Terlalu Banyak Hirup Abu Vulkanik Bisa Sebabkan Pembengkakan Saluran Napas
Erupsi Gunung Semeru telah banyak memakan korban. Ribuan jiwa terdampak guguran awan panas dan abu vulkanik. Apa saja bahayanya untuk kesehatan?
Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sudah 5.205 jiwa penduduk terdampak guguran awan panas dan abu vulkanik. Pada Kamis (9/12/2021) sebanyak 39 jiwa diantaranya dilaporkan meninggal dunia.
Laporan dari Pusat Pengendalian dan Operasional (Pusdalops)BNPB melaporkan guguran awan panas dan abu vulkanik Semeru yang terbang pada ketinggian 50 ribu kaki juga mengakibatkan 56 orang luka-luka, sebanyak 35 diantaranya luka berat.
Ketua Perhimpunan Bedah Plastik Indonesia dr Najat mengatakan, mayoritas korban erupsi Semeru, menghirup abu vulkanik maupun awan panas hingga membakar jalur pernapasan.
Berikut bahaya yang ditimbulkan oleh abu vulkanik bagi kesehatan:
1. Gangguan pencernaan
Pada konsentrasi tertentu menyebabkan sakit kepala, pusing, diare, serta mempengaruhi gigi dan tulang. Gangguan kesehatan ini bisa akibat paparan akut jangka pendek atau dalam beberapa hari dan jangka panjang dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan.
2. Gangguan pernapasan
Gejala pernapasan akut, seperti iritasi selaput lendir dengan keluhan bersin, pilek, ingus, iritasi, dan sakit tenggorokan (kadang disertai batuk kering), batuk dahak, mengi, sesak napas, dan iritasi pada jalur pernapasan. Gangguan ini akan lebih berat bila terkena pada orang atau anak yang sebelumnya mempunyai riwayat alergi saluran napas dan bronkitis kronis, emfisema, atau asma.
Abu vulkanik yang terhirup dapat merangsang peradangan di paru-paru serta luka di saluran napas. Luka ini seperti codet di kulit yang akan menyebabkan luka permanen pada alveolus (paru-paru bawah) yang dalam jangka panjang bisa menyebabkan kanker.
3. Gangguan pada kulit
Kulit tubuh juga bisa terkena dampak abu berupa gatal-gatal, iritasi, dan infeksi, terutama ketika abu vulkanik tersebut bersifat asam. Kondisi ini bisa juga diakibatkan oleh perubahan kualitas air yang sudah tercemar abu vulkanik.
4. Gangguan pada mata
Debu vulkanik memiliki sudut kristal yang meruncing atau tajam, sehingga dapat menggores dan menyebabkan iritasi. Selain berbahaya jika terhirup, debu tersebut juga dapat menyebabkan gangguan pada mata. Selain menyebabkan iritasi berupa mata merah dan gatal serta berair, debu vulkanik juga dapat merusak lapisan kornea pada mata.
5. Silikosis
Silikosis merupakan dampak jangka panjang bagi kesehatan karena efek terkena paparan abu vulkanik. Sikilosis menjadi permasalahan yang serius karena mengakibatkan kerusakan pada paru-paru dari paparan partikel silika kristal bebas atau silicon dioksida (SiO2).
Komplikasi pada silikosis dapat menyebabkan rheumatoid, arthritis, scleroderma, eritematosus sistemik, kanker paru-paru, kegagalan pernapasan tuberkolosis dan fibrosis massif progresif.
Gejala pernapasan akut yang sering muncul yaitu:
• Keluhan bersin, pilek, ingus, dan sakit tenggorokan.
• Batuk kering, batuk dahak, mengi (napas berbunyi ngik-ngik)
• Sakit dada atau sesak napas
• Sakit kepala
Terbaru
- 30/08/2023 15:11:33
Jika Mengalami Impaksi, Sebaiknya Segera Lakukan Pencabutan - 30/08/2023 14:48:28
Tumbuh Tidak Sempurna Sebabkan Rasa Nyeri Luar Biasa - 29/08/2023 12:47:53
Ini Dia 3 Penyakit Utama Pernapasan yang Disebabkan Polusi Udara - 28/08/2023 11:11:38
Polusi Udara Berisiko Sebabkan Kematian, Masih Amankah Berolahraga di Luar Ruangan? - 25/08/2023 13:11:11
Batuk Flu atau Akibat Polusi Udara, Apa Bedanya?
Login Anggota
Tweets by @DokterkecilCom