18/01/2023 12:15:03
Info Kesehatan

ALERT! ’’Nasi Minyak’’ Bisa Picu Dislipimedia, Apa Saja Bahayanya?

Foto: Ilustrasi/Internet

Baru-baru ini makanan pinggiran ’’nasi minyak’’ tengah viral di media sosial dan disukai banyak orang. Padahal, makanan yang diolah dengan minyak berlebihan ini tidak baik untuk kesehatan dan dapat memicu dislipimedia. Seperti apa?

Dalam sebuah konten yang viral di media sosial, seorang pria memesan ’’nasi minyak’’ yang dijual pedagang kaki lima di Jawa Timur. Menu itu menyajikan sepiring nasi yang diberi sambal dan bumbu bergelimang minyak.

Mengomentari konten tersebut, spesialis penyakit dalam dr Andi Khomeini Takdir Haruni mengatakan, mengonsumsi makanan dengan minyak berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit, terutama dislipidemia. Kondisi ini mengacu pada tingkat yang tidak sehat dari satu atau lebih jenis lipid atau lemak dalam darah.

’’Saya khawatir dampaknya ke peningkatan kasus dislipidemia dan turunannya," beber dr Koko dalam cuitan akun Twitter pribadinya yang dikutip detikcom atas izin yang bersangkutan.

Dislipidemia mengacu pada tingkat yang tidak sehat dari satu atau lebih jenis lipid (lemak) dalam darah. Darah mengandung tiga jenis lipid, yakni lipoprotein densitas tinggi (HDL), lipoprotein densitas rendah (LDL), dan trigliserida.

Jika seseorang mengidap dislipidemia, biasanya kadar LDL atau trigliseridanya terlalu tinggi. Kondisi tersebut juga menandakan kadar HDL yang rendah.

Lalu, apa saja bahayanya?

Melansir laman Healthline, LDL kerap dianggap sebagai jenis kolesterol jahat karena bisa menumpuk dan membentuk gumpalan atau plak di dinding arteri. Terlalu banyak plak di arteri jantung dapat menyebabkan serangan jantung.

HDL adalah kolesterol baik karena membantu menghilangkan LDL dari darah. Mengidap dislipidemia berarti kadar kolesterol baik dalam tubuh turun.

Trigliserida disimpan dalam sel lemak dan baru dilepaskan sebagai energi saat tubuh membutuhkannya. Namun, jika makan lebih banyak kalori daripada yang dibakar, penumpukan trigliserida bisa terjadi. 

Kadar LDL dan trigliserida yang tinggi membuat Anda berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung dan stroke. Kadar kolesterol HDL yang rendah terkait dengan risiko penyakit jantung yang lebih tinggi.

Gejala Dislipidemia

Seseorang mungkin saja tidak sadar mengalami dislipidemia, seperti misalnya tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, terkadang tidak menunjukkan gejala yang jelas. Kondisi ini baru sering ditemukan selama melakukan tes darah rutin.

Dislipidemia yang parah atau tidak diobati dapat menyebabkan kondisi lain, termasuk penyakit arteri koroner (CAD) dan penyakit arteri perifer (PAD). Baik CAD maupun PAD dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius, termasuk serangan jantung dan stroke. Adapun gejala umum dari kondisi ini meliputi:

-Sakit kaki, terutama saat berjalan atau berdiri

-Sakit dada

-Sesak atau tekanan di dada dan sesak napas

-Rasa sakit, sesak, dan tekanan di leher, rahang, bahu, dan punggung

-Gangguan pencernaan dan mulas

-Masalah tidur dan kelelahan siang hari

-Pusing

-Palpitasi jantung

-Keringat dingin

-Muntah dan mual

-Pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, telapak kaki, perut, dan urat leher

-Pingsan

Gejala-gejala ini dapat menjadi lebih buruk akibat stres. Nah, jika Anda mengalami nyeri dada yang parah, pusing, dan pingsan, atau kesulitan bernapas segera pergi ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: ALERT! ’’Nasi Minyak’’ Bisa Picu Dislipimedia, Apa Saja Bahayanya?