26/03/2020 11:34:08
Info Kesehatan

Tak Bergejala, Anak Bisa Jadi Silent Carier Covid-19

Foto: Internet/Ilustrasi

Anak yang tampak sehat, bukan berarti bebas dari virus corona atau Covid-19. Sebab, tanpa kita sadari, mereka bisa menjadi silent carier virus tersebut.


Di tengah pandemi Covid-19, jumlah kasus infeksi pada anak-anak atau kelompok umur yang masih muda, tidak setinggi orang dewasa. Jika ada dari kelompok ini yang terinfeksi, mereka tidak menunjukkan gejala yang parah, bahkan tidak bergejala sama sekali.

Seperti dilansir dari DW, sebuah informasi yang dikeluarkan oleh pemerintah China dan dilaporkan di surat kabar South Morning China Post (SCMP), menyebutkan adanya sejumlah silent carier, yaitu orang-orang yang dikonfirmasi positif Covid-19 tetapi tidak menunjukkan gejala apapun.  Adapun persentasenya dapat mencapai 30 persen.

Data tersebut dikonfirmasi oleh kelompok ahli di Jepang yang dipimpin oleh seorang ahli epidemi di Hokkaido University, Hiroshi Nishiura. Di antara pasien-pasien Jepang yang dievakuasi dari Wuhan, 30,8 persen di antaranya dilaporkan tidak menunjukkan gejala.

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto, dalam sebuah keterangan pers menjelaskan, banyak kasus Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala yang terjadi pada anak-anak muda, atau orang dengan imunitas tinggi.

’’Terutama pada kelompok umur yang masih muda. Sering kali karena kondisi fisiknya, sering kali karena kondisi imunitasnya jauh lebih baik, maka tidak memerhatikan menjaga jarak, sehingga dia membawa virus ini tanpa gejala, kemudian menularkan kepada keluarganya,’’ ujar Yuri di Jakarta, Minggu (22/3).

Dalam sebuah penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics, dari 2.100 anak yang terinfeksi Covid-19 dan diamati di China, 90 persen diantaranya tidak mengalami gejala, mengalami gejala ringan, atau sedang. Hanya 5,9 persen dari total pasien yang diamati menunjukkan gejala atau kasus parah.

Selama persentase orang-orang terinfeksi virus ini dan tidak menunjukkan gejala masih di atas 0 persen, social distancing selalu penting untuk dilakukan. Artinya, menjaga jarak secara fisik dengan setiap orang, terlepas dari apakah mereka terlihat sakit atau tidak.

Melansir Forbes, 15,5 persen hingga 20,2 persen mungkin tidak menunjukkan gejala dan yang lainnya mungkin hanya menunjukkan gejala ringan. Dari beberapa kasus, gejala ini sangat sulit untuk diidentifikasi, bergantung pada kondisi orang yang terpapar. 

Orang yang berbeda akan memiliki kesadaran maupun toleransi gejala yang berbeda pula.  Untuk itu, social distancing menjadi penting di sini. Adanya ruang yang cukup antara satu orang dengan orang lain dapat menghilangkan rute transmisi atau penularan virus tersebut.

Ahli epidemiologi di University of California di Berkeley, Arthur Reingold, dari bukti-bukti yang ada sejauh ini, menunjukkan bahwa setidaknya anak-anak yang terinfeksi virus corona hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tidak memiliki gejala sama sekali.

Ia pun mencontohkan kasus infeksi virus corona pada anak di Amerika Serikat. Misalnya seorang siswa sekolah menengah di Washington, seorang remaja di Georgia, anak sekolah dasar di California, dan anak usia tiga tahun di Texas yang semuanya dinyatakan positif virus corona.

’’Anak-anak itu tidak mengalami sakit yang parah setelah terinfeksi. Jadi jika ada gejala yang terjadi pada mereka, kemungkinan besar hanya gejala ringan dan tidak menjadi parah bahkan berujung kematian,’’ ujarnya. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Tak Bergejala, Anak Bisa Jadi Silent Carier Covid-19