28/07/2020 10:15:04
Info Kesehatan

Be Careful! Mayoritas Kasus Covid-19 Berasal dari Klaster Perumahan

Foto: Internet/Ilustrasi

Ternyata, kasus Covid-19 saat ini didominasi oleh klaster perumahan. Kebanyakan orang tidak menyadari dirinya terpapar virus ini dan tetap beraktivitas seperti biasa di lingkungan permukimannya.


Hal tersebut disampaikan Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah dalam talkshow yang digelar Satgas Penanganan Covid-19, Senin (27/7). "Kalau kita lihat analisis data klaster di seluruh indonesia, yang paling tinggi itu justru klaster perumahan. Lokal transmisi di tengah masyarakat itu tinggi sekali," ujar Dewi seperti dilansir dari Kompas.com.

Dewi menambahkan, mayoritas pasien positif yang datang ke rumah sakit adalah dari permukiman. Tingginya transmisi lokal ini diduga disebabkan karena banyak orang yang tak menyadari terjangkit virus corona.

Karena tidak menyadari telah terjangkit, orang tersebut beraktivitas seperti biasanya di lingkungan permukimannya. "Sehingga kita lalu menemukan klaster-klaster baru di sekitar wilayah itu yang saling berdekatan," ungkap Dewi.

Oleh sebab itu, Dewi menegaskan, peran masyarakat dalam menekan laju penularan Covid-19 sangat penting. Masyarakat diminta terus disiplin menjalankan protokol kesehatan.

"Dengan kita tetap disiplin terapkan protokol kesehatan di mana pun berada, kita bisa mencegah penularan itu. Jaga jarak, pakai masker, rajin mencuci tangan, hindari keluar rumah tidak mendesak," kata Dewi menegaskan.

Penjagaan perbatasan wilayah, lanjutnya,  terbukti mampu menekan angka kasus positif Covid-19 yang berasal dari luar ( imported case). Ia mencontohkan wilayah Raja Ampat, Gunung Singkawang di Kalimantan Barat, dan Pasaman di Sumatera Barat yang memasuki kategori zona hijau.

"Yang kita pelajari juga di antaranya adalah satu, mereka dengan tetap menjaga perbatasan wilayah keluar masuk. Ini salah satunya, karena ini mungkin menghindari adanya imported cases dari luar ke dalam,” kata Dewi.

Letak geografis Indonesia yang berjarak menguntungkan dalam memperlambat laju penyebaran Covid-19. Ia menilai, penjagaan akses keluar masuk suatu wilayah secara ketat dapat mengantisipasi penularan virus corona.

Dengan begitu, jika ada orang yang diketahui positif, harus menjalani proses karantina lebih dahulu sebelum memasuki suatu wilayah. "Jadi kalau kita lihat kabupaten/kota di Indonesia secara geografis juga agak-agak jauh dengan yang lainnya," ucap Dewi.

Zona Merah Bertambah

Di sisi lain, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan adanya penambahan 18 kabupaten/kota berstatus zona merah dalam sepekan. Pada 19 Juli lalu, Gugus Tugas mencatat ada 35 kabupaten/kota berstatus zona merah atau risiko tinggi penularan, namun pada 26 Juni, jumlahnya sudah bertambah menjadi 53.

"Terlihat kenaikan persentase jumlah kab/kota yang jumlah risiko tinggi yaitu merah dari minggu lalu 6,81 persen jadi 10,31 persen," kata Wiku dalam jumpa konferensi pers dari Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin.

Dalam rentang waktu yang sama, Gugus Tugas juga mencatat penambahan kabupaten/kota berstatus zona oranye. Zona oranye yang semula berjumlah 169 kini bertambah menjadi 185. "Zona oranye risiko sedang naik menjadi 35,99 persen dari pekan lalu 32,8 persen," kata Wiku.

Ia mengatakan, bertambahnya kabupaten/kota berstatus zona merah dan oranye ini harus menjadi perhatian bersama. Ia meminta masyarakat dan pemerintah daerah itu untuk terus meningkatkan kedisiplinan mematuhi protokol kesehatan. "Ini bukan kabar yang menggembirakan, perlu jadi perhatian kita bersama," ucapnya. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Be Careful! Mayoritas Kasus Covid-19 Berasal dari Klaster Perumahan