25/06/2021 19:35:39
Opini

Sakit Covid-19: Isolasi Mandiri atau Rawat Rumah Sakit?

Foto: Ilustrasi/Redaksi Dokcil

Saat ini, Coronavirus Disease-19 (Covid-19) semakin mengganas. Bahkan mungkin Anda yang sedang membaca artikel ini mempunyai kerabat atau teman yang terjangkit penyakit akibat infeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) ini. Dengan semakin banyaknya orang yang sakit, otomatis pasien di rumah sakit (RS) lagi-lagi membeludak, mulai dari instalasi gawat darurat, poliklinik, dan juga ruang rawat inap.

 

Tentu saja kita tahu bahwa semua orang yang sakit Covid-19 harus diisolasi. Namun kita juga menyadari bahwa kapasitas RS saat ini semakin terbatas. Oleh karena itu, saat ini marak istilah isolasi mandiri (isoman) atau self-isolation. Isoman adalah prosedur memisahkan pasien yang terbukti positif Covid-19 dari orang yang sehat.

Yang penting untuk kita garisbawahi adalah bahwa tidak semua orang dengan Covid-19 dapat menjalani prosedur isoman. Banyak juga orang yang memang harus dirawat di rumah sakit. Sebaliknya, tidak semua orang dengan Covid-19 harus dirawat di rumah sakit, tapi bisa isoman. Dengan memahami hal ini, tempat tidur di rumah sakit dapat dipergunakan optimal untuk orang-orang yang sakit Covid-19 dan butuh perawatan. Sedangkan orang yang bisa isoman dapat dirawat secara mandiri di luar rumah sakit.

Nah, Anda harus tahu, ada dua indikasi utama orang menjalani prosedur isoman. Yang pertama adalah orang tersebut sakit Covid-19, dan yang kedua adalah sakit Covid-19-nya tergolong asimtomatik (tanpa gejala) atau ringan berdasarkan penilaian dokter. Jadi, kalau Anda atau rekan sakit Covid-19 kategori sedang atau lebih berat dengan gejala pneumonia (sesak, frekuensi napas yang cepat dan lainnya), sudah pasti tidak bisa isoman.

Selain memenuhi dua kriteria indikasi di atas, ada dua lagi kriteria utama untuk menentukan seseorang layak isoman atau tidak, yaitu layak secara klinis dan layak secara fasilitas. Yuk kita bahas!

1.Layak secara klinis

Secara umum, orang yang terinfeksi Covid-19 asimtomatik atau gejala ringan adalah kelompok yang dapat menjalani prosedur isoman. Namun jangan lupa, apabila menjalani prosedur isoman harus memberitahu fasilitas kesehatan terdekat agar dapat dilakukan pemantuan kondisi. Lebih idealnya lagi adalah pasien mengonsultasikan penyakitnya ke dokter agar dapat dinilai secara langsung. Hal ini menjadi penting karena nyatanya ada juga pasien dengan gejala Covid-19 ringan saja, tapi dengan usia sangat lanjut, banyak komorbid (penyakit penyerta), pikun, atau dalam obat-obatan tertentu, sehingga tentu saja tidak serta merta bisa isoman.

Nah, orang dengan Covid-19 asimtomatik atau ringan yang dinilai layak oleh dokter inilah yang memenuhi kriteria untuk isoman. Pasalnya, orang dengan derajat penyakit yang ringan ini diprediksi mempunyai kondisi yang lebih stabil dan tidak memerlukan pemantauan di rumah sakit. Selain itu, terapi pada Covid-19 yang ringan juga berupa terapi obat minum yang tidak memerlukan infus atau suntikan seperti pasien yang di rumah sakit. Oleh karena itu, orang-orang inilah yang dapat layak secara klinis untuk isoman.

2.Layak secara fasilitas

Untuk dapat melakuan prosedur isoman yang benar, pasien harus dilengkapi fasilitas yang cukup. Apa saja fasilitas cukup itu?

-Ruangan yang terpisah dari orang lain yang sehat, dengan dilengkapi ventilasi yang cukup. Tempat isoman bisa beragam, mulai dari fasilitas isolasi umum (contohnya Wisma Atlet Kemayoran), hotel/ penginapan, atau rumah pribadi.

-Alat dan prosedur pencegahan infeksi yang baik: masker, disinfektan, piring/ baju yang dicuci terpisah, toilet yang terpisah.

-Alat kesehatan untuk memonitor kondisi, antara lain termometer badan dan alat pengukur kadar oksigen di dalam darah. Pada kondisi dengan penyakit penyerta tertentu bahkan harus siap sedia alat pengukur gula darah atau tensimeter.

-Kontak dengan fasilitas kesehatan 24 jam juga diperlukan apabila kondisi pasien memberat, yaitu makin sesak, kadar oksigen dalam darah turun, demam menetap, kesadaran turun, atau nyeri dada.

-Dukungan sosial yang cukup sangat diperlukan bagi para pasien yang isoman karena tentu saja mereka dapat merasa dikucilkan, bosan, dan sendirian. Jadi, hal ini juga sangat penting diperhatikan.

Nah, dua hal di atas perlu Anda perhatikan ketika memutuskan isoman atau harus rawat rumah sakit. Jadi, kalau Anda atau rekan layak secara klinis dan fasilitas untuk isoman, tidak perlu parno untuk isoman dan malah minta dirawat di rumah sakit. Siapa tahu tempat tidur yang tadinya untuk Anda bisa digunakan untuk pasien lain dengan gejala berat yang memang membutuhkan perawatan.

Akan tetapi, bukan berarti juga semua pasien Covid-19 bisa isoman ya. Yang paling penting adalah mengikuti petunjuk dokter untuk rekomendasi isoman atau tidak. Bagi Anda yang melakukan isoman, jangan lupa memantau kondisi pribadi dengan ketat, supaya lekas sembuh dari sakitnya.

Penulis: dr Adeline Pasaribu, Sp.PD

 

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Opini: Sakit Covid-19: Isolasi Mandiri atau Rawat Rumah Sakit?