08/07/2020 10:25:56
Info Kesehatan

Peringatan PBB: Angka Zoonosis Diprediksi Meningkat, Apa yang Jadi Pemicunya?

Foto: Internet/Ilustrasi

Perpindahan penyakit dari binatang ke manusia atau zoonosis, diprediksi terus bertambah. Tren ini dipicu oleh kebutuhan protein hewani yang kian meningkat, namun tak dibarengi dengan praktik pertanian yang ramah lingkungan, dan perubahan iklim.

Peringatan ini disampaikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama Badan Penelitian Hewan Ternak Internasional dalam laporannya seperti dilansir dari BBC Indonesia. Laporan tersebut menerangkan bahwa zoonosis telah menewaskan dua juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya.

Ebola, virus West Nile, dan SARS termasuk dalam penyakit zoonosis karena mereka berawal pada hewan, kemudian berpindah pada manusia. Akan tetapi, perpindahan penyakit dari hewan ke manusia tidak terjadi secara otomatis, melainkan didorong oleh degradasi lingkungan.

Misalnya, degradasi lahan, eksploitasi alam liar, penambangan sumber daya alam, dan perubahan iklim. Semua hal tersebut memengaruhi cara interaksi hewan dan manusia.

’’Selama beberapa abad terakhir kita telah melihat setidaknya enam wabah utama virus corona baru,’’ kata Inger Andersen, wakil sekretaris jenderal dan direktur eksekutif Program Lingkungan PBB.

Ia menambahkan, selama dua dekade terakhir dan sebelum Covid-19, penyakit zoonosis menyebabkan kerusakan ekonomi USD100 miliar. Sementara, pandemi Covid-19 diperkirakan akan merugikan dunia sebesar USD9 triliun dalam kurun dua tahun ke depan.

’’Dua juta orang di negara berpenghasilan rendah dan menengah meninggal setiap tahun akibat penyakit zoonosis endemik yang tak tertangani dengan baik, seperti antraks, tuberkulosis sapi, dan rabies,’’ katanya.

’’Ini sering terjadi pada masyarakat dengan masalah pembangunan yang kompleks, ketergantungan yang tinggi pada ternak, dan kedekatan dengan satwa liar,’’ ujarnya menambahkan.

Produksi daging misalnya, kata Andersen, telah meningkat 260 persen dalam 50 tahun terakhir. ’’Kita telah mengintensifkan pertanian, memperluas infrastruktur dan menambang sumber daya dengan mengorbankan alam liar kita,’’ ucapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, bendungan, irigasi, dan peternakan terhubung dengan 25 persen penyakit menular pada manusia. Perjalanan, transportasi, dan rantai pasokan makanan telah menghapus perbatasan dan jarak.

’’Perubahan iklim telah berkontribusi pada penyebaran pathogen,’’ katanya.

Laporan ini menawarkan strategi pemerintah tentang bagaimana mencegah wabah di masa depan, seperti memberikan insentif pengelolaan lahan berkelanjutan, meningkatkan keanekaragaman hayati dan berinvestasi dalam penelitian ilmiah.

’’Ilmu pengetahuannya jelas bahwa jika kita terus mengeksploitasi satwa liar dan menghancurkan ekosistem kita, maka kita dapat berharap untuk melihat aliran stabil penyakit ini melompat dari hewan ke manusia di tahun-tahun mendatang. Untuk mencegah wabah di masa depan, kita harus lebih berhati-hati dalam melindungi lingkungan alam,’’ kata Andersen. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Peringatan PBB: Angka Zoonosis Diprediksi Meningkat, Apa yang Jadi Pemicunya?