Mendisiplinkan Pola Makan Sehat pada Anak

 Membiasakan anak untuk makan makanan yang sehat, merupakan tantangan tersendiri. Akan tetapi, bukan berarti tidak bisa dilakukan. Penting untuk ketahui, pemberian makanan pertama pada anak, yakni saat usianya menginjak 6 bulan, sangat memengaruhi pola makan sehat yang akan terbentuk nantinya.  

Agar Sobat Dokcil dapat membentuk pola makan sehat pada anak sejak dini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Apa saja?

Menu makanan harus beragam

Hal ini untuk mengantisipasi anak yang suka pilih-pilih makanan (picky eater). Kecenderungan anak yang suka pilih-pilih makanan biasanya karena kurangnya variasi menu yang diberikan saat balita. Oleh karena itu, usahakan agar menu makanan beragam sehingga anak terbiasa untuk mengonsumsi beberapa jenis pangan tanpa pilih-pilih.

Variasi menu makanan juga dapat membuat anak menikmati waktu makan. Selain itu, tentu saja anak bisa mendapatkan asupan gizi yang lebih lengkap dan seimbang, bukan?

Memperkenalkan beragam makanan saat anak masih kecil (sebelum usia 8 bulan) juga dapat meminimalisasi potensi alergi. Jika orang tua memiliki riwayat alergi berat terhadap makanan tertentu, konsultasikanlah ke dokter spesalis anak tentang cara memperkenalkan makanan tersebut untuk mengurangi risiko alergi.

Gizi seimbang

Ketika memilih makanan untuk anak, orang tua perlu memerhatikan kandungan gizi yang ada di dalamnya. Banyak orang tua yang membatasi konsumsi karbohidrat dan lemak pada anak dan memperbanyak protein serta serat dalam makanannya. Padahal anak berusia balita masih sangat memerlukan karbohidrat dan lemak untuk membantu tumbuh kembangnya.

Untuk membentuk pola makan sehat pada anak, sebaiknya tetap penuhi kebutuhan gizinya secara berimbang. Pilihlah makanan yang mengandung tinggi zat besi karena anak membutuhkan zat besi untuk pertumbuhan dan perkembangannya, sedangkan kadar zat besi pada ASI setelah usia 6 bulan sudah sangat tidak mencukupi kebutuhannya.

Kombinasikan makanan berikut ini untuk menjaga agar pola makan sehat anak tetap terjaga:

- Karbohidrat seperti nasi, kentang dan jagung yang diberikan secara bergantian

- Protein dari hati ayam, ikan, daging, telur dan kacang-kacangan

- Buah dan sayur-sayuran yang berbeda betiap harinya

- Lemak dari minyak, mentega, santan, dan makanan sumber omega 3 dan 6

- Susu dan produk olahan seperti keju dan yoghurt

Jam makan teratur

Selain kandungan gizi dalam makanan, untuk membentuk pola makan sehat pada anak diperlukan juga jam makan yang teratur. Pastikan orang tua memberikan anak makanan pada jam yang sama setiap harinya. Makan besar bisa diberikan tiga kali sehari, sebagai contoh pada pukul 7 pagi, 12 siang, dan 6 sore. Sementara di sela-sela jam tersebut, anak bisa diberikan camilan sehat pada pukul 10 pagi dan 3 sore.

Untuk cemilan, hindari memberikan anak makanan olahan dengan kandungan gula yang  tinggi. Dengan memberikan makanan pada jam-jam yang sama setiap harinya, anak akan membiasakan diri untuk lebih disiplin menentukan waktu makan.

Selain itu, jam makan yang teratur juga membantu tubuh si kecil lebih siap menerima nutrisi dengan lebih maksimal. Usahakan untuk memberikan jarak antara makan dan susu sebanyak minimal 2 – 2,5 jam. Hindari pemberian susu untuk menggantikan makan pada jadwal makan agar nafsu makan anak tetap terjaga, dan berikanlah air putih di antara waktu makan.

Porsi yang tepat

Balita punya ukuran perut yang jauh lebih kecil dibandingkan orang dewasa. Karena itu, porsi makannya pun akan lebih sedikit. Namun dari porsi yang sedikit itu, pastikan orang tua memberikan anak makanan yang lengkap dan padat nutrisi.

Metode Responsive feeding membantu orang tua mengenali rasa lapar dan kenyang pada anak. Apabila mereka lapar dan tetap mau makan, tambahkan porsi. Sebaliknya, apabila anakmenolak untuk makan, hindari pemaksaan. Cobalah bujuk mereka, namun jika tidak berhasil, hentikan proses makan. Proses makan diusahakan agar tidak lebih dari 30 menit. (*)

*Dari berbagai sumber