09/02/2021 10:24:52
Info Kesehatan

Gangguan Penciuman Bisa Sembuh dengan Olfactory Training

Foto: Ilustrasi/Internet

Gangguan penciuman parosmia banyak dikeluhkan pasien Covid-19 setelah dinyatakan negatif atau sembuh. Tapi jangan khawatir, gangguan penciuman ini bisa disembuhkan. Bagaimana caranya?

Menurut Dr.dr.Retno S. Wardani, Sp.THTKL(K) di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), parosmia adalah gangguan penyakit yang sudah ada sebelum masa pandemi virus corona. Kendati penyakit ini tidak cukup populer, gangguan parosmia sebagian besar masih diremehkan penderitanya.

"Karena kebanyakan dari pasien baru datang ke dokter untuk memeriksakannya (parosmia) setelah berminggu-minggu, 6 bulan kemudian, bahkan bertahun-tahun," kata dr Dani seperti dilansir dari Kompas.com.  

Belakangan, parosmia banyak dikeluhkan pasien Covid-19 setelah dinyatakan negatif atau sembuh dari penyakit yang diakibatkan infeksi virus SARS-CoV-2. Padahal, sebelum ada Covid-19, kata dr Dani, penyakit ini umumnya disebabkan infeksi rhinovirus, yang mana infeksi virusnya juga menyerang saluran pernapasan bagian atas.

Dr Dani menjelaskan gangguan penciuman biasanya disebabkan oleh gangguan pada saraf penciuman nomor 1. Namun, bukan berarti gangguan tersebut tidak dapat pulih atau tidak bisa disembuhkan. Saraf tersebut, kata dr Dani, adalah satu-satunya persarafan dalam otak manusia yang bisa mengalami regenerasi.

"Kalau toh, hilang penciuman, baik itu anosmia, hiposmia, maupun parosmia, akibat infeksi virus corona tetap bisa kembali (sembuh)," kata dr Dani.   

Proses regenerasi saraf penciuman tersebut, berdasarkan penelitian yang ada, berlangsung antara 1-13 tahun. Namun, tentu tidak ada orang yang ingin mengalami gangguan ini dalam waktu yang lama. Dr Dani mengingatkan agar masyarakat tidak menyepelekan gejala parosmia atau gangguan lain pada indera penciuman.

"Sebab, indera penciuman adalah fungsi luhur dari manusia yang sangat berhubungan dengan emosi," ucapnya.

Terapi penyembuhan

Dokter Dani menjelaskan bahwa parosmia dapat disembuhkan dengan olfactory training, yakni dengan melatih saraf-saraf olfaktori atau saraf penciuman. "Terapinya dengan memberikan empat jenis aroma kepada penderita parosmia. Empat aroma itu lemon, rose (mawar), cengkeh dan eucaliptus (kayu putih)," tuturnya.

Nantinya, pasien akan diminta untuk menghirup masing-masing aroma. Tahap parosmia treatment atau latihan penciuman ini dilakukan dengan mengambil nafas panjang dengan menghirup salah satu aroma selama 20 detik.

Selanjutnya, 20 detik dengan napas biasa dan dengan dihirup dengan cepat untuk masing-masing aroma tersebut.

"Ini tahapan terapi saraf penciuman untuk mengembalikan lagi kemampuan fungsi penciumannya," katanya.

Menurut dr Dani, umumnya terapi ini dilakukan selama 1,5 bulan dan selain latihan tersebut, juga diberikan pengobatan atau trace element zinc. "Dengan terapi ini akan cepat membantu regenerasi saraf penciuman, sehingga tidak perlu lama untuk pulih dari gangguan parosmia, baik yang diakibatkan oleh virus Covid-19 maupun virus lainnya," terangnya. (*) 

 

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Gangguan Penciuman Bisa Sembuh dengan Olfactory Training