21/09/2018 10:51:56
Info Kesehatan

Olahraga Lari yang Kian Populer

Foto: Photo by Curtis MacNewton on Unsplash

Saat ini, olahraga lari semakin tren di masyarakat, bahkan menjadi bagian dari gaya hidup kalangan milenial. Penggemar olahraga ini seperti  ’’haus’’ akan event lari, dan hampir tak memedulikan lokasi kegiatan itu berlangsung.


Dalam kajian berjudul  ’’Millenial Running Study’’ yang dibuat oleh Running USA, RacePatner dan Achieve 2015, generasi milenial di Amerika Serikat menyukai partisipasi dalam event lari publik, baik kategori 5 KM, 10KM, half-marathon, dan sebagainya. Tujuan mereka mengikuti kegiatan itu, selain soal fisik dan pengaruhnya pada kesehatan, juga untuk mendapatkan pengalaman unik. 

Kegiatan lari maraton publik diketahui menawarkan aspek atraktif. Misalnya, lari dengan taburan bedak warna-warni (colour run) dan lari dengan aksesori menyala di malam hari (glow in the dark run). Selain itu, para pesertanya juga terpikat dengan kegiatan charity (aksi sosial) yang umumnya bergabung dengan acara lari publik itu sendiri.

Begitu juga di Indonesia. Populernya lari di kalangan masyarakat, khususnya generasi milenial, juga terlihat dari semakin banyaknya event olahraga ini. Bahkan, beberapa acara yang digelar merupakan bagian dari gerakan pariwisata yang didukung oleh pemerintah.

Sebut saja seperti Festival Danau Laut Tawar di Aceh, Sungailiat Triathlon di Bangka Belitung, Lampung Bay Marathon LA 10K+ di Lampung, Jakarta Marathon di DKI Jakarta, Borobudur Marathon 2017 di Jawa Tengah, dan Toraja Night Run di Sulawesi Selatan.

Melalui berbagai kegiatan ini, konsep kesehatan yang ditawarkan bukan sekadar menjadi bugar, melainkan juga menikmati pengalaman termasuk di dalamnya terlihat bagus, tampak hebat, dan bahagia dan membagikan pengalaman tersebut kepada kawan-kawan mereka melalui media sosial.

Berpartisipasi dalam kegiatan lari publik bukan hanya soal sehat, tetapi juga karena event itu menarik dan populer, atau karena ingin tampak tampil dalam acara seru ala generasi muda kekinian.

Jika event lari tersebut ada di luar kota, atau bahkan di luar negeri sekalipun, komunitas penggemar lari akan berupaya mengikutinya. Selain berolahraga, tentu saja mereka bisa sekalian melancong dan bertemu serta berkenalan dengan sesama penggemar lari dari belahan dunia lain.

Tak heran jika komunitas lari semakin besar, dan terhubung dari satu sama lain dari berbagai negeri. Lalu, apa sih yang membuat lari memiliki daya tarik begitu besar sehingga peminatnya terus membesar?

Efisien bakar kalori

Lari merupakan salah satu olahraga yang cukup efisien membakar kalori. Menurut John Porcari, pakar olahraga di University of Wisconsin, AS, cara terbaik untuk menilai efektivitas olahraga adalah melakukannya dengan kecepatan yang nyaman untuk diri sendiri.

’’Ketika kita melakukan olahraga dengan maksimal, maka pembakaran kalori juga terjadi secara maksimal dalam jangka panjang, di mana olahraga lari seringkali menjadi pilihan terbanyak,’’ kata Porcari.

Berdasarkan data American Council on Exercise, penyedia sertifikasi kebugaran, mereka yang memiliki berat badan sekitar 52 kilogram selama 30 menit dengan kecepatan lambat hingga sedang, mampu membakar kalori sebanyak 260 kalori. Menurut riset pula, jumlah ini setara dengan jumlah kalori yang dibakar ketika melakukan olahraga CrossFit selama 20 menit.

Sementara itu, orang dengan berat badan sekitar 75 kilogram jika melakukan lari selama 30 menit dengan kecepatan sama mampu membakar kalori hampir 400 kalori. Tingkat kecepatan juga berpengaruh pada jumlah kalori yang terbakar.

Akan tetapi, olahraga yang intens ternyata tak berpengaruh pada pembakaran kalori yang lebih tinggi, bahkan tak memberi efek afterburn atau prose pembakaran kalori usai berolahraga. Riset dari Colorado State University telah menunjukkan olahraga yang intens tidak membuat metabolisme seseorang bekerja lebih lama daripada olahraga ringan.

Efek afterburn ini cenderung cepat usai dalam beberapa jam, dan hanya menyumbang sebagian kecil dari total kalori yang dikeluarkan seseorang selama dan setelah berolahraga. Riset dari University of New Mexico juga membuktikan durasi latihan juga membantu peningkatan metabolisme seseorang usai berolahraga.

Jadi, jika kita ingin membakar kalori secara maksimal, kuncinya adalah menemukan olahraga sekuat tenaga dan dapat kita lakukan untuk waktu yang lama. Setiap jenis olahraga mampu membakar kalori dengan maksimal, tergantung pada kemampuan individu dalam melakukannya.

Hasil penelitian menunjukkan semua jenis olahraga dapat memberikan hasil maksimal jika kita dapat meluangkan waktu dan mempertahankan intensitasnya. (*)

 

*Dikutip dari berbagai sumber.

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Olahraga Lari yang Kian Populer