Kasus Mingguan Naik 15 Kali Lipat, Tingkat Keterisian Pasien Covid-19 Melonjak Tajam
Tingkat keterisian pasein Covid-19 di rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dipicu lonjakan kasus Covid-19 hingga 15 kali lipat dalam beberapa minggu terakhir.
Hal ini disampaikan Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers, Kamis (4/8/2022). Dijelaskan juga, DKI Jakarta mengalami lonjakan BOR tertinggi yakni mencapai 12,93 persen.
"Angka keterisian tempat tidur atau BOR yang pada minggu-minggu sebelumnya dipertahankan di bawah 5 persen, nyatanya kini mengalami peningkatan," ungkap Prof Wiku seperti dikutip dari detikcom.
Selain DKI Jakarta, beberapa wilayah di Indonesia juga terlihat mengalami kenaikan BOR rumah sakit. Wilayah tersebut yaitu:
Kalimantan Selatan: 12,79 persen
Banten: 11,85 persen
Jawa Barat: 8,28 persen
"Dan hanya Jawa Timur yang angka BOR-nya di bawah 5 persen," imbuhnya.
Melihat itu, Prof Wiku meminta agar seluruh pemerintah, terutama di 5 provinsi dengan kenaikan BOR tertinggi untuk segera mengevaluasi penanganan Covid-19 di wilayahnya. Tindakan tegas perlu dilakukan mengingat kasus Covid-19 di Indonesia sedang mengalami tren kenaikan akhir-akhir ini.
"Apabila kenaikan kasus terus terjadi, segera ambil langkah tegas agar kondisi tidak memburuk dan berujung pada puncak kasus baru," ujar Prof Wiku.
Kasus mingguan naik 15 kali lipat
Perkembangan kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir memang cenderung fluktuatif. Meski demikian, dalam dua bulan terakhir, kasus konfirmasi positif mingguan sudah mengalami kenaikan hingga 15 kali lipat.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengemukakan dalam sepekan terakhir angka kasus konfirmasi positif di seluruh Indonesia mencapai 38 ribu orang. Padahal pada awal Juni, kasus positif mingguan hanya 2 ribu kasus.
"Kasus positif mingguan telah naik lebih dari 15 kali lipat dalam dua bulan. Bahkan dalam beberapa hari terakhir kita sempat menyentuh lebih dari 20 kematian dalam sehari," kata Wiku.
Wiku mengemukakan, kehadiran subvrian Omicron BA.4 dan BA.5 tidak bisa dianggap enteng karena menyebabkan lonjakan kasus di beberapa negara seperti Jepang, Korea Selatan, Australia dan Singapura. Di Indonesia, sambung Wiku, saat ini dampaknya tidak seperti empat negara tersebut namun bukan berarti masyarakat menjadi lengah dan tidak berupaya maksimal melindungi diri.
"Kita harus waspada karena potensi lonjakan kasus itu masih ada. Kita perlu meminimalisir potensi lonjakan kasus dengan belajar dari negara-negara tersebut," kata Wiku. (*)
Terbaru
- 30/08/2023 15:11:33
Jika Mengalami Impaksi, Sebaiknya Segera Lakukan Pencabutan - 30/08/2023 14:48:28
Tumbuh Tidak Sempurna Sebabkan Rasa Nyeri Luar Biasa - 29/08/2023 12:47:53
Ini Dia 3 Penyakit Utama Pernapasan yang Disebabkan Polusi Udara - 28/08/2023 11:11:38
Polusi Udara Berisiko Sebabkan Kematian, Masih Amankah Berolahraga di Luar Ruangan? - 25/08/2023 13:11:11
Batuk Flu atau Akibat Polusi Udara, Apa Bedanya?
Login Anggota
Tweets by @DokterkecilCom