03/09/2020 10:54:11
Info Kesehatan

Hamil saat Pandemi Covid-19, Waspadai Juga Infeksi Virus Hepatitis Ya Moms!

Foto: Internet/Ilustrasi

Saat ini fokus publik dunia lebih terarah pada pandemi Covid-19, termasuk bagi ibu hamil. Sebaiknya ibu hamil juga mewaspadai ancaman virus hepatitis terutama B dan C karena tidak banyak yang menyadari dirinya telah terinfeksi virus ini.


Dari banyaknya virus hepatitis, biasanya hepatitis B dan C merupakan virus yang paling sering menyerang ibu hamil. Hepatitis B adalah bentuk hepatitis yang paling sering ditularkan ibu ke janin yang dikandungnya, dengan peningkatan risiko yang lebih besar jika tinggal di negara berkembang.

Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B yang dapat menyebar melalui darah dan cairan tubuh yang terinfeksi. Virus hepatitis dikatakan berbahaya karena bisa menular melalui aliran darah.

Ketika seorang ibu hamil terkena virus tersebut, tentunya kondisi janinnya perlu lebih di waspadai. Memiliki gejala yang hanya bisa dirasakan samar-samar, atau mungkin tidak muncul sama sekali, tentunya ibu hamil perlu mengetahui hal-hal penting mengenai virus hepatitis B.

Lalu, apa saja yang perlu diketahui?

Gejala

Baik hepatitis B ataupun C, keduanya memang dikatakan virus hepatitis yang paling sering mengintai ibu hamil. Penyebabnya adalah karena virus hepatitis terebut menyebar melalui darah dan cairan tubuh yang terinfeksi.

Gejala hepatitis termasuk mual dan muntah, selalu kecapekan, kehilangan nafsu makan, demam, sakit perut (terutama di sisi kanan atas, lokasi hati berada), sakit pada otot dan persendian, serta bisa menyebabkan kulit kuning.

Namun dari gejala yang sudah disebutkan, hepatitis B pada umumnya tidak akan menimbulkan gejala ketika infeksi virus mulai terjadi. Penyakit ini akan terus berjalan perlahan dalam jangka waktu panjang sehingga kondisi kesehatan semakin memburuk.

Bahaya dan risiko

Sekitar 90 persen ibu hamil dengan infeksi hepatitis B akut akan menularkan virus tersebut ke janin mereka. Hanya 10-20 persen ibu hamil  dengan infeksi hepatitis B kronis dapat lebih menularkannya lebih cepat pada janin mereka.

Meskipun bayi dalam kandungan pada umumnya tidak terpengaruh oleh virus hepatitis yang diderita sang ibu selama kehamilan, tetapi bahayanya meningkatkan risiko tertentu saat persalinan. Salah satunya bayi lahir prematur, bayi lahir dengan berat rendah (BBLR), atau kelainan anatomi dan fungsi tubuh bayi (terutama pada infeksi hepatitis B kronis).

Risiko lainnya adalah bayi akan terkena virus hepatitis B ketika lahir, pasalnya penyakit ini diteruskan ke bayi yang terkena paparan darah dan cairan vagina ibu selama proses persalinan. Itulah mengapa virus hepatitis B bisa sangat parah pada bayi, karena hal ini bisa mengancam nyawa mereka.

Penanganan

Ketika mulai mengalami gejala terkena virus hepatitis B, sebaiknya ibu hamil segera melakukan pemeriksaan darah ke dokter untuk mengetahui hasil pastinya. Jika hasil test darah negatif, biasanya dokter menyarankan untuk memberikan imunisasi agar tidak mudah tertular virus hepatitis B.

Jika hasilnya positif, dokter akan memberikan vaksin imunoglobulin yang aman dan baik ibu hamil dan janin yang sedang berkembang. Berbeda dengan kasus hepatitis B positif yang lebih lanjut, dokter akan memberikan obat antivirus yang disebut tenofovir.

Selain penanganan dengan imunisasi dan obat antivirus, dokter juga akan menganjurkan bagi perempuan hamil yang terkena hepatitis B untuk memperbaiki pola hidup dengan memperbaiki asupan makanan bernutrisi yang diolah secara higienis, perbanyak konsumsi air putih, cukupi istirahat, rutin berolahraga, menghentikan kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.

Setelah selesai melewati proses persalinan, pastikan si Kecil mendapatkan vaksin dan antibodi untuk mencegah penularan virus juga ya, Mom. (*)

*Dari berbagai sumber

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Hamil saat Pandemi Covid-19, Waspadai Juga Infeksi Virus Hepatitis Ya Moms!