19/10/2020 12:10:37
Info Kesehatan

Makin Rentan Penyakit, Wanita Menopause Berisiko Tertular Covid-19 dengan Gejala Lebih Parah

Foto: Internet/Ilustrasi

Memasuki masa menopause, tubuh wanita akan mengalami perubahan keseimbangan hormone sehingga perlu lebih ketat menjaga kesehatan. Sebab, di masa ini wanita akan makin rentan terserang penyakit berbahaya, termasuk Covid-19.

Menopause umumnya terjadi pada usia 41 hingga 55 tahun, tergantung dari siklus reproduksi normal masing-masing wanita. Saat memasuki masa menopause, siklus menstruasi seorang wanita akan berakhir.  

Nah, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan ada kaitannya antara menopause dengan potensi seseorang terinfeksi Covid-19. Seperti dilansir dari Science Times, penelitian terbaru dari King’s College London ini mengatakan bahwa perempuan paska -menopause mungkin lebih rentan untuk mendapatkan kasus virus Covid-19 yang parah.

Penelitian ini melibatkan dari hampir 600 ribu perempuan sebagai responden di Inggris Raya yang menggunakan aplikasi studi gejala Covid-19. Responden yang menggunakan aplikasi Covid Symptom Study itu melaporkan status kesehatan mereka setiap hari, termasuk perasaan dan gejala Covid-19 yang mereka rasakan.

Hasilnya, ditemukan bahwa 22 persen perempuan paska-menopause lebih cenderung melaporkan gejala Covid-19 daripada perempuan muda yang masih menstruasi. Selain itu, mereka yang sudah menopause lebih mungkin dirawat di rumah sakit dan membutuhkan bantuan pernapasan.

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa obat HRT, yang mengandung estrogen buatan pada perempuan menopause, dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi gejala Covid-19. Lebih dari itu, perempuan muda yang menggunakan pil kontrasepsi yang mengandung estrogen juga memiliki tingkat gejala Covid-19 yang lebih rendah.

Perempuan memiliki hormon estrogen yang mengatur sistem reproduksi. Namun, seiring bertambahnya usia seorang perempuan, kadar estrogen perlahan-lahan turun dan anjlok pada pasca menopause yang dapat memengaruhi fungsi tubuh, termasuk sistem kekebalan tubuh.

Menurut penulis utama, Dr. Ricardo Costeira, estrogen dapat melindungi perempuan dari Covid-19. Ini menjelaskan mengapa penyakit dan infeksi Coronavirus lebih banyak jadi ancaman bagi pria daripada perempuan.

’’Telah diilustrasikan dengan baik bahwa perempuan umumnya mengalami respon imun inflamasi, antivirus, dan humoral yang lebih besar daripada laki-laki,’’ katanya menjelaskan.

Selain Covid-19, berikut beberapa penyakit yang rentan menyerang wanita paska-menopause sebagaimana dilansir dari KlikDokter:

1. Osteoporosis

Salah satu fungsi hormon esterogen adalah mengontrol proses regenerasi tulang. Pada saat menopause, penurunan kadar hormon esterogen menyebabkan penurunan kepadatan tulang. Menurunnya kepadatan tulang meningkatkan risiko terjadinya keropos bahkan patah tulang, yang juga dikenal dengan istilah osteoporosis.

2. Diabetes mellitus

Penurunan kadar esterogen yang terjadi saat menopause dapat meningkatkan resistensi insulin di dalam tubuh. Resistensi insulin itu sendiri merupakan kondisi yang mendasari terjadinya diabetes mellitus. Tak hanya itu, peningkatan berat badan yang sangat mungkin terjadi setelah menopause juga membuat seorang wanita lebih berisiko mengalami diabetes mellitus.

Parahnya, perubahan keseimbangan hormon esterogen dan progesteron saat menopause juga turut menyebabkan kadar gula darah lebih fluktuatif. Hal ini membuat seorang wanita yang sebelumnya sudah mengalami diabetes mellitus berisiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi.

3. Penyakit jantung

Menopause dipercaya dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung pada wanita. Hal ini sehubungan dengan penurunan kadar hormon esterogen pada wanita yang sudah menopause.

Perlu diketahui, esterogen memiliki pengaruh terhadap lapisan dalam dinding pembuluh darah arteri (membuatnya lebih fleksibel saat dilalui aliran darah). Jika hormon estrogen terganggu, maka fleksibilitas arteri akan mengalami penurunan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah (hipertensi) dan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Lebih jauh, menopause juga membuat wanita mengalami banyak perubahan. Kadar LDL (kolesterol jahat) meningkat dan kadar HDL (kolesterol baik) menurun. Kedua kondisi tersebut berperan pada meningkatnya risiko penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.

4. Infeksi saluran kemih

Penurunan kadar hormon esterogen menyebabkan penipisan jaringan kandung kemih dan saluran kemih. Akibatnya, otot yang mengontrol kandung kemih mengalami pelemahan. Hal ini menyebabkan timbulnya ’’kebocoran’’ air seni, terutama saat batuk, bersin, atau tertawa.

Tak hanya menyebabkan rasa tidak nyaman, kebocoran air seni juga dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih. Gejala yang mungkin timbul meliputi dorongan berkemih yang sering muncul, sensasi terbakar saat berkemih, kebocoran air seni tingkat lanjut dan peningkatan frekuensi berkemih (termasuk malam hari).

5. Osteoartritis

Penelitian menyebutkan bahwa osteoartritis memiliki suatu hubungan dengan menopause. Ini karena salah satu fungsi dari hormon esterogen adalah melindungi tulang rawan di persendian dari proses inflamasi (peradangan). Jadi, jika kadar estrogen menurun, risiko terjadinya peradangan akan semakin tinggi sehingga osteoartritis tak bisa dihindari lagi.

6. Kanker

Penurunan kadar hormon progesteron dan peningkatan kadar hormon testosteron saat menopause dapat menyebabkan tingginya risiko terjadinya kanker. Beberapa jenis kanker yang mungkin terjadi, misalnya kanker rahim, kanker payudara, kanker vagina, dan kanker ovarium. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Makin Rentan Penyakit, Wanita Menopause Berisiko Tertular Covid-19 dengan Gejala Lebih Parah