03/05/2019 17:42:12
Info Kesehatan

Polusi Udara Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Data dari WHO mengatakan, setiap hari sekitar 93 persen anak-anak di seluruh dunia berusia di bawah 15 tahun menghirup udara yang tercemar polusi. Kondisi ini membawa risiko serius bagi kesehatan mereka.

Tak sedikit anak yang meninggal akibat infeksi saluran pernafasan akut. Infeksi ini terutama terjadi karena polusi udara. Polusi udara juga memengaruhi perkembangan syaraf dan kemampuan kognitif anak.

Selain itu paparan polusi udara dapat memicu asma dan kanker. Anak-anak terlalu sering terpapar polusi udara juga berpotensi terkena penyakit kardiovaskular di kemudian hari.

’’Udara tercemar meracuni jutaan anak dan menghancurkan hidup mereka. Ini tidak dapat ditoleransi. Setiap anak seharusnya bisa menghirup udara bersih sehingga bisa tumbuh optimal dan memaksimalkan potensinya," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Satu alasan mengapa anak-anak rentan mengalami dampak buruk pencemaran udara karena mereka bernafas lebih cepat daripada orang dewasa. Kondisi itu menyebabkan anak-anak menghirup lebih banyak polutan ketimbang orang dewasa.

Anak-anak juga lebih dekat dengan tanah di mana konsentrasi polusi berada pada titik tertinggi. Sementara otak dan tubuh anak sedang dalam masa pertumbuhan, udara berpolusi yang mereka hirup bisa mengganggu pertumbuhannya.

Polusi udara juga berpotensi untuk mengerdilkan otak anak. Hal ini disampaikan Maria

Neira, direktur Department of Public Health, Enviromental and Social Determinants WHO.

Selain di luar, bayi yang baru lahir dan anak-anak juga menghadapi polusi udara di rumah. Polusi udara itu bersumber dari bahan bakar kendaraan serta alat-alat masak, pemanas, dan alat penerangan. Di negara berkembang, polusi udara dalam rumah tangga menyebabkan lebih dari 50 persen infeksi pernafasan akut pada anak berusia kurang dari lima tahun.

Sekitar 17 juta bayi di dunia tinggal di daerah dengan pencemaran udara enam kali lipat dari ambang batas disarankan dan perkembangan otak mereka terancam. Sebagian besar dari bayi tersebut -lebih dari 12 juta- berada di Asia Selatan.

’’Pencemar tidak hanya membahayakan paru-paru, yang berkembang pada bayi, juga dapat secara tetap merusak otak mereka, yang sedang berkembang. Dengan demikian, masa depan mereka terancam,’’ kata Direktur Eksekutif UNICEF Anthony Lake.

Temuan ilmiah tentang hubungannya dengan perkembangan otak masih belum dapat dipastikan. Akan tetapi, bukti yang berkembang pesat merupakan alasan pasti untuk menjadi perhatian. Demikian disampaikan Nicholas Rees dari UNICEF, penulis laporan tersebut. (*)

 

*Dari berbagai sumber

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Polusi Udara Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak