16/05/2023 15:31:17
Info Kesehatan

Mengenal Ciri-Ciri Psikis Pelaku Bunuh Diri

Foto: Ilustrasi/Depositphotos

Kasus bunuh diri di dunia masih tinggi yang mencapai 703.000 setiap tahunnya. Biasanya, pelaku bunuh diri menunjukkan beberapa ciri psikis sebelum melakukannya. Apa saja?

Kabar kematian penyanyi trot Korea Selatan, Haesoo (29), pada Jumat (12/5) lalu, mengejutkan banyak pihak terutama para penggemarnya. Terlebih, saat polisi menyampaikan dugaan bahwa Haesoo sengaja bunuh diri.

Berkaca pada kejadian tersebut, ada baiknya kita lebih memberikan atensi pada orang terdekat baik itu keluarga, teman, maupun kerabat, yang menunjukkan tanda-tanda mau bunuh diri. Siapa tahu kita dapat membantu mencegah hal itu terjadi.

Melansir National Institute of Mental Health, ada beberapa tanda yang bisa jadi menunjukkan seseorang memutuskan bunuh diri. Biasanya, mereka seringkali membicarakan soal kematian.

Selain itu, pelaku juga kerap membicarakan soal dirinyayang  tidak lagi berguna bagi banyak orang, muncul rasa bersalah atau malu yang besar, atau merasa menjadi beban bagi orang lain. Berikut ciri-ciri psikis lain yang mungkin ditunjukkan oleh pelaku bunuh diri:

-Kosong, putus asa, terjebak, atau tidak punya alasan untuk hidup

-Sangat sedih, lebih cemas, gelisah, atau penuh amarah

-Rasa sakit emosional atau fisik yang tak tertahankan

Selain itu, terdapat perubahan perilaku orang yang ingin bunuh diri. Diantaranya adalah sebagai berikut:

-Membuat rencana, mencari tahu soal bunuh diri

-Menarik diri dari teman, memberikan surat pamit, memberikan barang penting, atau membuat wasiat

-Mengambil risiko berbahaya seperti mengemudi dengan sangat cepat

-Perubahan suasana hati yang ekstrim

-Makan atau tidur berlebihan atau sebaliknya

-Memakai narkoba atau meminum alkohol

Pentingnya Kesehatan Mental

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dikutip detikcom, sebanyak 703.000 orang bunuh diri tiap tahunnya dan masih banyak orang yang mencoba bunuh diri. Bunuh diri menjadi penyebab utama kematian keempat di antara usia 15-29 tahun secara global pada tahun 2019.

Terdapat hubungan antara bunuh diri dan kesehatan mental. Namun, banyak juga kasus yang terjadi akibat penurunan kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup.

Selain itu, mengalami konflik, bencana, kekerasan, pelecehan, atau kehilangan dan rasa terasingkan sangat berkaitan dengan perilaku bunuh diri. Tingkat bunuh diri juga tinggi di antara kelompok yang rentan mengalami diskriminasi.

Kesehatan mental, menurut Kementerian Kesehatan, merupakan kondisi ketika individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi pada komunitasnya.

Jika kesehatan mental terganggu, gangguan mental atau penyakit mental bisa timbul. Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.

Stigma, terutama seputar masalah kesehatan mental dan bunuh diri, menjadikan banyak orang yang berpikir atau mencoba bunuh diri tidak mencari dan mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan. Pencegahan bunuh diri belum ditangani secara memadai karena kurangnya kesadaran akan bunuh diri sebagai masalah kesehatan. Selain itu, masalah ini dianggap tabu untuk dibicarakan secara terbuka.

Rekognisi dan pendidikan adalah cara penting untuk menghilangkan stigma yang terkait dengan kesehatan dan penyakit mental. Berbicara secara terbuka tentang kesehatan mental dapat mengurangi kesalahpahaman dan stigma.

Penting bagi keluarga, teman, dan orang-orang tersayang untuk memahami dampak kesehatan mental terhadap kehidupan sehari-hari. Ketika masyarakat lebih terdidik tentang kondisi ini, mereka dapat mendukung dan membantu seseorang yang menghadapi masalah kesehatan mental dengan lebih baik.

CATATAN: Jika Anda memiliki pikiran untuk bunuh diri, segera cari bantuan dengan menghubungi psikolog dan psikiater terdekat. Jika seseorang di sekitar mengungkapkan keinginan bunuh diri, jangan pernah dianggap bercanda. Anda dapat menghubungi Hotline bunuh diri 119 ext. 9 atau Halo Kemenkes 1500-567 yang tersedia 24 jam. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Mengenal Ciri-Ciri Psikis Pelaku Bunuh Diri