21/08/2019 09:19:29
Info Kesehatan

Awas, Batuk Rejan pada Anak Bisa Sebabkan Kematian

 Jika ada anggota keluarga Anda yang menderita batuk rejan atau pertusis, sebaiknya segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lanjutan. Jangan pernah menganggapnya enteng, karena batuk rejan dapat mengancam nyawa, terutama jika terjadi pada lansia dan anak-anak, khususnya bayi. Apa itu batuk rejan?

Seperti dikutip dari AloDokter, batuk rejan adalah infeksi bakteri pada paru-paru dan saluran pernapasan yang mudah sekali menular. Batuk rejan dapat dikenali dari rentetan batuk keras secara terus-menerus yang diawali tarikan napas panjang lewat mulut. Seseorang bisa menderita batuk rejan hingga tiga bulan lamanya, sehingga penyakit ini juga biasa disebut ’’batuk seratus hari”.

 Batuk rejan bisa membuat penderita kekurangan oksigen dalam darahnya. Selain itu dapat terjadi berbagai komplikasi, misalnya pneumonia. Bahkan pada beberapa kasus, tulang rusuk penderita mengalami luka akibat batuk yang sangat keras.

Batuk rejan dapat menyebar dengan cepat dari orang ke orang. Maka dari itu, vaksin pertusis diperlukan untuk mencegah seseorang terkena penyakit ini.  Bakteri penyebab batuk rejan biasanya menyebar melalui cairan yang keluar saat penderita batuk atau bersin.

 Umumnya, gejala batuk rejan akan muncul antara 7-21 hari usai bakteri Bordetella pertussis masuk dalam saluran pernapasan seseorang. Perkembangan gejala batuk rejan ada tiga tahapan, terutama pada bayi dan anak kecil, yaitu:

·         Tahap pertama (masa gejala awal). Tahap ini ditandai dengan munculnya gejala-gejala ringan, seperti hidung berair dan tersumbat, bersin-bersin, mata berair, radang tenggorokan, batuk ringan, hingga demam. Tahap ini bisa berlangsung hingga dua minggu, dan di tahap inilah penderita berisiko menularkan batuk rejan ke orang di sekelilingnya.

·         Tahap ke-dua (masa paroksismal). Tahap ini ditandai dengan meredanya semua gejala-gejala flu, namun batuk justru bertambah parah dan tidak terkontrol. Di tahap inilah terjadi batuk keras secara terus-menerus yang diawali tarikan napas panjang lewat mulut (whoop). Usai serangan batuk, penderita bisa mengalami muntah, umumnya pada bayi dan anak-anak, serta kelelahan. Tahap ini bisa berlangsung dua hingga empat minggu atau lebih.

·         Tahap ke-tiga (masa penyembuhan). Di tahap ini, tubuh penderita mulai membaik. Meski demikian, gejala batuk rejan bisa tetap ada atau bahkan lebih keras. Tahap pemulihan ini bisa berlangsung hingga dua bulan atau lebih, tergantung dari pengobatan.

 Berikut ini beberapa kondisi yang harus segera menerima penanganan dokter:

·         Bayi berusia 0-6 bulan yang terlihat sangat tidak sehat.

·         Penderita kesulitan untuk bernapas.

·         Penderita mengalami komplikasi serius, seperti kejang atau pneumonia.

·         Mengeluarkan bunyi saat menarik napas.

·         Muntah akibat batuk rejan yang parah.

·         Tubuh menjadi memerah atau membiru.

 Diagnosis

Batuk rejan yang masih pada tahap awal memang cukup sulit untuk didiagnosis, karena penyakit flu atau bronkitis punya gejala-gejala yang hampir serupa. Biasanya dari gejala-gejala batuk pada penderita dan mendengarkan suara batuk yang dihasilkan, dokter sudah bisa mendiagnosis batuk rejan.

Nah, untuk memastikannya, biasanya dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan tambahan. Rangkaian pemeriksaan tersebut meliputi tes darah. Dalam pemeriksaan ini dapat ditemukan adanya peningkatan sel darah putih dan antibodi bakteri Bordetella pertussis dalam darah penderita.

Selain itu, dilakukan pengambilan sampel lendir dari hidung atau tenggorokan. Untuk melihat apakah lendir atau dahak penderita mengandung bakteri Bordetella pertussis atau tidak.

Pemeriksaan selanjutnya adalah melakukan foto rontgen. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk melihat apakah paru-paru pasien mengalami peradangan atau penumpukan cairan di dalamnya. Kondisi ini bisa muncul ketika batuk rejan mengalami komplikasi, misalnya pneumonia. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Awas, Batuk Rejan pada Anak Bisa Sebabkan Kematian