16/07/2020 12:15:46
Info Kesehatan

Demam Tinggi Akibat DBD atau Covid-19? Begini Cara Membedakannya

Foto: Internet/Ilustrasi

Salah satu gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) maupun Covid-19 adalah meningkatnya suhu tubuh hingga mencapai 39-40 derajat celcius. Lalu, bagaimana cara membedakannya?

Seperti diberitakan sebelumnya, saat ini jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia kembali meningkat. Tentu saja hal ini menambah rasa khawatir masyarakat mengingat pandemi Covid-19 belum berakhir.

Demam tinggi menjadi gejala paling umum yang biasa terjadi jika terinfeksi penyakit yang disebabkan virus baik Covid-19 maupun DBD. Akan tetapi, DBD memiliki gejala spesifik yang tidak terjadi pada pasien Covid-19.

Menurut ahli infeksi dan pedriati tropik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dr. Mulya Rahma Karyanti, SpA(K), demam pada penderita DBD biasanya disertai muka merah, nyeri kepala, nyeri pada belakang mata, muntah-muntah, dan perdarahan mendadak seperti mimisan dan gusi berdarah atau perdarahan kulit seperti memar.

’’Itu yang tidak ada pada Covid,’’ kata dr. Mulya dalam siaran virtual melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut Mulya menjelaskan, DBD disebabkan karena virus dengue yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti. Orang yang terinfeksi akan mengalami fase kritis pada hari ketiga karena pasien kekurangan cairan.

’’Obat DBD sebenarnya cairan. Jadi kalau hari ketiga dia tidak minum, kita menyebutnya warning sign, (demam) tidak turun, kemudian dia lemas, perdarahan spontan, ada pembesaran ulu hati, penumpukan cairan sama trombosit yang makin turun, itu khas sekali bahaya DBD. Yang bahaya di hari ketiga itu kita sebut fase kritis,’’ terangnya.

Kondisi terparah bisa menyebabkan kebocoran di pembuluh darah. Akibatnya akan ada cairan yang keluar, kemudian aliran darah ke otak berkurang sehingga menyebabkan tubuh lemas.

Mulya mengingatkan, jika gejala warning sign itu terjadi, sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit. Demam tinggi yang terjadi lebih dari dua hari juga harus diwaspadai.

’’Biasanya penyakit khas virus itu demam tinggi. Kalau demam 2-3 hari nggak turun, segera dibawa ke rumah sakit. Pada DBD gejala batuk memang bisa terjadi, tapi hanya 10-15 persen, dan tidak sesak, tidak seperti Covid-19,’’ ujarnya.

Bedanya lagi gejala DBD dan Covid-19 adalah dari sisi usia penderita. Jika Covid-19 lebih berisiko tinggi mudah menginfeksi orang lanjut usia dan pasien dengan penyakit penyerta, Mulya mengatakan DBD bisa terjadi pada jenjang umur berapa pun. Hanya saja, belakangan ini lebih banyak terjadi pada remaja dan dibawa ke rumah sakit telah pada fase kritis. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Demam Tinggi Akibat DBD atau Covid-19? Begini Cara Membedakannya