21/09/2020 10:45:44
Info Kesehatan

Mengenal Penyakit Brucellosis yang Menginfeksi Ribuan Warga China

Foto: Internet/Ilustrasi

Sebanyak 3.245 orang di barat laut China, dilaporkan mengidap penyakit Brucellosis akibat kebocoran perusahaan pabrik biofarmasi. Nah, seperti apa penyakit Brucellosis dan gejalanya?

Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Ya, ditengah pandemi Covid-19 yang belum usai, ribuan orang di barat laut China kini harus menghadapi infeksi penyakit lain: Brucellosis. Wabah ini disebabkan bakteri yang menyebar karena kebocoran perusahaan biofarmasi pada pertengahan  tahun lalu.

Komisi kesehatan Lanzhou, ibu kota Provinsi Gansu memastikan ada 3.245 orang yang terjangkit penyakit brucellosis dan telah menguji 21.847 warga setempat. ’’Sejauh ini tidak ada korban jiwa yang dilaporkan,’’ kata Komisi Kesehatan Kota seperti dilansir CNN.

Apa itu Brucellosis?

Melansir keterangan dalam laman WebMD, Brucellosis biasanya disebarkan oleh sapi yang sudah terkontaminasi. Selain itu, hewan ternak seperti babi, domba, kambing, bahkan unta bisa terinfeksi bakteri ini dan menularkan manusia. Bahkan, penelitian tebaru menemukan bakteri Brucella ada di hewan laut seperti di anjing laut.

Bicara mengenai penyakit ini, masyarakat perlu tahu tentang gejalanya. Dikatakan di sana, saat bakteri ini menyerang tubuh, secara umum gejala yang muncul menyerupai flu biasanya.

Jadi, tubuh akan mulai mengalami demam dengan suhu di atas 37 derajat celsius yang biasanya terjadi saat sore hari, sakit punggung, sakit dan nyeri di seluruh badan, nafsu makan hilang dan terjadi penurunan berat badan, sakit kepala, keringat malam, lelah, sakit perut, dan batuk.

’’Gejala biasanya muncul dalam lima hingga 30 hari setelah tubuh Anda terkontaminasi bakteri,’’ terang laporan itu.

Yang perlu menjadi perhatian juga bahwa bakteri Barucella terbagi menjadi empat jenis, yaitu B.melitensis (ini ditemukan pada banyak kasus, biasanya ditemukan di domba dan kambing), B.suis (jenis bakteri yang paling banyak ditemukan di Amerika dan ada di babi), B.canis (infeksi bakteri ini ada di anjing), dan B.abortus (infeksi berasal dari hewan ternak dan terjadi di seluruh dunia).

Nah, dari keempat jenis Brucella itu, gejala yang terjadi saat tubuh manusia terinfeksi berbeda-beda. Ketika Anda terinfeksi B.abortus, misalnya, gejala yang muncul itu ringan hingga sedang, tetapi lebih mungkin menjadi kronis atau tahan lama. Tapi, ketika Anda terinfeksi B.canis, gejalanya lebih mudah hilang, tetapi ada gejala tambahan yaitu muntah dan diare.

Berbeda lagi ketika Anda terinfeksi B.suis, banyak organ tubuh Anda terinfeksi. Dan ketika Anda terinfeksi B.melitensis, gejala yang muncul bisa langsung parah hingga menyebabkan kecacatan.

Penyakit yang juga dikenal sebagai demam Malta atau demam Mediterania ini menyebabkan penderitanya mengalami gejala sakit kepala, nyeri otot, demam, dan kelelahan. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, meski gejala ini mereda, beberapa gejala bisa menjadi kronis atau tidak pernah hilang seperti radang sendi atau pembengkakan pada organ tertentu.

Kebocoran pabrik farmasi

Masih menurut CDC, penularan penyakit brucellosis dari manusia ke manusia sangat jarang terjadi. Namun, kebanyakan orang terinfeksi dengan makan makanan yang terkontaminasi atau menghirup bakteri yang ada di Lanzhou. Wabah ini berasal dari kebocoran di pabrik biofarmasi Zhongmu Lanzhou yang terjadi antara Juli sampai Agustus tahun lalu.

Ketika pabrik farmasi itu memproduksi vaksin Brucella untuk hewan, perusahaan itu menggunakan disinfektan dan pembersih kadaluarsa. Artinya, tidak semua bakteri dibasmi dalam gas limbah. Gas limbah yang terkontaminasi membentuk aerosol yang mengandung bakteri dan bocor ke udara. Bakteri ini kemudian terbawa angin ke Institut Penelitian Hewan Lanzhou, tempat wabah pertama kali melanda.

Orang-orang di institut itu mulai melaporkan infeksi pada November, dan sejak saat itu jumlahnya meningkat. Menurut kantor berita pemerintah China Xinhua, pada akhir Desember ada 181 orang di institut itu terinfeksi brucellosis. Pasien yang terinfeksi lainnya termasuk mahasiswa dan anggota fakultas Universitas Lanzhou.

Wabah itu bahkan menyebar ke provinsi Heilongjiang, di ujung paling timur laut negara itu, di mana 13 kasus positif telah bekerja di institut dokter hewan pada Agustus. Menurut Komisi Kesehatan Lanzhou, beberapa bulan setelah wabah, pejabat provinsi dan kota telah menyelidiki kebocoran di pabrik. Pada Januari, pihak berwenang telah mencabut izin produksi vaksin untuk pabrik tersebut, dan mencabut nomor persetujuan produk untuk dua vaksin Brucellosisnya.

Brucellosis sangat umum di China sejak 1980-an. Namun sejak vaksin ditemukan, wabah itu dapat dikendalikan dengan baik. Kendati sudah ada vaksin, wabah brucellosis masih dilaporkan di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir. Sebagai contoh, wabah brucellosis di Bosnia menginfeksi sekitar 1.000 orang pada tahun 2008. (*)

*Dari berbagai sumber

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Mengenal Penyakit Brucellosis yang Menginfeksi Ribuan Warga China