06/03/2020 13:54:27
Tren Isu

Infeksi Corona Bisa Terjadi Tanpa Gejala, Kok Bisa?

Foto: Internet/Petugas bandara saat memeriksa suhu tubuh pengunjung menggunakan thermal scanner.

Suhu tubuh di atas 37,5 derajat celcius kini tidak selalu menjadi ukuran seseorang terinfeksi virus corona atau Covid-19. Sebab, saat ini infeksi virus corona bahkan bisa terjadi tanpa atau sangat minim gejala.

Menurut Juru Bicara Penanganan Virus Corona di Indonesia Achmad, kecenderungan gejala Covid-19 yang semakin ringan dan bahkan tanpa gejala ini menyebabkan seseorang yang positif terinfeksi tak terdeteksi di bandara. Alhasil, penularan antar-negara pun semakin meningkat.

Diketahui, banyak negara, termasuk Indonesia, mengandalkan alat pengukur suhu tubuh atau thermal scanner di bandara untuk mendeteksi suspect Corona dari luar negeri. Namun, ada 20 negara baru yang melaporkan kasus positif Corona, termasuk Indonesia.

’’Ini artinya mobilitas penderita dengan Covid-19 di dalam tubuhnya tidak terdeteksi di pintu masuk negara mana pun. Karena kita tahu deteksi yang dilakukan di negara-negara lain saat ini mengandalkan thermal scanner atau thermal gun," ujar Achmad Yurianto di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Kamis (5/3), seperti dilansir dari CNN Indonesia.

Yuri mencontohkan seseorang yang positif terinfeksi virus Corona di Tokyo dengan suhu tubuh rendah sempat masuk ke Bali pada 15 – 19 Februari. Sebelum berlibur, ia sempat mengalami demam namun tidak dirawat inap.

Saat mengonsumsi obat pemberian dokter, kondisinya membaik hingga saat berlibur ke Pulau Dewata. Akan tetapi saat kembali ke negaranya, orang itu mengalami peningkatan suhu tubuh dan dinyatakan terinfeksi Corona.

’’Orang ini pasti tidak bisa dideteksi dengan thermal scnanner (pendeteksi suhu). Tanggal 19 (Februari) pulang, mungkin obatnya habis dan berobat lagi. (Kemudian) Dokter mengatakan ia terdeteksi virus Corona tipe dua,’’ jelas Yuri.

Menurut Yuri penyebaran virus Corona mulai mengalami perubahan. Pemerintah menyebut perubahan ini sebagai penyebaran Covid-19 gelombang dua. Gelombang pertama seperti yang terjadi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Saat ini penyebaran virus Corona di Wuhan diyakini mulai mengalami perurunan. Akan tetapi penyebaran di luar China tidak menunjukkan tanda penurunan. Bahkan, lanjut Yuri, jumlah negara yang mengonfirmasi positif Corona kian banyak.

’’Sembilan puluh lima persen di Hubei lainnya di luar Hubei tapi masih di Tiongkok. Di gelombang kedua, di luar mainland China. Angkanya makin naik dan itu kurang lebih 81 persen adanya di Korea Selatan, Jepang, Iran, dan Italia. Yang besar di sana,’’ tutur Yuri.

Virus tak sempat mereplikasi

Achmad Yuri menjelaskan, dalam beberapa kasus, orang yang terinfeksi tak mengalami batuk atau demam yang merupakan gejala umum terinfeksi corona. ’’Panasnya tidak tinggi, batuknya juga tidak terlalu kelihatan sekali. Bahkan dari beberapa laporan yang kami terima, ada asimtomatis atau tidak menunjukkan gejala," ungkapnya.

Kasus Corona jenis ini, kata Achmad, menunjukkan bahwa virus yang masuk tak sempat mereplikasi atau berkembang biak dalam tubuh. Sebab, replikasi virus akan menyebabkan suhu tubuh meningkat atau demam. Sementara, virus yang mampu mereplikasi diri hingga saluran pernafasan akan memicu lendir dan merangsang batuk.

’’Batuk itu di saluran nafas atas. Tapi begitu masuk di saluran bawah akan terjadi kegagalan pernafasan karena seluruhnya dilapisi lendir yang seakan paru-parunya tenggelam. Ini yang disebut pneumonia,’’ tuturnya.

Achmad menyebut itu terjadi karena, pertama, imunitas orang yang bersangkutan; dan kedua, virus yang semakin melemah.

’’Ini yang kemudian bisa menjelaskan kenapa kok inkubasinya tidak lagi 14 hari. Karena daya tahan tubuhnya bagus, maka tidak segera muncul gejalanya meskipun di dalam tubuhnya ada virus,’’ ucapnya.

Meski tak terdeteksi, pihaknya tetap melakukan penelusuran terhadap pihak yang pernah berkontak dengan pasien positif Virus Corona.

Diberitakan sebelumnya, Indonesia memiliki dua pasien positif Corona yang pernah kontak dengan warga negara Jepang yang lebih dulu terinfeksi. WN Jepang itu disebut bisa keluar-masuk Indonesia tanpa terdeteksi masalah kesehatannya di bandara karena tanpa gejala demam.

Sejumlah pihak pun meminta pengawasan di bandara diperketat, baik lewat penambahan teknologi maupun tenaga medisnya. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Tren Isu: Infeksi Corona Bisa Terjadi Tanpa Gejala, Kok Bisa?