Covid-19 Lebih Mematikan pada Pasien Obesitas, Mengapa?
Virus Covid-19 yang menginfeksi orang dengan obesitas, ternyata lebih mematikan. Hal ini terungkap dalam sebuah penelitian terhadap 399.000 pasien di rumah sakit di Amerika Serikat. Mengapa bisa terjadi?
Dalam sebuah sebuah penelitian yang dipublikasikan Obesity Review, mereka yang memiliki indeks massa tubuh di atas 30 atau masuk kategori obesitas, sangat rentan terinfeksi Covid-19 akibat penyakit kronis yang menimpanya.
Dari penelitian tersebut menemukan fakta bahwa 113 persen penderita obesitas lebih berisiko tinggi daripada orang dengan berat badan ideal. Orang dengan obesitas yang terinfeksi Covid-19 juga 74 persen lebih tinggi kemungkinannya untuk dirawat di ICU, dan 48 persennya berisiko meninggal dunia.
Apa kaitannya obesitas dengan risiko infeksi Covid-19? Menurut data Cleveland Clinic yang dilansir dari Kompas.com, orang dengan obesitas rentan tertular Covid-19 dan mengalami komplikasi parah akibat penyakit tersebut karena hal-hal berikut:
Sistem kekebalan tubuh yang lemah
Orang dengan obesitas seringkali memiliki kekebalan bawaan dan adaptif yang lemah. Itu sebabnya, mereka lebih rentan terhadap infeksi.
Respons imun yang terlalu aktif
Obesitas bisa menyebabkan peradangan kronis. Kondisi ini bisa menyebabkan tubuh memproduksi sitokin berlebihan. Sitokin merupakan molekul yang berkomunikasi dan mengatur sistem kekebalan. Infeksi Covid-19 juga memicu pelepasan sitokin.
Mengalami obesitas sekaligus Covid-19 bisa memicu jumlah sitokin berlebih dalam tubuh, yang disebut ’’badai sitokin’’. Badai sitokin dapat menyebabkan kerusakan pada banyak organ tubuh.
Risiko kardiovaskular yang tinggi
Pasien dengan obesitas sering kali memiliki penyakit kardiovaskular yang mendasar dan disertai dengan berbagai risiko terkait seperti diabetes dan hipertensi. Semua faktor ini bisa mempersulit pasien untuk segera pulih dari Covid-19.
Peningkatan risiko pembekuan darah
Pasien yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami pembekuan darah, suatu kondisi yang juga dikaitkan dengan Covid-19. Hal ini terjadi karena infeksi virus corona bisa merusak endotelium atau lapisan sel pembuluh darah yang bisa meningkatkan risiko kematian.
Sistem paru yang rusak
Obesitas juga bisa mempengaruhi mekanisme dinding dada dan diafragma. Kondisi ini bisa membuat pasien lebih rentan terhadap berbagai gangguan pernapasan lain seperti sleep apnea, asma, dan sindrom hipoventilasi obesitas. Hal tersebut bisa semakin parah jika tubuh terinfeksi virus corona karena virus ini juga mempengaruhi sitem pernapasan.
Pedoman kesehatan untuk penderita obesitas Tindakan pencegahan adalah hal mutlak dilakukan untuk orang dengan obesitas. Selain melakukan physical distancing dan memakai masker, orang dengan obesitas juga harus melakukan program penurunan berat badan.
Menurut ahli penyakit dalam dari Cleveland Clinic, Ali Aminian, menurunkan berat badan adalah cara terbaik untuk menurunkan risiko tertular atau komplikasi akibat Covid-19. Meskipun belum diketahui cara paling efektif untuk menurunkan risiko Covid-19, Aminian mengatakan pasien dengan obesitas lebih sehat setelah berhasil menurunkan sebagian berat badannya.
’’Umumnya, pasien dengan obesitas yang berhasil menurunkan berat badan minimal lima hingga 10 persen dari bobot tubuh awal juga mengalami penurunan risiko penyakit kardiovaskular turun,’’ ucapnya.
Aminian juga menyarankan orang dengan obesitas untuk mengambil tindakan pencegahan ekstra dan tetap waspada terhadap virus yang sedang menjadi pandemi ini. (*)
Terbaru
- 30/08/2023 15:11:33
Jika Mengalami Impaksi, Sebaiknya Segera Lakukan Pencabutan - 30/08/2023 14:48:28
Tumbuh Tidak Sempurna Sebabkan Rasa Nyeri Luar Biasa - 29/08/2023 12:47:53
Ini Dia 3 Penyakit Utama Pernapasan yang Disebabkan Polusi Udara - 28/08/2023 11:11:38
Polusi Udara Berisiko Sebabkan Kematian, Masih Amankah Berolahraga di Luar Ruangan? - 25/08/2023 13:11:11
Batuk Flu atau Akibat Polusi Udara, Apa Bedanya?
Login Anggota
Tweets by @DokterkecilCom