16/11/2020 09:29:06
Info Kesehatan

Kasus Diabetes pada Anak Terus Meningkat, Waspadai Gejalanya!

Foto: Internet/Ilustrasi

Selama ini banyak orang beranggapan bahwa diabetes melitus (DM) atau penyakit kencing manis, hanya diderita oleh orang dewasa. Padahal, usia anak-anak dan remaja pun rentan terkena penyakit ini, dimana kasus kejadiannya terus mengalami peningkatan hingga 700 persen.

Diabetes melitus merupakan gangguan metabolism yang timbul akibat peningkatan kadar gula darah di atas normal yang berlangsung secara kronis. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada hormon insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas.

Dari data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dilansir dari laman resmi Kemenkes RI, angka kejadian DM pada anak usia 0-18 tahun mengalami peningkatan sebesar 700 persen selama jangka waktu 10 tahun. Jumlah kasus baru DM tipe-1 dan tipe-2 berbeda antar populasi dengan distribusi usia dan etnik yang bervariasi.

Sejak September 2009 hingga September 2018 terdapat 1213 kasus DM tipe-1, paling banyak didapatkan di kota-kota besar seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan.

Pengumpulan data jumlah kasus DM tipe-2 pada anak masih belum secara luas dilakukan. Jumlah pasien dengan DM tipe-2 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tercatat 5 pasien sejak tahun 2014 sampai 2018.

Berikut adalah gejala-gejala yang perlu diwaspadai jika anak menderita:

Banyak makan

Anak dengan DM akan merasakan lapar terus-menerus meski baru selesai makan. Rasa lapar ini didorong oleh jumlah insulin yang tidak memadai sehingga gula tidak dapat diolah menjadi energi.

Banyak minum

Anak akan merasa haus terus-menerus karena ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin sehingga tubuh mengalami dehidrasi.

Banyak kencing dan mengompol

Rasa haus yang menyebabkan anak selalu minum tidak diimbangi dengan kemampuan tubuh untuk menyerap cairan dengan baik. Anak dengan DM akan lebih sering buang air kecil dari pada frekuensi normal, terutama di malam hari.

Penurunan berat badan yang drastis dalam 2-6 minggu

Meski anak sering minta makan, tetapi tubuhnya tidak bertambah gemuk, melainkan cenderung kehilangan berat badan dalam jumlah yang cukup signifikan. Hal ini diakibatkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam menyerap gula darah dalam tubuh sehingga menyebabkan jaringan otot dan lemak menyusut.

Kelelahan dan mudah marah

Tubuh anak yang tidak mampu menyerap gula dari makanan membuatnya kekurangan energi sehingga mudah merasa lelah. Anak juga akan mengalami gangguan perilaku dan perubahan emosi menjadi cepat marah dan murung.

Sesak napas, dehidrasi, dan syok 

Gejala darurat lain yang menunjukkan anak menderita DM diantaranya adalah mengalami sesak napas dan dehidrasi. Selain itu, anak cenderung mudah syok.

Bau mulut

Penyebab bau mulut pada penderita diabetes lainnya adalah karena tingginya kadar keton dalam darah. Saat menderita diabetes, tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak menghasilkan cukup insulin. Oleh karena itu, sel-sel tubuh tidak akan mendapatkan cukup glukosa yang dibutuhkan untuk mengisi bahan bakar.

Untuk mengimbanginya, tubuh akan membakar lemak demi menghasilkan energi supaya bisa menjalankan berbagai fungsi. Nah, lemak yang disimpan di dalam sel akan membakar glukosa, menghasilkan keton yang mulai menumpuk di darah dan urine.

 

Selain itu, keton dapat diproduksi saat Kamu berpuasa atau menjalani diet tinggi protein dan rendah karbohidrat,. Kadar keton yang tinggi di tubuh itulah yang menyebabkan bau mulut. Saat keton naik ke tingkat yang tidak aman, Kamu yang hidup dengan diabetes berisiko mengalami ketoasidosis diabetik (DKA).

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Kasus Diabetes pada Anak Terus Meningkat, Waspadai Gejalanya!