19/01/2022 12:21:13
Info Kesehatan

Omicron Merebak, PTM 100 Persen Diminta Dikaji Ulang

Foto: Ilustrasi/Internet

Terus merebaknya infeksi Covid-19 varian Omicron di Indonesia, memicu kekhawatiran banyak pihak, terutama soal pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di sekolah. Karena itu, pemerintah diminta untuk mengkaji ulang kebijakan tersebut.

Permintaan ini disampaikan oleh ahli Epidemiologi Griffith University Australia, Dicky Budiman mengingat varian ini banyak menyerang anak-anak dibandingkan saat gelombang varian Delta. Dicky memberikan contoh di Afrika Selatan di mana jumlah kematian anak pasca merebaknya Omicron naik dua kali lipat, terhitung sejak 4 Desember 2021 hingga Januari 2022.

"Biasanya sebelum Omicron kematian 35 anak sebulan. Setelah Omicron (jadi) 61 padahal ini belum selesai Januari," kata Dicky dalam diskusi bertajuk "Omicron Ancam PTM 100 Persen?" secara virtual yang dilansir dari Suara, Selasa (18/1/2022).

Dicky juga mengungkap kondisi serupa terjadi di Australia. Menurutnya tidak ada satupun kematian anak terjadi saat gelombang Delta menyerang. Namun saat Omicron hadir, setiap harinya ada laporan soal kematian anak.

"Di Australia 2 tahun kami hampir pandemi ini tidak ada kematian anak, Delta yang disebut luar biasa tidak ada kematian anak. Tapi Omicron datang awal Desember banyak kematian anak setiap hari ada kematian anak," ujarnya.

Hal tersebut bisa terjadi karena menurut Dicky masih ada anak-anak yang belum bisa divaksinasi. Kemudian ruangan ICU di rumah sakit juga disebutnya meningkat karena banyak anak-anak yang terpapar.

Dicky juga mengungkapkan adanya potensi peningkatan pasien COVID-19 di rumah sakit dari anak-anak pada awal Februari karena penyebaran Omicron.

Menurutnya lebih baik Indonesia melakukan mitigasi. Karena meskipun penyebaran Omicron tidak selama Delta, tapi kalau tidak ada pencegahan sejak dini maka dampaknya bisa melebihi Delta.

"Lebih baik (PTM) stop dulu setidaknya awal Maret ini karena saya melihat kecenderungan, saya enggak mau ada (kasus kematian) baru kita (melakukan) ini, karena bagaimana pun anak-anak kita harus dilindungi," ujarnya.

Sulit jaga jarak di sekolah

Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI mengungkapkan pihaknya melakukan pengawasan reguler kepada sekolah yang menerapkan pembelajaran tatap muka/PTM baik di DKI Jakarta, Bogor hingga Bekasi, Jawa Barat. Dari hasil pengawasan tersebut, KPAI memiliki catatan terkait protokol kesehatan yakni jaga jarak yang masih sulit dilakukan di lingkungan sekolah.

Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan pihaknya melihat jaga jarak yang sulit dilaksanakan terutama di lingkungan Sekolah Dasar. Semisal saja jaga jarak saat pembelajaran berlangsung.

Karena ruangan kelas yang tidak begitu besar, maka upaya jaga jarak juga sulit dilakukan.

"Walaupun sudah maju mejanya sampai deket papan tulis tapi jaga jarak itu menjadi sulit karena memang tidak sampai 1 meter antara meja satu dengan meja yang lain," kata Retno dalam diskusi bertajuk ’’Omicron Ancam PTM 100 Persen?’’ secara virtual, Selasa (18/1/2022).

Karena kondisi tersebut, Retno memberi masukan kepada Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk bisa menurunkan kapasitas murid yang menjalankan PTM dari 100 ke 50 persen. "Karena memang jaga jaraknya sulit sekali," ujarnya.

Selain itu, Retno juga mengungkap upaya jaga jarak itu sulit dilakukan ketika jam pulang sekolah. Ia menceritakan ketika kelompok PTM pertama sudah selesai, maka murid-murid ke luar dari ruang kelas.

Akan tetapi masih ada murid yang masih diam di dalam kelas ataupun di lingkungan sekolah karena masih menunggu dijemput orang tuanya. Akibatnya kerumunan lantas tidak dapat dihindari ketika kelompok PTM kedua tiba di sekolah.

"Namun begitu kelas pertama ke luar, tidak semuanya dijemput, kan nunggu. datang lah kelas kedua ternyata sebagian belum dijemput juga numpuk lagi," ungkapnya.

Kerumunan juga menurutnya terlihat ketika jam penjemputan. Di mana saat ini, banyak anak-anak sekolah tidak dijemput orang tua melainkan menggunakan layanan ojek online atau ojol. Karena harus menunggu sampai bertemu, maka kerumunan juga terjadi di lingkungan sekolah. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Omicron Merebak, PTM 100 Persen Diminta Dikaji Ulang