25/07/2019 16:24:36
Info Kesehatan

Anak Obesitas Booming di 2025? Ini Dia Bahayanya

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan perhatian serius pada masalah obesitas pada anak. Diprediksi, pada 2025 mendatang, jumlah anak penderita obesitas di dunia akan mencapai 70 juta jiwa. Bagaimana dengan di Indonesia? 

Menurut data Riskesdas 2013, jumlah anak di Indonesia yang mengalami obesitas terus mengalami peningkatan. Setidaknya terdapat 18,8 persen anak yang mengalami obesitas dengan rentan usia antara 5-12 tahun.

Dokter spesialis gizi klinis, dr. Diana F. Suganda, M.Kes, SpGK mengatakan, penyebab obesitas pada anak terbagi menjadi tiga faktor antara lain, faktor perilaku, lingkungan, dan genetik.

’’Intinya, mau anak atau orang dewasa, obesitas itu disebabkan oleh tidak seimbangnya energi yang masuk dan keluar,’’ ujar Diana seperti dilansir dari Okezone.

Kondisi ini semakin diperparah dengan perilaku atau kebiasaan yang kini banyak digandrungi oleh anak-anak. Seiring berkembangnya teknologi, Diana menilai banyak-banyak anak yang keranjingan bermain gadget, serta mengadopsi pola hidup tidak sehat seperti mengonsumsi makanan berkalori tinggi.

Tak heran jika mereka cenderung kurang melakukan aktivitas fisik, sehingga proses pembakaran lemak dan kalori di dalam tubuh pun tidak maksimal. Kebiasaan inilah yang kemudian memicu terjadinya obesitas.

’’Makanan yang disukai anak itu seperti fast food, dan makanan manis. Makanan tersebut memiliki kandungan kalori, lemak jenuh, dan gula yang sangat tinggi. Sebagai contoh, satu porsi donat kopong saja mengandung 200 kalori, kalau ada isian dan topping bisa 300-an kalori. Satu burger 570 kalori,’’ tutur Diana.

Oleh karena itu, sebaiknya segera mengatasi masalah obesitas sebelum terlambat. Sebab, obesitas sangat bisa mengganggu kesehatan anak seperti risiko terkena stroke, darah tinggi, penyakit jantung, diabetes, radang sendi, dan patah tulang.

Dari segi psikologi mereka pun cenderung lebih mudah mengalami depresi. Pemicunya tentu saja datang dari lingkungan sekitar. Misalnya, kasus bullying yang sering terjadi karena bentuk tubuh mereka berbeda dengan teman-temannya.

’’Solusinya adalah menyiapkan makanan yang tepat untuk mereka. Batasi juga asupan gula, garam, dan lemak. Kemudian dorong mereka untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya 60 menit per minggu. Lalu perbanyak asupan buah dan sayuran untuk bekal mereka ke sekolah,’’ tutur Diana.

Jika anak Anda mengalami obesitas, cobalah terapkan pola hidup yang sehat untuk menurunkan berat badannya. Beberapa hal berikut ini dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak obesitas mengatasi masalah kelebihan berat badan seperti dilansir dari laman kesehatan Alodoc:

1.Biasakan anak untuk mengonsumsi makanan sehat

Batasi anak mengonsumsi makanan cepat saji. Ajak dan biasakanlah anak untuk mengonsumsi makanan sehat, seperti sayur, buah, protein, biji-bijian, dan susu rendah lemak. Anda juga bisa membiasakan anak untuk makan dalam porsi kecil, namun frekuensinya lebih sering.

2.Ajak anak untuk lebih aktif bergerak

Pastikan anak Anda tidak hanya duduk bermain game atau menonton TV di rumah. Ajak anak melakukan berbagai aktivitas fisik yang menyenangkan, misalnya bermain petak umpet atau lompat tali. Dengan begitu, anak akan lebih aktif bergerak sehingga kalori yang dibakar akan lebih banyak.

3.Perbanyak aktivitas bersama keluarga

Selain membuat ikatan keluarga menjadi lebih erat, melakukan aktivitas bersama keluarga juga bisa membantu mengatasi obesitas pada anak. Caranya, temukan aktivitas fisik yang menyenangkan dan dapat dinikmati seluruh anggota keluarga, seperti berenang atau jalan santai.

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Anak Obesitas Booming di 2025? Ini Dia Bahayanya