14/06/2022 09:31:46
Info Kesehatan

Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Mulai Bergeliat, Apa Saja Gejalanya?

Foto: Ilustrasi/Internet

Angka infeksi Covid-19 di Indonesia kembali naik, dimana pemicunya adalah subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Apa saja gejalanya, dan apakah yang udah vaksinasi masih berisiko untuk terinfeksi?

Mengutip detikcom, kedua subvarian ini telah ditemukan di DKI Jakarta dan Bali. Kementerian Kesehatan RI mencatat hingga saat ini ada 8 pasien yang dilaporkan terinfeksi dua subvarian tersebut.

Seluruh pasien telah divaksinasi Covid-19. Ada dugaan subvarian BA.4 dan BA.5 ini lebih mudah lolos kekebalan. Lantas bagaimana gejalanya?

Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr. Erlina Burhan, SpP(K) menyebut sebagian besar pasien tidak bergejala. Sementara lainnya mengeluhkan gejala ringan.

Namun, ada satu pasien yang belum booster mengalami gejala sedang.

"Ini satu-satunya (pasien) yang gejalanya lebih berat. Ada batuk, sesak napas, sakit kepala, lemah, mual, muntah, nyeri abdomen," terang dia.

Dokter Erlina menduga, sesak napas pada pasien terjadi akibat Omicron BA.5 yang lebih banyak bereplikasi di saluran napas bawah.

Gejala Omicron BA.4:

Dua pasien dilaporkan terinfeksi subvarian Omicron BA.4. Satu pasien tidak bergejala. Sementara yang lainnya mengeluhkan demam dan batuk.

Gejala Omicron BA.5:

Sebanyak enam pasien dilaporkan terinfeksi subvarian Omicron BA.5. Tiga pasien tidak bergejala. Sebanyak dua pasien dilaporkan mengalami gejala ringan seperti sakit tenggorokan, badan pegal, demam, dan batuk. Sementara satu pasien lainnya bergejala sedang dengan keluhan sesak napas, mual, dan muntah.

Prediksi Menkes terkait puncak Covid-19

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, puncak Covid-19 biasanya terjadi sebulan setelah kasus varian baru pertama ditemukan. Dengan begitu, puncak gelombang BA.4 dan BA.5 diprediksi bakal tiba di minggu ke-dua atau ke-tiga Juli 2022.

"Pengamatan kami ini gelombang BA.4 dan BA.5 biasanya puncaknya tercapai 1 bulan setelah penemuan kasus pertama. Jadi seharusnya di minggu ke-dua Juli, minggu ke-tiga Juli kita akan lihat puncak kasus dari BA.4 dan BA.5 ini," tutur Menkes dalam siaran langsung 'Keterangan Pers Menteri Terkait Rapat Terbatas Evaluasi PPKM' pada Senin (13/6/2022).

"Kalau memang masyarakat kita siap termasuk dengan boosternya yang baik, kemungkinan besar puncaknya tidak akan tinggi. Ditambah dengan adanya booster ini, daya tahan imunitas masyarakat akan bertahan 6 bulan lagi sampai bulan Februari-Maret tahun depan," ujarnya. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Mulai Bergeliat, Apa Saja Gejalanya?