01/07/2020 11:12:19
Lawan Covid-19

Pelayanan Imunisasi Menurun Selama Pandemi Covid-19, Waspadai Wabah Ganda!

Foto: Internet/Ilustrasi

Selama pandemi Covid-19 pelayanan imunisasi untuk anak dan bayi di Indonesia mengalami penurunan. Hal tersebut berpotensi menyebabkan wabah ganda atau double outbreak. Seperti apa?

 

Wabah ganda artinya adalah selain Covid-19, akan ada penyakit lain yang merebak secara bersamaan akibat anak tidak melakukan imunisasi. Faktanya,  dari hasil survei bersama Unicef Indonesia dan pemerhati imunisasi anak, pelayanan imunisasi menurun karena wabah Covid-19.

Selain itu, banyak orang tua yang takut membawa anaknya ke Puskesmas atau ke Posyandu untuk melakukan imunisasi. ’’Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut kondisi ini berpotensi menyebabkan wabah ganda atau double outbreak,’’ kata Reisa Broto Asmoro selaku anggota Tim Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dalam konferensi pers di Graha BNPB, Selasa (30/6).

Reisa juga menambahkan, belum ditemukannya vaksin Covid-19 maka masyarakat belum memiliki kekebalan terhadap virus tersebut. Oleh karena itu, ia mengingatkan agar masyarakat memanfaatkan semaksimal mungkin ketahanan tubuh buatan yang telah ditemukan para ilmuwan dan pakar penyakit menular.

’’Dalam konteks saat ini, imunisasi secara lengkap pada anak dapat meningkatkan kekebalan tubuh bersama dan akhirnya bisa mengusir penyakit,’’ ujar Reisa.

Dokter berparas cantik ini lantas mengimbau agar pelaksanaan imunisasi untuk anak secara lengkap tetap dilakukan meski ditengah masa pandemi. Kendati demikian, rangkaian imunisasi harus menerapkan protokol kesehatan.

Protokol yang dimaksud yakni, pertama, imunisasi dasar dan lanjutan diupayakan tetap diberikan sesuai jadwal. Tujuannya, agar melindungi anak dari sejumlah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti polio dan campak.

Kedua, secara operasional, layanan imunisasi di puskesmas, puskesmas keliling, posyandu atau fasilitas kesehatan lain harus mengikuti kebijakan pemda setempat. Ketiga, pelaksanaan imunisasi untuk penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi harus dimaksimalkan, termasuk pelaporannya.

’’Dan keempat, selalu menerapkan protokol kesehatan dan jaga jarak minimal 1,5 meter,’’ ucapnya menegaskan.

Lebih berbahaya

Sebelumnya, hal senada diungkapkan juga oleh Ketua Bidang Hubungan Masyarakat dan Kesejahteraan Anggota Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, Hartono Gunardi. Ia mengakui, sejak pandemi Covid-19, banyak orang tua takut untuk membawa anaknya ke Puskesmas atau ke Posyandu.

Hartono pun mengingatkan penyakit akibat tidak dilakukannya imunisasi lebih berbahaya dari Covid-19. ’’Ini akan sangat berisiko untuk mendapatkan double outbreak. Double outbreak ini artinya sudah kita mengalami kejadian Covid, tapi ditambah lagi dengan penyakit yang hanya bisa dicegah dengan imunisasi,’’ katanya.

Hartono mencontohkan penyakit campak. Menurutnya, penularan campak justru lebih berbahaya dibanding Covid-19.

"Kita takut dengan Covid, tapi jauh lebih berbahaya adalah campak. Kalau satu orang penderita covid ini bisa menularkan satu sampai tiga orang. Tapi campak, satu orang terkena bisa menularkan ke 18 orang. Dan kalau penderita Covid ini batuk atau bersin jarak dropletnya itu bisa berjalan kira-kira 2 meter. Kalau campak lebih dari 6 meter. Jadi jangan lupakan imunisasi ini," terang Hartono seperti dilansir dari Sindonews.

Selain itu, penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi adalah Difteri. Jika anak sudah terkena Difteri dan sakit, maka saluran nafasnya akan tertutup oleh selaput membran. Kalau tertutup selaput membran, anak tidak bisa bernafas dan akan berbunyi seperti orang ngorok.

’’Kemudian kita harus membuat lobang, kalau selaputnya dicongkel, dia kan berdarah-darah dan anaknya bisa meninggal akibat perdarahan. Untuk itu leher harus dilobangi untuk saluran nafas,’’ ujarnya.

Untuk menetralisir racun yang disebabkan dikeluarkan oleh kuman Difteri itu, kata Hartono masih pakai serum. Namun, serumnya tidak dibuat Indonesia, diimpor dari negara lain.

Bahkan, sebagian besar pabrik pembuat serum Difteri itu sudah tutup. Karena penyakit Difteri tidak ada lagi di negara tempat pembuat, enggak laku dijual.

Oleh karena itu, Hartono pun mengingatkan agar jangan sampai anak-anak Indonesia tertular Difteri ataupun Campak. ’’Jangan sampai terjadi outbreak. Bawa anak Anda ke Posyandu ataupun Puskesmas untuk imunisasi,’’ tegas Hartono. (*)

 

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Lawan Covid-19: Pelayanan Imunisasi Menurun Selama Pandemi Covid-19, Waspadai Wabah Ganda!