03/03/2023 13:02:38
Waspada Flu Burung

Potensi Penularan Virus Hanya Terjadi dari Unggas Hidup

Foto: Ilustrasi/iStock

Setelah Kamboja, isu mengenai virus flu burung yang menular ke manusia membuat banyak orang diliputi kecemasan. Salah satunya, ketakutan dalam mengonsumsi ayam. Lalu, amankah mengonsumsi ayam ditengah terpaan isu flu burung?

Guru besar biologi molekuler dari Universitas Airlangga (Unair), Prof Chairul A. Nidom menjelaskan bahwa virus flu burung memiliki karakter yang mudah mati karena pemanasan dan juga desinfeksi. Sebelum dipotong, seekor ayam biasanya akan melewati proses pemanasan pada waktu bulunya akan dicabut.

’’Itu sudah cukup untuk menghilangkan virus yang ada di dalam daging," katanya dalam webinar Cegah Flu Burung Mulai dari Sekitar Kita, Kamis (2/3/2023), seperti dikutip dari detikcom.

Menurut Prof Nidom, yang jadi permasalahan bukan ayam yang sudah menjadi karkas (dipotong), melainkan yang masih hidup. Pasalnya, ayam hidup berpotensi menularkan virus flu burung kepada manusia.

Karena hal tersebut, ia menyarankan masyarakat lebih baik membeli ayam yang sudah dikarkas atau melewati proses penyembelihan maupun desinfeksi, daripada ayam yang masih hidup.

’’Karena ayam hidup itu berisiko membawa virus tersebut. Jadi dengan pemanasan yang dilakukan untuk pencabutan bulu, apalagi itu dilakukan pada suatu industri, maka itu sudah cukup,’’ katanya.

’’Buat yang memotong, buang-buangan air dari pemotongan harus diolah atau didisinfeksi. Tapi kalau dagingnya sih saya rasa tidak masalah, dan itu sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat apakah virus itu masih hidup di dalam karkas," ujarnya lagi.

Seperti diberitakan, kabar soal virus flu burung yang menular ke manusia sedang heboh belakangan ini. Kasus terbaru ditemukan pada seorang wanita di China berusia 53 tahun yang dikabarkan mengalami gejala pada akhir Januari setelah melakukan kontak dengan unggas.

Adapun kasusnya terungkap seminggu setelah seorang gadis dan ayahnya dari Kamboja juga terinfeksi varian serupa. Gadis tersebut berusia 11 tahun, menjadi orang pertama di negara itu yang meninggal akibat flu burung sejak 2014.

Kementerian Kesehatan RI juga mewaspadai Kejadian Luar Biasa (KLB) flu burung clade 2.3.4.4b meski hingga kini, risiko penularan pada manusia masih sangat rendah. Hal ini merupakan bentuk kewaspadaan karena mutasi virus terjadi secara cepat dan konsisten di mamalia.

"Saat ini memang belum ada laporan penularan ke manusia, tapi kita tetap harus waspada," ungkap Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu.

Kemenkes RI juga meminta Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, kabupaten/Kota dan kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di Indonesia untuk berkoordinasi dengan instansi terkait fungsi kesehatan hewan dan sektor terkait lainnya dalam upaya pencegahan dan pengendalian flu burung pada manusia.

Di samping persiapan fasilitas kesehatan, Kemenkes Ri juga menyinggung diperlukannya peningkatan kapasitas labkesmas untuk pemeriksaan sampel dari kasus dengan gejala suspek flu burung. Kemudian, kegiatan surveilans dan Tim gerak Cepat (TGC) untuk mendeteksi sinyal epidemiologi di lapangan juga perlu diintensifkan.

Bukan Jenis Baru

Awalnya, kasus kematian gadis berusia 11 tahun di Kamboja sempat dikaitkan dengan jenis baru H5N1 clade 2.3.4.4b yang muncul pada 2020 dan memicu rekor kematian di burung liar dan unggas beberapa bulan terakhir. Namun kini sudah dipastikan, kematian tersebut bukan dipicu oleh jenis virus yang sama.

Mengacu pada genome sequencing yang dilakukan Kementerian Kesehatan Kamboja, virus yang menjangkit gadis tersebut teridentifikasi sebagai 2.3.2.1c, yang telah beredar di Kamboja selama bertahun-tahun dan secara sporadis telah menyebabkan infeksi pada manusia.

’’Ya, ini adalah jenis flu burung yang lebih tua yang telah beredar di sekitar wilayah ini selama beberapa tahun dan meskipun telah menyebabkan infeksi pada manusia di masa lalu, belum terlihat menyebabkan penularan dari manusia ke manusia. Namun, itu tidak berarti bahwa ancamannya berkurang,’’ ungkap Direktur Pusat Influenza Nasional Kamboja dan Kepala Virologi di Institut Pasteur du Cambodge, Etik Karlsson, dikutip dari Reuters. (*)

*Dari berbagai sumber

 

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Waspada Flu Burung: Potensi Penularan Virus Hanya Terjadi dari Unggas Hidup