02/02/2022 09:41:27
Info Kesehatan

Akhir Februari, Omicron di Indonesia Diprediksi Mencapai 150 Ribu Kasus per Hari

Foto: Ilustrasi/Internet

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkirakan, puncak penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia akan terjadi di akhir Februari 2022. Jumlah kasus aktif diprediksi mencapai 150 ribu kasus per hari atau tiga kali lipatnya dari infeksi varian Delta.

Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berdasarkan analisa lonjakan kasus yang terjadi di sejumlah negara. Karenanya, Menkes meminta masyarakat untuk tetap berhati-hati dan tidak kaget ketika puncak kasus Omicron terjadi.

"Yang kami ingin sampaikan, penularannya ini tinggi sekali, dan Indonesia pasti akan mengalami ini. Jadi kalau kita puncaknya dulu pernah 57 ribu kasus per hari, kita mesti siap-siap, hati-hati, waspada, tidak perlu kaget, kalau melihat di negara-negara lain, itu bisa 2-3 kali di atas puncak Delta," kata Budi dalam konferensi pers secara daring, Senin (31/1), sebagaimana dikutip dari CNN Indonesia.

Budi meminta seluruh masyarakat untuk tetap mewaspadai penularan virus corona varian Omicron di Indonesia. Ia juga meminta agar seluruh pihak tidak jemawa dengan kondisi saat ini.

Masyarakat juga diminta untuk mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan serta kembali meningkatkan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan.

"Melihat kasus seperti ini, ada banyak ketidakpastian, lebih baik hati-hati, waspada, tidak usah jemawa, jalani prokes, hindari kerumunan, karena kemungkinan kasus akan naik sampai akhir bulan," tutur Budi.

Berdasarkan data Lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), jumlah kasus Omicron di Indonesia per 31 Januari 2022 mencapai 2.507 kasus. Jumlah itu meningkat pesat sejak temuan awal kasus Omicron pada Desember 2021.

Sementara itu, berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI, jumlah kasus virus corona varian Omicron di Jakarta sampai dengan Minggu (30/1/2022) mencapai 2.892 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.311 merupakan kasus transmisi lokal, sementara 1.581 merupakan pelaku perjalanan luar negeri.

Kasus kematian

Hingga Senin (31/1/2022) Kasus kematian akibat Covid-19 Omicron di Indonesia sudah ada lima orang. Beberapa di antaranya akibat belum divaksin Covid-19.

Melansir CNBC Indonesia, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, 60 persen dari yang meninggal ada mereka yang belum divaksin. Hal yang sama juga terjadi pada kasus gejala sedang dan berat.

"Kita sudah melihat kasus sedang dan berat yang membutuhkan oksigen 63% itu belum divaksin lengkap," jelas Budi dalam konferensi pers evaluasi PPKM, Senin (31/1/2022).

"Kebanyakan dari mereka lansia, diidentifikasi cukup mengejutkan jumlahnya yang anak-anak," lanjutnya.

Dia mengingatkan pada masyarakat untuk bisa mempercepat vaksinasi, terutama bagi kelompok masyarakat lansia dan anak-anak.

"Percepat vaksinasi terutama lansia dan anak-anak. Lindungi mereka kewajiban yang belum divaksinasi segera dibaksinasi terutama lansia dan anak-anak," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, kasus kematian Covid-19 harian di Jawa-Bali sebagian besar akibat komorbid atau penyakit bawaan.

Kasus kematian harian di Jawa-Bali dikontribusi oleh DKI Jakarta, sementara wilayah lain masih cukup rendah. Dari data yang ditemukan pemerintah, 27 pasien mengalami gejala berat atau sedang, 59 persen komorbid, 23 persen lansia, dan 63 persen belum vaksin lengkap.

Dia juga mengingatkan untuk masyarakat belum vaksin lengkap untuk segera melakukannya, termasuk juga mendapatkan vaksinasi penguat.

"Untuk itu, pemerintah terus meminta kepada masyarakat yang belum melengkapi vaksinasi agar segera melengkapinya dan yang sudah mendapatkan tiket booster juga segera mendatangi gerai-gerai vaksin yang telah disiapkan pemerintah," ujarnya. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Akhir Februari, Omicron di Indonesia Diprediksi Mencapai 150 Ribu Kasus per Hari