22/07/2021 11:37:41
Info Kesehatan

Tahukah Kamu, Vitamin D Terbagi dalam 2 Jenis, Apa Bedanya?

Foto: Ilustrasi/Depositphotos

Asupan vitamin D saat ini menjadi penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh selain vitamin C, E, dan Zinc. Vitamin D sendiri ternyata terbagi dalam dua jenis, yakni D2 dan D3. Apa bedanya?

Mempertahankan daya tahan tubuh ditengah pandemi Covid-19 menjadi hal yang sangat krusial. Terlebih saat ini, berdasarkan data dari Covid19.go.id per 18 Juli 2021, hampir seluruh wilayah Indonesia sudah menjadi zona merah.

Nah, untuk memenuhi asupan vitamin D, masyarakat pun memiliki kebiasaan baru seperti rutin minum suplemen vitamin, berolahraga, hingga berjemur. Yang mungkin belum banyak orang tahu adalah bahwa sebenarnya vitamin D terbagi dalam dua jenis yakni vitamin D2 (ergokalsiferol) dan vitamin D3 (kolekalsiferol).

Seperti dilansir dari Detik.com, secara alami tubuh kita memproduksi vitamin D ketika terkena sinar matahari karena sinar ultraviolet (UV) memicu sintesis vitamin D. Namun tak cukup dari berjemur, kebutuhan tubuh akan vitamin D perlu dicukupi dari asupan makanan atau suplemen vitamin.

Pada dasarnya, perbedaan 2 jenis vitamin D ini ada pada sumber makanan. Vitamin D2 berasal dari bahan makanan hewani seperti minyak ikan, hati, kuning telur, butter, atau suplemen. Sedangkan vitamin D3 bersumber dari makanan nabati seperti jamur.

Dikutip dari Healthline, vitamin D2 dan D3 memiliki efektivitas berbeda dalam meningkatkan kadar vitamin D pada tubuh. Memang, keduanya efektif diserap dalam darah, namun proses metabolisme hati pada 2 jenis vitamin D ini berbeda. Sebagian besar riset menyebut, D3 lebih efektif daripada D2 dalam meningkatkan kadar kalsifikasi dalam darah.

Pertanyaan lainnya adalah, apakah cukup hanya dengan berjemur di pagi hari untuk memenuhi asupan vitamin D3? Radiasi ultraviolet B (UVB) dari sinar matahari memang dapat memicu pembentukan vitamin D3 di kulit dan meningkatkan kadar vitamin D dalam tubuh.

Akan tetapi, ada banyak faktor penentu efektivitas berjemur terhadap terpenuhinya vitamin D dalam tubuh. Mengingat, faktor geografis membuat setiap daerah memiliki kadar sinar UVB yang berbeda meski di waktu yang sama. Sementara, paparan UVB berlebih terutama tanpa proteksi sunblock justru bisa meningkatkan risiko kanker kulit dalam jangka waktu lama.

Maka itu, tak ada salahnya mencukupi kebutuhan tubuh akan vitamin D melalui asupan makanan. Tak perlu khawatir, perbedaan vitamin D dan D3 bisa diatasi dengan menu makan.

Sekadar informasi, per 18 Juli 2021, pemerintah mengumumkan bahwa jumlah wilayah yang masuk ke dalam zona hijau Covid-19 hanya tersisa 2 kabupaten-kota. Jumlah ini menurun dari update sebelumnya pada 11 Juli 2021, yakni ada 11 kabupaten-kota yang tidak memiliki kasus Corona dan 1 kabupaten-kota yang tidak terdampak Covid-19.

Zona hijau Covid-19 di Indonesia dibagi menjadi dua kategori. Pertama, wilayah yang dulunya pernah ada kasus Corona, namun dalam 4 minggu terakhir tak ada kasus penularan lagi dan angka kesembuhannya di atas 95 persen. Ke-dua, wilayah yang belum pernah terdampak Covid-19 sama sekali.

Zona hijau tersebut adalah Pegunungan Arfak di Papuar Barat, dan zona tidak terdampak yaitu Dogiyai di Papua. Menurunnya jumlah wilayah yang masuk ke dalam zona hijau Covid-19 merupakan salah satu dampak dari lonjakan kasus Corona.

Dalam pengumuman perpanjangan PPKM Darurat, yang kini menjadi PPKM level 3 dan 4, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada masyarakat untuk bekerja sama dalam mencegah penularan virus Corona. Masyarakat diimbau untuk terus disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Tahukah Kamu, Vitamin D Terbagi dalam 2 Jenis, Apa Bedanya?