18/01/2022 15:20:22
Info Kesehatan

Omicron Melonjak, Menkes: Puncaknya 35-65 Hari Lagi

Foto: Ilustrasi/Internet

Kasus Omicron di banyak negara dilaporkan sudah mencapai puncaknya. Bagaimana dengan Indonesia? Saat ini, infeksi Omicron di Indonesia terus melonjak dan diprediksi akan mengalami puncaknya pada 35-65 hari ke depan.

Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin  saat memberikan keterangan pers dari YouTube Sekretariat Presiden pada Senin (16/1/2022). Meski lonjakan kasus Covid-19 terus naik, Budi meminta agar masyarakat tidak panik.

’’Nah, 35 hari hingga 65 hari setelah terjadi lonjakan yang cepat dan tinggi. Itu yang memang harus diperbarui ke masyarakat. Di negara-negara tersebut, hospitalisasi berkisar 30 persen hingga 40 persen dari hospitalisasi Delta. Jadi, meski lonjakan kasus tinggi, penularannya lebih cepat, tapi hospitalisasinya lebih rendah,” kata Budi. 

Apa saja yang kemungkinan terjadi saat lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron mencapai puncaknya?

1. Banyak pasien Omicron dirawat rumah sakit

Budi mengatakan bahwa sejauh ini pasien yang dirawat di rumah sakit akibat kasus Covid-19 varian Omicron mencapai 500-an pasien. Dan sebanyak 300-an pasien diantaranya sudah diperbolehkan pulang. 

Sedangkan menurut Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron akan terjadi pada pertengahan Februari 2022 hingga awal Maret 2022. Menurutnya hal itu karena pemerintah akan mempercepat vaksinasi booster di wilayah Jabodetabek. 

Luhut juga mengatakan akan memperketat fasilitas umum, nantinya hanya masyarakat yang sudah melakukan vaksin dua dosis secara lengkap saja yang dibolehkan mengakses fasilitas umum. 

2. Transmisi lokal Omicron lebih banyak terjadi Ibu Kota

Transmisi lokal paling banyak terjadi di DKI Jakarta. Hal itu dikatakan oleh Budi, menurutnya DKI Jakara merupakan kota pertama yang harus dijadikan medan perang melawan Omicron. Pemerintah akan memperketat penerapan protokol kesehatan serta penggunaan aplikasi PeduliLindungi sesuai dengan arahan Presiden Jokowi. 

Pemerintah juga akan mengimbau masyarakat untuk menunda bepergian ke luar negeri untuk sementara waktu. Hal itu karena banyaknya kasus impor Omicron yang dibawa masuk oleh perjalanan internasional.

3. Perkantoran nanti juga akan kembali work from home (WFH)

Menko Luhut menyarankan perkantoran untuk kembali menerapkan work from home (WFH) untuk mencegah lonjakan Omicron beberapa minggu ke depan. Menurutnya, kebijakan itu tidak wajib, namun akan lebih baik diterapkan untuk menekankan lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron. 

’’Kalau WFH mampu mencapai tingkat produktivitas, kita serahkan pada pimpinan perusahaan untuk melakukan asesmen sendiri. Saya imbau opsi tersebut diambil untuk menjaga kasus tetap terkendali,” kata Luhut dalam konferensi pers. 

Penambahan kasus baru varian Omicron ini terus meningkat hingga lebih dari 1.000 orang per hari. Peningkatan kasus ini harus terus diwaspadai agar dampak yang ditimbulkan tidak terlalu parah. 

Itu lah beberapa penjelasan lainnya terkait dengan berita mengenai 65 hari ke depan akan ada lonjakan Omicron di Indonesia.

Hari Ini Tembus 840 Orang

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PMl) Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi mengumumkan penambahan kasus Omicron di Indonesia per hari ini, Selasa (17/1/2022). Total kasus Omicron yang tercatat hingga kini mencapai 840 orang.

Dari keseluruhan, 79 persen sudah divaksinasi lengkap. Karenanya, mayoritas yang terpapar Omicron bergejala COVID-19 ringan bahkan tanpa gejala.

Penemuan kasus Omicron hingga kini masih didominasi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), lantaran jumlah wisatawan terus meningkat, terutama dari Turki.

"Jadi sejak kita deteksi dari 15 Desember sampai 17 Januari, saat ini sudah ada 840 kasus positif Omicron," sebutnya, dalam webinar Vaksin Booster Hindari Gelombang Ketiga, Selasa (18/1/2022).

Sementara angka kasus probable Omicron cukup banyak, berkisar di 1.800 hingga 2 ribu pasien COVID-19. dr Nadia belum bisa memastikan berapa banyak dari jumlah tersebut yang dipastikan terkonfirmasi Omicron, perlu dilakukan whole genome sequencing lebih lanjut.

"Kalau kita melihat jumlah yang probable masih 1.800 sampai 2 ribu kasus ya, di mana kalau transmisi lokal itu sudah kita identifikasi ada 174 kasus," kata dia.

"Dan PPLN makin ada penambahan dari jumlah varian Omicron, jumlahnya 609, masih ada 57 kasus yang kita lakukan penyelidikan epidemiologi-nya apakah ini lokal atau PPLN," lanjut dr Nadia. (*)

*Dari berbagai sumber

 

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Omicron Melonjak, Menkes: Puncaknya 35-65 Hari Lagi