08/06/2020 11:01:06
Info Kesehatan

Banyak Nyamuk di Rumah? Waspada Virus Chikungunya

Di masa pergantian musim, biasanya keberadaan nyamuk akan lebih banyak. Karena itu, tetaplah waspada terhadap virus yang disebabkan oleh nyamuk, diantaranya adalah Chikungunya.


Belum lama ini virus chikungunya menyerang puluhan warga sekampung di Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Mereka mengeluhkan sakit yang sama, yakni demam, kaki bengkak, dan sulit berjalan dimana gejala-gejala tersebut merupakan tanda dari penyakit chikungunya.

Seperti dilansir dari Alo Dokter, chikungunya merupakan infeksi virus yang ditandai dengan serangan demam dan nyeri sendi secara mendadak. Virus ini menyerang dan menulari manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus, dua jenis nyamuk yang juga dikenal sebagai penyebab demam berdarah (DBD).

Nyamuk tersebut mendapatkan virus chikungunya saat menggigit seseorang yang telah terinfeksi sebelumnya. Penularan virus terjadi bila orang lain digigit oleh nyamuk pembawa virus tadi, namun tidak menyebar secara langsung dari orang ke orang.

Virus chikungunya dapat menyerang siapa saja. Namun, risiko terserang penyakit ini lebih tinggi pada bayi yang baru lahir, lansia 65 tahun ke atas, dan individu dengan kondisi medis lain, seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.

Pada beberapa kasus, chikungunya tidak menimbulkan gejala apa pun. Akan tetapi, umumnya penderita chikungunya mengalami gejala, seperti demam hingga 39 derajat Celsius, nyeri pada otot dan sendi, bengkak pada sendi, nyeri pada tulang, sakit kepala, muncul ruam di tubuh, lemas, dan mual.

Gejala di atas biasanya timbul 3-7 hari setelah seseorang digigit nyamuk pembawa virus. Pada umumnya, penderita akan membaik dalam seminggu. Tapi pada sebagian penderita, nyeri sendi dapat berlangsung hingga berbulan-bulan. Walaupun tidak sampai menyebabkan kematian, gejala chikungunya yang parah dapat menyebabkan kelumpuhan sementara.

Pengobatan 

Tidak ada pengobatan khusus untuk menyembuhkan chikungunya, karena penderita akan sembuh dengan sendirinya. Dalam banyak kasus, gejala akan mereda dalam seminggu. Meski demikian, nyeri sendi dapat berlangsung hingga beberapa bulan.

Biasanya dDokter akan meresepkan obat antiradang atau obat flu tulang, seperti paracetamol atau ibuprofen guna meredakan nyeri sendi dan demam. Selain itu, pasien juga akan disarankan banyak minum dan istirahat yang cukup.

Satu hal yang perlu diketahui, jangan menggunakan aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) sebelum dokter memastikan gejala yang dialami bukanlah demam berdarah. Hal tersebut untuk mencegah terjadinya perdarahan. Bila Anda sedang menjalani pengobatan untuk kondisi lain, sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat lain. (*)

 

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Banyak Nyamuk di Rumah? Waspada Virus Chikungunya