16/01/2023 11:48:23
Info Kesehatan

Hasil Otopsi: Tak Hanya Paru, Covid-19 Menyebar ke Seluruh Organ Tubuh Manusia

Foto: Ilustrasi/Internet

Selama ini Covid-19 didefinisikan sebagai penyakit infeksi pernapasan. Akan tetapi, dari hasil puluhan otopsi yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan bukti bahwa SARS-CoV-2 ditemukan di seluruh tubuh, termasuk di paru-paru, jantung, limpa, ginjal, hati, usus besar, dada, otot, saraf, saluran reproduksi, mata, dan otak.

Dalam satu otopsi tertentu, sisa-sisa novel Coronavirus ditemukan di otak pasien yang meninggal 230 hari setelah mereka mulai menunjukkan gejala. 

"Data kami menunjukkan bahwa pada beberapa pasien SARS-CoV-2 dapat menyebabkan infeksi sistemik dan bertahan di dalam tubuh selama berbulan-bulan," penulis studi tersebut seperti dikutip dari Detik Health.

Studi yang dipimpin oleh para peneliti di United States National Institutes of Health (NIH) ini menuliskan, sebelumnya, otopsi pada pasien yang tertular Covid-19 telah menunjukkan tanda-tanda awal penyebaran multi-organ. Sisa-sisa genetik virus muncul di banyak sekali jaringan, organ, dan cairan.

Pada Juli 2020, otopsi lebih lanjut menunjukkan bukti pembekuan darah di hampir setiap organ vital dari mereka yang terjangkit Covid-19.

Penelitian baru dari NIH sekarang mereplikasi dan mengkonfirmasi hasil ini dengan lebih detail daripada sebelumnya. Para peneliti memperkirakan temuan terbaru mereka adalah analisis paling komprehensif sejauh ini, terkait 'kegigihan' SARS-CoV-2 di dalam tubuh manusia.

Studi tersebut melibatkan 44 otopsi. Para peneliti dengan hati-hati mendeteksi dan menghitung tingkat messenger RNA dari SARS-CoV-2 di 85 lokasi dan cairan. Informasi genetik ini menunjukkan di mana virus mungkin telah bereplikasi selama hidup seseorang.

Dari otopsi yang dilakukan pada April 2020 hingga Maret 2021, para peneliti menemukan individu yang lebih tua dan tidak divaksinasi yang meninggal karena Covid-19 menunjukkan banyak tanda replikasi SARS-CoV-2 di total 79 lokasi dan cairan tubuh.

Terlebih lagi, beberapa perubahan terlihat dalam waktu dua minggu setelah gejala pertama mulai muncul. Paru-paru menunjukkan peradangan dan cedera paling banyak, sedangkan otak dan organ lain tidak menunjukkan perubahan jaringan yang signifikan meskipun ada beban virus yang besar.

Penulis tidak yakin mengapa demikian. Bisa jadi, misalnya, sistem kekebalan manusia di paru-paru tidak sebaik organ lainnya.

"Hasil kami menunjukkan bahwa meskipun beban tertinggi SARS-CoV-2 ada di jaringan pernapasan, virus dapat menyebar ke seluruh tubuh," para peneliti menyimpulkan.

Bagaimana virus menyebar begitu jauh dan luas adalah misteri lain yang perlu dipecahkan. Otopsi dalam penelitian ini tidak selalu menunjukkan sisa-sisa virus yang terdeteksi dalam plasma darah, yang menunjukkan bahwa patogen mungkin menyebar melalui cara lain.

Memahami cara SARS-CoV-2 menyebar dan bertahan dalam tubuh manusia dapat mengungkapkan banyak hal tentang mengapa beberapa pasien menderita Covid-19 jangka panjang (long Covid). Studi NIH tidak bereksperimen dengan pasien long Covid secara khusus, tetapi hasilnya relevan dengan kemungkinan rencana pengobatan.

Antivirus seperti Paxlovid misalnya, dapat membantu sistem kekebalan tubuh manusia membersihkan sel virus dari jaringan, organ, dan cairan yang mungkin sulit dijangkau. Mungkin, pada gilirannya, cara itu dapat membantu mengurangi gejala yang menetap.

"Kami berharap dapat mereplikasi data tentang persistensi virus dan mempelajari hubungannya dengan long Covid," kata salah satu penulis, Stephen Hewitt, dari National Cancer Institute.

"Kurang dari setahun kami memiliki sekitar 85 kasus, dan kami bekerja untuk memperluas upaya ini," ucapnya. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Hasil Otopsi: Tak Hanya Paru, Covid-19 Menyebar ke Seluruh Organ Tubuh Manusia