11/08/2022 10:35:18
Info Kesehatan

Jangan Anggap Remeh Subvarian Baru Omicron BA.4.6, Begini Fakta-Faktanya!

Belum usai kasus penyebaran BA.4 dan BA.5, Covid-19 varian Omicron kembali melahirkan subvarian baru: BA.4.6. Meski Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan bahwa subvarian ini belum masuk Indonesia, namun masyarakat tetap diimbau untuk tidak menganggap remeh.

Menurut mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama, subvarian BA.4.6 secara genomik agak mirip dengan BA.4, perbedaannya adalah pada mutasi spike/tonjolan R346T. Disebutkan juga bahwa hingga saat ini belum ada bukti subvarian ini lebih resisten atau tidak terhadap vaksin.

’’Belum ada bukti kuat terkait kemampuan virus satu ini dalam menghindari imunitas atau akan menimbulkan penyakit lebih berat," kata Tjandra seperti dilansir dari Liputan6.com.

Tjandra menerangkan, varian/subvariant baru Covid-19 mungkin akan bermunculan dari waktu ke waktu. Meski masyarakat diimbau untuk tidak khawatir berlebihan terkait hal tersebut, Tjandra menegaskan agar tidak menganggapnya remeh.

Ia juga mengatakan perlu dicek kembali ada atau belum subvarian ini di Tanah Air. "Perlu di periksa dengan amat cermat tentang kemungkinan ada tidaknya BA.4.6 di negara kita, apalagi ditengah kenaikan kasus sekarang ini," katanya.

Lalu, apa saja fakta-fakta terkait subvariant BA.4.6 ini? Berikut ringkasan yang dilansir dari berbagai sumber:

1. Jadi Pemicu 4 Persen Kasus di Amerika Serikat

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat mengatakan kemunculan subvarian baru BA.4.6 pada pekan ini, dan sudah bersirkulasi selama beberapa pekan terakhir.

Di AS, kasus paling banyak terjadi di Iowa, Kansas, Missouri, dan Nebraska. Kehadiran subvarian ini membuat rata-rata kenaikan kasus menjadi 10,7 persen. Secara nasional, kasus tersebut berkontribusi terhadap 4 persen kasus Covid-19 di AS mengutip laman boston25news.

2. Tingkat Penularan Masih Diteliti

Para pakar sedang meneliti tingkat penularan BA.4.6 dibandingkan subvarian Omicron terdahulu. Menurut Dr. Eric Topol, pendiri dan direktur Scripps Research Translational Institute, mutasi BA.4.6 ’’tampaknya tidak mengkhawatirkan (dibandingkan dengan) BA.4/5. 

Sementara itu, Bailey Glen, asisten profesor di College of Medicine di Medical University of South Carolina, mengatakan masih banyak hal yang perlu dilihat kembali tentang subvarian ini.

3. Gejala Orang yang Terpapar BA.4.6

Orang yang terpapar BA.4.6 memiliki gejala yang cenderung ringan. Rata-rata seperti ini gejala yang dikeluhkan:

· Pilek

· Sakit tenggorokan

· Sakit kepala

· Batuk

· Kelelahan

4. Data di Thailand

Informasi yang dikutip dari The Centre for Medical Genomics di Rumah Sakit Ramathibodi Thailand antara lain menyebutkan bahwa:

- BA.4.6 adalah 15 persen lebih mudah menular daripada BA.5 di dunia secara umum.

- BA.4.6 juga tampaknya dapat sampai 28 persen lebih mudah menular daripada BA.5 di Asia.

- BA.4.6 juga 12 persen lebih mudah menular dibanding BA.2.75 di dunia secara umum, dan bahkan dapat sampai 53 persen lebih mudah menular dari BA.2.75 di Asia.

Belum terdeteksi di Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia memastikan subvarian Omicron BA.4.6 belum terdeteksi masuk ke Indonesia. Menurut Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril, berdasarkan laporan harian Covid-19 per 6 Agustus 2022, varian Omicron BA.4 memang mendominasi di Indonesia, namun bukan varian BA.4.6.

"Itu (varian BA.4.6) belum ada, belum ada jadinya," kata Syahril usai acara peluncuran 'YouTube Health' di Kantor Google Indonesia, Pacific Century Place, SCBD, Jakarta Selatan pada Rabu (10/8/2022).

CDC menetapkan strain subvarian Omicron BA.4.6 sebagai Variants of Concern (VoC) atau 'Varian yang menjadi Perhatian' jika varian tersebut menunjukkan transmisibilitas yang lebih besar, pengurangan efektivitas pengobatan, peningkatan keparahan atau penurunan netralisasi antibodi.

Sementara, dari laporan Covid Data Tracker CDC yang diakses Rabu, 10 Agustus 2022 pukul 14.16 WIB, BA.4.6 menduduki penyebaran 4,8 persen dari kasus COVID-19 dalam sepekan terakhir sejak 30 Juli 2022. Varian baru ini lebih banyak ditemukan di negara bagian Amerika Serikat (AS), yang terdiri dari Iowa, Kansas, Missouri, dan Nebraska.

Bahkan disebutkan varian BA.4.6 merupakan 10,7 persen dari kasus lokal. Kemudian di wilayah Atlantik tengah dan selatan juga teramati persebaran BA.4.6. Strain ini juga telah terdeteksi di 43 negara lain, menurut data outbreak.info, repositori komunitas informasi Covid. (*)

*Dari berbagai sumber

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Jangan Anggap Remeh Subvarian Baru Omicron BA.4.6, Begini Fakta-Faktanya!