semprot serangga itu dengan racun serangga dan disingkirkan tanpa harus menyentuhnya secara langsung. Sejatinya, serangga ini merupakan sahabat petani karena merupakan predator alami bagi wereng, salah satu hama yang menjadi musuh utama para petani. Tomcat merupakan kelompok serangga pertanian, tetapi dalam 3 sampai 4 tahun terakhir dilaporkan adanya gangguan kesehatan pada manusia yang disebabkan oleh serangga tersebut.

Tidak menyebabkan herpes

Pada beberapa sebaran informasi di berbagai media disebutkan serangan serangga ini menyebabkan herpes. Ini salah besar. Memang adanya gejala yang ditimbulkan sangat mirip dengan herpes, namun iritasi kulit yang ada bisa ditangani tidak sama dengan penanganan herpes. Pengobatan paparan tomcat atau semut charlie bukanlah dengan topikal ataupun oral acyclovir, karena acyclovir hanya untuk penanganan virus herpes.

Bawalah segera ke rumah sakit atau klinik terdekat. Penanganan pertama bisa dilakukan dengan basuhan air untuk mengurangi paparan. Pastikan arah basuhan langsung ke pembuangan, guna mencegah potensi sisa basuhan yang membawa kandungan zat aktif racun memaparkan ke wilayah kulit lainnya.

Adalah bijaksana jika kondisi penderita dapat langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang terbaik dari pihak otoritas medis. (*)

 

 

*Dari berbagai sumber

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Semut Charlie Kembali Jadi Viral, Apa Saja Bahayanya?