22/06/2020 11:24:19
Info Kesehatan

Jangan Anggap Remeh Gangguan Pencernaan

Foto: https://bit.ly/2B0a9cD

Dalam masa Pandemi Covid-19 ini, kita harus benar-benar memperhatikan dan menjaga kesehatan tubuh agar tidak mudah tertular virus yang sedang mewabah tersebut. Sistem kekebalan tubuh bisa kita jaga dengan memperhatikan asupan makanan dan pola makan. Namun, asupan makanan yang masuk ke tubuh tidak akan optimal jika terjadi gangguan pada sitem pencernaan, karena makanan akan sulit dikonsumsi atau tidak adanya nafsu makan.

Berikut macam-macam gangguan pencernaan yang sering terjadi dan cara mengobatinya, dilansir dari Kompas.com

1. Diare

Diare adalah keadaan buang air besar (BAB) yang terjadi terlalu sering dengan feses yang encer atau banyak mengandung air. Diare memang biasanya berlangsung beberapa hari dan seringkali menghilang tanpa perawatan. Namun, diare bisa bisa terjadi secara akut atau kronis.

Diare akut terjadi ketika kondisinya berlangsung selama satu hingga dua hari Jika mengalami kondisi ini, seseorang mungkin mengalami diare akibat infeksi virus atau bakteri, termasuk karena keracunan makanan. Sedagkan, diare kronis mengacu pada diare yang berlangsung selama setidaknya empat minggu. Ini biasanya akibat dari penyakit usus atau kelainan, seperti penyakit celiac atau penyakit Crohn.

Berikut ini beberap penyebab diare secara umum:

  • - Intoleransi makanan, seperti intoleransi laktosa
  • - Alergi makanan
  • - Reaksi yang merugikan terhadap obat
  • - Infeksi virus
  • - Infeksi bakteri
  • - Penyakit usus
  • - Infeksi parasit
  • - Operasi kandung empedu atau perut
  • lll

Sementara, rotavirus adalah penyebab umum diare pada masa kanak-kanak. Diare juga kerap diakibatkan oleh infeksi bakteri Salmonella atau E. coli.

Cara mengobati diare:

Perawatan untuk diare biasanya membutuhkan penggantian cairan yang hilang. Dengan demikian, Anda berarti perlu minum lebih banyak air atau minuman pengganti elektrolit.

Dalam kasus diare yang lebih serius, Anda mungkin perlu mendapatkan cairan infus di rumah sakit.

Jika infeksi bakteri adalah penyebab diare Anda, dokter Anda mungkin akan meresepkan antibiotik.

Dokter Anda akan memutuskan perawatan Anda berdasarkan:

  • - Keparahan diare dan kondisi terkait
  • - Frekuensi diare dan kondisi terkait
  • - Tingkat status dehidrasi
  • - Riwayat kesehatan
  • - Usia
  • - Kemampuan Anda untuk mentoleransi berbagai prosedur atau pengobatan

 

2. Sembelit

Sembelit adalah kondisi yang ditandai dengan BAB yang lambat. Keadaan ini terjadi karena usus besar menyerap air secara berlebihan sehingga feses menjadi kering dan keras.

Berikut ini beberapa penyebab sembelit yang bisa terjadi:

  • Kurang minum
  • Kurang makan makanan mengandung serat
  • Tidak membiasakan diri BAB setiap hari
  • Faktor usia
  • Kekurangan aktivitas fisik
  • Kehamilan
  • Stres
  • mm

Cara mengobati sembelit:

Untuk membantu meringankan sembelit, banyak minum air putuh dan makan makanan yang mengandung banyak serar adalah solusinya.

Jika pergi ke dokter, dokter mungkin akan memberikan obat mineral oil atau docusate sodium yang berfungsi untuk melunakkan kotoran, sehingga pembuangan feses lebih mudah.


3. Sakit maag

Sakit maag atau tukak lambung adalah luka yang terjadi pada lapisan lambung atau usus dua belas jari. Gejala maag pada umumnya yakni kembung, mual, muntah-muntah dan kurang nafsu makan.

Tak hanya itu, penderita tukak lambung biasanya juga mengalami pegal-pegal di punggung selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Gejala tersebut dapat terjadi 2-3 jam setelah makan atau terjadi pada malam hari saat perut kosong.

Penyakit maag bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya yakni:

  • Infeksi bakteri Helicobacter pylori
  • - Efek samping penggunaan obat-obatan non steroidal anti-inflammatory agents, seperti aspirin
  • Efek samping dari sering mengonsumsi makan-makanan tertentu seperti terlalu pedas
  • ll

Cara mengobati sakit maag: Gejala-gejala penyakit maag ringan bisa diobati dengan antacid. Sementara, jika penyakit maag disebabkan oleh bakteri H. pylori, pengobatan bisa dilakukan dengan pemberian antibibiotik.

 

4. GERD

Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau refluks asam terjadi ketika asam lambung atau empedu mengalir kembali ke kerongkongan, menyebabkan mulas dan gejala tidak nyaman lainnya.

Kebanyakan orang mengalami refluks asam dari waktu ke waktu, terutama setelah makan makanan pedas atau makanan berat. Namun, ketika refluks asam terjadi lebih dari dua kali seminggu, kondisi ini dianggap sebagai penyakit GERD.

Penyakit GERD sendiri memiliki potensi untuk menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Berikut ini beberapa gejala-gejala penyakit GERD:

  • Sensasi terbakar di dada (mulas) yang kadang-kadang bergerak ke tenggorokan
  • Rasa asam di bagian belakang mulut
  • Kesulitan menelan
  • Batuk kering
  • Tenggorokan sakit
  • Mual
  • Bersendawa
  • Memuntahkan makanan atau cairan asam
  • Merasakan benjolan di tenggorokan
  • mm

Cara mengobati GERD:

Untuk mengatasi gejala GERD, Anda mungkin akan disarankan dokter untuk mengonsumsi obat-obatan golongan berikut :

  • Antasida
  • H-2 receptor blockers, seperti cimetidine, famotidine, dan ranitidine
  • Proton pump inhibitors (PPIs), seperti lansoprazole dan omeprazole
  • mm

Untuk mengonsumsi obat-obatan tersebut, Anda perlu berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu.

Selain mengonsumsi beberapa obat di atas, Anda perlu juga melakukan perubahan gaya hidup agar GERD tak kambuh lagi.

Ini yang dianjurkan untuk mencegah penyakit GERD:

  • Menjaga berat badan ideal
  • Tidak merokok
  • Tidak berbaring atau tidur setidaknya dalam waktu 2 hingga 3 jam setelah makan
  • Mengurangi makanan atau minuman yang memicu asam lambung naik, seperti susu, makanan pedas dan berlemak, cokelat, mint, kopi, dan alcohol

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Jangan Anggap Remeh Gangguan Pencernaan