11/12/2017 17:12:10
Info Kesehatan

Wabah difteri menyerang kita!

Saat ini, Kementerian Kesehatan telah meningkatkan status kejadian luar biasa (KLB) untuk kasus Difteri di seluruh Indonesia. Hal ini dikarenakan hingga November 2017, terdapat 20 provinsi yang telah melaporkan adanya difteri dengan 593 kasus dan 32 kematian. Sebetulnya, Apa sih Difteri itu? Difteri ialah penyakit infeksi yang menyerang membran mukosa tenggorokan dan hidung disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheriae. Infeksi ini menyebabkan selaput tebal di tenggorokan akan menghalangi saluran pernapasan. Akibatnya, penderita kesulitan bernapas hingga meninggal.

Penyebab Difteri

Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae.  Penyebaran bakteri ini dapat terjadi dengan mudah, terutama bagi orang yang tidak mendapatkan vaksin difteri. Ada sejumlah cara penularan yang perlu diwaspadai, seperti:

  1. Terhirup percikan ludah penderita di udara saat penderita bersin atau batuk. Ini merupakan cara penularan difteri yang paling umum.
  2. Barang-barang yang sudah terkontaminasi oleh bakteri, contohnya mainan atau handuk.
  3. Sentuhan langsung pada luka borok (ulkus) akibat difteri di kulit penderita. Penularan ini umumnya terjadi pada penderita yang tinggal di lingkungan yang padat penduduk dan kebersihannya tidak terjaga.

Bakteri difteri akan menghasilkan racun yang akan membunuh sel-sel sehat dalam tenggorokan, sehingga akhirnya menjadi sel mati. Sel-sel yang mati inilah yang akan membentuk membran (lapisan tipis) abu-abu pada tenggorokan. Di samping itu, racun yang dihasilkan juga berpotensi menyebar dalam aliran darah dan merusak jantung, ginjal, serta sistem saraf.

Terkadang, difteri bisa jadi tidak menunjukkan gejala apapun sehingga penderitanya tidak menyadari bahwa dirinya terinfeksi. Apabila tidak menjalani pengobatan dengan tepat, mereka berpotensi menularkan penyakit ini kepada orang di sekitarnya, terutama mereka yang belum mendapatkan imunisasi.

Gejala Difteri

Difteri umumnya memiliki masa inkubasi atau rentang waktu sejak bakteri masuk ke tubuh sampai gejala muncul 2 hingga 5 hari. Gejala-gejala dari penyakit ini meliputi:

  1. Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel.
  2. Demam dan menggigil.
  3. Sakit tenggorokan dan suara serak.
  4. Sulit bernapas atau napas yang cepat.
  5. Pembengkakan kelenjar limfe pada leher.
  6. Lemas dan lelah.
  7. Pilek. Awalnya cair, tapi lama-kelamaan menjadi kental dan terkadang bercampur darah.

Difteri juga terkadang dapat menyerang kulit dan menyebabkan luka seperti borok (ulkus). Ulkus tersebut akan sembuh dalam beberapa bulan, tapi biasanya akan meninggalkan bekas pada kulit. Jika sudah menujukkan gejala seperti yang disebutkan, segera periksakan diri ke dokter jika Sahabat dokcil, adik sahabat dokcil ataupun teman-teman dari Sahabat dokcil menunjukkan gejala-gejala di atas. Penyakit ini harus diobati secepatnya untuk mencegah komplikasi.

Difteri bisa menyerang siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Namun dalam kasus ini di Indonesia, penderita terbanyak terjadi pada usia 5-9 tahun. Sahabat dokcil, tahukah kenapa Difteri banyak menyerang anak? Ini karena ketika batita hingga balita anak memerlukan imunisasi, khususnya DTP.

Imunisasi DPT memiliki 5 tahap yaitu:

  1. Imunisasi DTP-1 pada saat bayi berumur 2 bulan.
  2. Imunisasi DTP-2 pada usia 4 bulan
  3. DTP-3 pada usia 6 bulan.
  4. Imunisasi DTP-4 kemudian dilakukan satu tahun setelah DTP-3.
  5. DTP-5 diberikan saat anak sudah berusia 5 tahun.

Namun faktanya masih banyak orangtua yang enggan membawa anaknya untuk diimunisasi secara lengkap. Padahal imunisasi memberikan banyak manfaat, terutama untuk pencegahan penyakit difteri, tetanus, dan pertusis. Nah, untuk saat ini Sahabat dokcil tidak perlu khawatir. Karena, Kementerian Kesehatan akan melakukan imunisasi ulang atau ORI (Outbreak Response Immunization) secara bertahap. Imunisasi pertama dilakukan pada hari ini tanggal 11 DESEMBER 2017 secara serentak di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

Setelah tahap pertama selesai, tahap kedua akan dilaksanakan 11 Januari 2018 dan tahap ketiga pada 11 Juli 2018. Jadi Sahabat dokcil pastikan untuk mengingatkan orang tua kita untuk membawa Sahabat dokcil, adik dan teman-teman sahabat dokcil untuk melakukan imunisasi ulang pada tahap pertama ini ya!

 

 

Dikutip dari berbagai sumber.

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Wabah difteri menyerang kita!