05/12/2019 10:04:42
Info Kesehatan

Anak Usia Sekolah Berisiko Tinggi Tertular HIV/AIDS, Begini Cara Mengedukasinya

Foto: Ilustrasi: Internet

Anak usia sekolah berisiko tinggi tertular HIV/AIDS. Nah, mumpung masih dalam momen Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada 1 Desember, sebaiknya Sobat Dokcil mulai mengedukasi mereka tentang HIV/AIDS dan cara penularannya. Bagaimana caranya? Simak artikel berikut ya.

Tak sedikit orang tua yang bingung menjelaskan perihal HIV/AIDS kepada anak karena penyakit ini sangat identic dengan perilaku seks bebas dan menyimpang. Akan tetapi, orang tua tetap harus menjelaskannya terutama jika anak memasuki usia sekolah. Sebab, anak usia sekolah berisiko tinggi tertular HIV/AIDS.

Menurut dr. Dyan Mega Inderawati dari Klik Dokter anak usia sekolah memiliki risiko cukup tinggi untuk  ’’salah gaul’’ yang pada akhirnya bisa membawa mereka pada penyakit HIV/AIDS. Nah, supaya tidak salah kaprah dan penyampaian tentang HIV/AIDS pada anak bisa tepat sasaran, dr. Ega menyarankan cara-cara sebagai berikut:

Pertama, jelaskan dulu bahwa HIV/AIDS adalah penyakit menular yang sangat berbahaya.

Setelah itu, terangkan tentang cara-cara penularannya. Hal ini sangat penting supaya anak tidak melakukan hal-hal yang bisa membuatnya tertular, misalnya seks bebas, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, atau terpapar cairan tubuh penderita HIV/AIDS.

Di Indonesia, penularan HIV/AIDS paling banyak terjadi pada LGBT dan penggunaan jarum suntik. Oleh sebab itu, tekankan kepada anak untuk jangan pernah menggunakan jarum suntik kecuali jika dirinya berada di ruangan dokter atau laboratorium rumah sakit.

Peringatkan juga kepada anak bahwa alat kelaminnya tidak boleh dipegang oleh siapa pun, kecuali dirinya sendiri dan orang tua. Kalaupun ada pemeriksaan yang mengharuskan petugas untuk memegang kemaluannya, orang tua harus mendampinginya.

Di luar negeri, anak-anak biasanya diberikan pengetahuan soal kondom untuk mengurangi penularan HIV/AIDS. Namun di Indonesia, orang tua sebaiknya harus lebih menekankan kepada ajaran Abstinence, yaitu tidak berhubungan seks kecuali sudah menikah dan itu pun harus dengan pasangannya yang sah.

Fakta dan mitos

Apabila anak sulit memahami bahaya, cara penularan, dan pencegahan HIV/AIDS, kini saatnya Anda meluruskan sejumlah fakta dan mitos tentang penyakit menular tersebut. Ini bermanfaat agar anak mengetahui betul mana yang harus dilakukan dan sebaiknya diabaikan.

Adapun sejumlah fakta dan mitos yang dimaksud, yaitu:

HIV/AIDS dapat ditularkan melalui alat makan

Faktanya, virus HIV tidak dapat ditularkan melalui penggunaan alat makan secara bergantian. Ini karena virus penyebab HIV mudah mati di udara bebas, dan air liur tidak mengandung cukup virus untuk menularkan penyakit terkait. HIV/AIDS hanya dapat menular melalui paparan darah, sperma, cairan vagina, dan Air Susu Ibu (ASI).

HIV/AIDS dapat ditularkan melalui pakaian bekas

Ini tentu tidak benar. HIV/AIDS hanya dapat ditularkan melalui kontak cairan tubuh seperti yang telah disebutkan di atas. Lagipula, jika sudah lewat dari satu menit, virus yang berada di udara bebas pasti sudah mati.

HIV/AIDS dapat ditularkan melalui air kolam renang umum

Air kolam renang mengandung kaporit (chlorine) yang mempercepat matinya virus, termasuk virus HIV. Jadi, pernyataan tersebut hanyalah omong kosong belaka.

Apabila Anda dan anak mengenal orang dengan HIV/AIDS alias ODHA, sebaiknya jangan dijauhi. Sebab, Anda tidak akan dengan mudahnya tertular, seperti mitos yang beredar di masyarakat. Tetaplah berikan dukungan kepada mereka dan hentikan penyebaran HIV/AIDS dengan terus menghindari faktor risikonya. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Anak Usia Sekolah Berisiko Tinggi Tertular HIV/AIDS, Begini Cara Mengedukasinya