26/11/2019 09:26:04
Info Kesehatan

Waspadai Jajanan Pencetus Diabetes pada Anak

 Mungkin Sobat Dokcil masih ingat kabar duka yang menyelimuti dunia hiburan kita belum lama ini. Ya, artis peran Cecep Reza atau yang dikenal dengan perannya sebagai Bombom di Sinetron Bidadari, telah berpulang dalam usianya yang masih sangat muda: 31 tahun. Mantan artis cilik itu meninggal pada 19 November 2019 dalam kondisi sedang tidur.

 Diberitakan, Cecep Reza mengidap penyakit jantung dan sudah menjalani pemasangan ring. Selain jantung, Cecep Reza juga diketahui mengidap penyakit diabetes mellitus (DM). Nah, kali ini kita akan membahas tentang penyakit diabetes yang prevalensinya semakin meningkat, bahkan menjadi ’’pembunuh’’ nomor 4 di dunia.

Risiko diabetes mellitus  mengancam tidak hanya orang dewasa melainkan juga anak-anak. Hal ini dipicu oleh faktor gaya hidup yang tidak sehat. Data dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebutkan bahwa diabetes pada anak dan remaja mengalami peningkatan sampai 700 persen dalam 10 tahun terakhir. Kasus diabetes pada anak berusia 0-18 tahun erat kaitannya dengan meningkatnya penderita obesitas pada anak.

Ahli nutrisi Emilia Achmadi MS, RD mengatakan, kecenderungan diabetes pada anak–anak terjadi karena makanan dan jajanan yang tersedia sekarang lebih tinggi kalori dan kandungan gula, tetapi rendah serat.  

’’Ini yang memicu anak sering lapar sehingga menjadi banyak makan karena kekurangan serat. Faktor inilah yang menjadi pemicu awal diabetes karena anak kelebihan berat badan,’’ kata Emilia seperti yang dilansir dari Kompas.com.

Walau risikonya lebih besar pada anak yang kegemukan, tetapi menurut Emilia, anak yang berat badannya ideal juga bisa menderita diabetes jika gula darahnya tidak terkontrol.  ’’Jadi, tidak 100 persen penyakit ini dilihat dari berat badan saja,’’ ujarnya menambahkan.

Diabetes bukanlah penyakit sepele karena kadar gula darah yang tidak terkontrol dalam jangka panjang bisa memicu penyakit berbahaya lain, seperti stroke, jantung, ginjal, hingga kebutaan. Pola hidup sehat merupakan keharusan agar anak terhindar dari obesitas dan diabetes.

Hal paling mendasar adalah menjaga pola makan. Dalam hal ini, orang tua memiliki peran penting dalam pengaturan dan pemilihan makanan anaknya.

’’Dalam menyiapkan menu makan anak, biasakan untuk membagi piring makan menjadi tiga bagian; 50 persen diisi dengan sayuran dan buah, 25 persen diisi dengan karbohidrat baik, dan 25 persen sisanya diisi dengan protein seperti daging dan telur,’’ kata Emilia.

Di tempat terpisah, dokter spesialis gizi klinik di RSCM Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MS, MSc, SpGK (K), mengungkapkan, bahwa diabetes tidak hanya disebabkan oleh faktor keturunan, tapi juga dipengaruhi oleh lingkungan. Termasuk makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Saat ini menurutnya banyak jajanan yang justru minim zat gizi dan tinggi kalori. Bahkan, beberapa jajanan hanya berisi tepung, gula, dan lemak. Contohnya, minuman kekinian seperti bubble drink atau minuman kemasan.

’’Sekarang susah mencari minuman tidak manis. Harus minta less sugar atau no sugar. Apalagi minuman sachet, termasuk kopi sachet, soft drink, teh yang di kotak dan botol. Isinya gula, rasa hanya flavor,’’ ucapnya.

Mengolah sendiri

 Untuk meminimalisasi risiko diabetes, sudah saatnya Sobat Dokcil mulai mengolah sendiri makanan sehat untuk keluarga. Dengan bantuan alat-alat modern dan praktis, mengolah sendiri makanan sehat tentu bukan lagi menjadi hal yang sulit.

Selain itu, orang tua harus secara konsisten terus mengedukasi dan mengingatkan anak tentang bahayanya mengonsumsi makanan dan minuman secara berlebihan, sesuai tingkat pemahaman mereka. Hal yang tak kalah penting adalah mengajak anak memperbanyak aktivitas fisik, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga di sekolah. Aktivitas fisik juga harus diimbangi dengan istirahat yang cukup. (*)

 

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Waspadai Jajanan Pencetus Diabetes pada Anak