13/03/2023 13:19:07
Info Kesehatan

Penerapan Model Gizi 5J Efektif Cegah Stunting

Foto: Ilustrasi/YouTube

Angka prevalensi stunting di Indonesia masih dinilai tinggi meski tahun lalu sudah mengalami penurunan yang signifikan. Penerapan model gizi 5J sangat direkomendasikan bagi orang tua, khususnya ibu hamil dan menyusui, untuk mencegah stunting. Apa saja?

Seperti yang kerap diberitakan, Pemerintah masih terus berupaya keras untuk menekan angka prevalensi stunting nasional paling tidak mencapai 14 persen pada 2024 mendatang. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, hingga tahun lalu, prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,6% atau turun 2,8 poin dari tahun sebelumnya.

Kehamilan umumnya menjadi salah satu momen bahagia yang banyak dinanti para ibu. Momen ini juga sangat penting karena pada 1.000 hari pertama kehidupan merupakan periode emas untuk mengoptimalkan pertumbuhan anak agar mencegah stunting.

Melansir situs resmi Ditjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Yankes Kemenkes), stunting memiliki efek jangka pendek hingga jangka panjang yaitu peningkatan risiko infeksi dan penyakit menular, gangguan perkembangan anak dan penurunan kapasitas belajar hingga peningkatan angka kematian dan risiko sakit.

Oleh sebab itu, penting bagi Ibu untuk memastikan gizi yang cukup sejak masa kehamilan. Ibu hamil dapat melakukan model gizi 5J untuk kehamilan. Salah satunya dengan pemenuhan asupan gizi kehamilan berupa paket pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil

Berikut model giji 5J yang perlu diterapkan ibu hamil dan menyusui seperti dilansir dari detikcom:

1. Jumlah Kalori

Secara jumlah, ibu hamil membutuhkan tambahan minimal 350-450 kalori per hari. Namun, jumlah ini perlu ditingkatkan seiring bertambahnya usia kehamilan. Pada trimester pertama dan kedua, ibu hamil sebaiknya mengonsumsi 350 kalori tambahan setiap hari. Sementara pada trimester akhir, jumlah kalori tambahan yang dibutuhkan 450 kalori per hari. Adapun kebutuhan gizi ini dapat diperoleh dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seperti protein tanpa lemak seperti susu, ayam, ikan, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran.

2. Jadwal Makan

Saat hamil, ibu hamil tentu harus mencukupi asupan gizi tak hanya untuk tubuhnya, melainkan pemenuhan gizi janin. Dalam kondisi ini, banyak yang menyarankan makan dengan porsi dua kali lipat. Namun, ibu hamil sebaiknya makan dengan jadwal 3 kali makan besar dan 3 kali makan kecil. Pasalnya, penting bagi ibu hamil untuk mengatur asupan gizi agar ibu tetap sehat dengan berat badan normal dan bayi bisa tumbuh dengan optimal.

3. Jenis Makanan

Jenis makanan yang dibutuhkan ibu hamil dikategorikan menjadi dua jenis, yakni gizi makro dan mikro. Gizi makro terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak. Sedangkan gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral. Kebutuhan jenis makanan ini berbeda tiap trimesternya. Pada trimester satu, diperlukan gizi lengkap (beragam jenis), terutama asam amino esensial dan asam lemak.

Melansir hopkinsmedicine, asam amino esensial dapat diperoleh dari makanan yang berasal dari protein hewani, seperti susu, telur, dan daging. Sementara asam lemak yang sehat dapat dipenuhi dengan mengonsumsi ikan, chia seed, atau olive oil seperti yang dikutip dari Webmd.

Sementara pada trimester kedua, Anda perlu mengonsumsi makanan seimbang dengan memenuhi kebutuhan gizi seperti protein, zat besi, vitamin D hingga asam folat. Pada trimester ketiga, sebaiknya perbanyak konsumsi makanan yang mengandung vitamin C, B6, B12, dan D, kalsium, omega 3 dan asam folat seperti dikutip Webmd.

4. Jalur Pemberian Gizi (Pemberian Gizi Alternatif)

Jika terdapat kesulitan untuk memenuhi gizi dengan cara lain maka diperlukan jalur lain untuk memenuhinya. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian gizi pengganti seperti susu kehamilan atau vitamin. Meski demikian, jalur pemberian gizi ini memerlukan analisa oleh tenaga medis atau dokter.

5. Penjagaan Terhadap Pelaksanaan (Kontrol Gizi)

Terakhir, ibu juga perlu memperhatikan atau melakukan upaya penjagaan yang disesuaikan dengan rekomendasi gizi kehamilan. Pasalnya, ibu hamil sering kali lupa untuk memenuhi gizinya. Agar program pemenuhan gizi dapat berjalan dengan baik maka diperlukan strategi salah satunya dengan membuat daftar menu harian, atau meminta orang terdekat untuk mengingatkan dan menjaga pelaksanaan gizi.

Di Indonesia, ibu juga dapat mengikuti program ANC atau antenatal care yang merupakan perawatan ibu dan janin selama masa kehamilan. Hal ini meliputi pemeriksaan bidan, pemeriksaan dokter, dokter gigi, pemeriksaan laboratorium dan konsultasi gizi. Pelaksanaan ANC terpadu juga dapat menilai status gizi hingga risiko infeksi yang mungkin dialami oleh ibu hamil.

Bagi ibu menyusui, penting untuk memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan kepada bayi yang baru lahir. Hal ini karena ASI merupakan gizi yang sempurna bagi bayi. Protein dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.

 

*Dari berbagai sumber

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Penerapan Model Gizi 5J Efektif Cegah Stunting