26/12/2019 10:43:22
Info Kesehatan

Kebanyakan Konsumsi Gula Sebabkan Anak Terkena Sugar Rush, Benarkah?

Foto: Foto: Internet

Gula begitu dekat dengan hidup kita. Fungsinya sebagai pemanis makanan dan minuman, sehingga selalu tersedia di dapur rumah.  

Sayangnya, tidak semua gula aman dikonsumsi anak. Di bawah ini beberapa jenis gula dengan batasan konsumsinya dan efeknya buat anak.

- Gula pasir atau gula putih yang dikenal juga sebagai sukrosa, mudah diserap tubuh, dan aman dikonsumsi anak. Batasan konsumsinya adalah 6 sendok teh sehari.

- Gula merah terdiri dari 50% sukrosa dan sisanya glukosa (gula sederhana dari karbohidrat) dan fruktosa. Gula merah masih aman dikonsumsi anak. Fruktosa adalah jenis gula buah yang paling aman karena diserap secara perlahan oleh tubuh.

- Gula alkohol merupakan bahan pembuat permen, umumnya nilai kalorinya lebih rendah dibanding gula pasir. Masih aman dikonsumsi anak asal tidak berlebihan. Salah satu efek yang bisa ditimbulkan gula ini adalah anak sering buang air besar. Beberapa jenis gula alkohol yang ada dalam permen adalah manitol, sorbitol, dan xylitol.

- Gula buatan sakarin biasa digunakan untuk minuman ringan khusus diet. Masih bisa dikonsumsi anak dalam batas 50 - 300 mg/kg berat badan. Tingkat rasa manisnya sekitar 300 - 400 kali sukrosa.

- Gula buatan aspartam digunakan untuk permen karet, khusus untuk diet. Tingkat rasa manisnya kira-kira 200 kali sukrosa. Kurang aman dikonsumsi anak karena bisa memicu keterbelakangan mental akibat penumpukan fenilalanin (salah satu kandungan aspartam) menjadi tirosin pada jaringan saraf.  Hal ini bisa terjadi, jika dikonsumsi anak secara berlebihan. Tirosin yang dihasilkan ini seharusnya dibuang dari tubuh. Batasan konsumsi 40 mg/ kg berat badan.

- Gula buatan siklamat biasa digunakan untuk membuat permen karet, es krim, serta makanan dan minuman jajanan. Menurut beberapa studi, sakarin dan siklamat merupakan senyawa yang bersifat karsinogenik (pemicu kanker). Jadi, batasan konsumsi gula jenis ini hanya 11 mg/kg berat badan.

Apa itu sugar rush?

Dr. David Ludwig, pengajar pediatri di Harvard Medical School sekaligus direktur program Optimal Weight for Life di Children's Hospital Boston, mengatakan bahwa sugar rush terjadi ketika anak-anak mengonsumsi makanan berindeks glisemik tinggi.

Makanan ini diketahui dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, namun tidak akan bertahan lama. Kenaikan gula darah inilah yang akan memberikan dorongan energi pada anak dan membuat mereka kesulitan untuk memfokuskan perhatian.

Namun The American Dietetic Association (ADA) mengatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan bahwa sugar rush menyebabkan anak-anak menjadi hiperaktif. Menurut Mark Wolraich, M.D., kepala departemen kedokteran anak di University of Oklahoma di Oklahoma City, anggapan tersebut timbul karena kelakuan anak-anak pada acara-acara pesta, saat mereka cenderung menyantap aneka makanan manis dan lantas berperilaku 'menggila'.

Sementara menurut, William Sears, dokter anak sekaligus penulis The Family Nutrition Book,  anak-anak tertentu mungkin lebih sensitif terhadap gula dibandingkan anak lain. Perilaku, kemampuan belajar, dan konsentrasi orang dewasa maupun anak-anak yang sensitif terhadap gula memang cenderung memburuk saat mereka mengonsumsi makanan atau minuman manis dalam jumlah besar.

Anak seakan mendapat suntikan energi setelah diberi mereka es krim. Tidak hanya itu, permen, coklat, atau beragam cemilan manis menjadi penyebab anak menjadi hiperaktif atau mengalami sugar rush.

Tetapi menurut National Institutes of Health, tidak ada hubungan antara gula dan hiperaktif. Penelitian demi penelitian dilakukan dan menunjukkan bahwa peningkatan gula akibat konsumsi makanan manis adalah mitos. Meski sugar rush dianggap mitos, konsumsi gula pada anak tetap harus dibatasi. (*)

*Dari berbagai sumber

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Kebanyakan Konsumsi Gula Sebabkan Anak Terkena Sugar Rush, Benarkah?