14/02/2022 11:10:50
Info Kesehatan

Kasus Kematian Akibat Covid-19 Catatkan Penambahan Tertinggi, Masih Mau Abai?

Foto: Ilustrasi/Internet

Hingga 13 Februari 2022, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia bertambah 111 kasus. Angka ini merupakan penambahan tertinggi sejak akhir September 2021.

Melansir CNN Indonesia, kasus kematian Covid-19 itu juga tercatat menjadi penambahan tertinggi selama gelombang varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau Omicron di Indonesia yang pertama kali diidentifikasi pemerintah melalui pemeriksaan whole genome sequences (WGS) pada 15 Desember 2021.

Dari 111 kasus kematian itu, DKI Jakarta tercatat menjadi provinsi penyumbang kasus terbanyak dengan 43 warga yang meninggal. Disusul Bali dengan 17 kematian yang dilaporkan, dan masing-masing 12 kasus kematian warga akibat Covid-19 terjadi di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sementara 30 provinsi lainnya mencatatkan kasus kematian dibawah 10 kasus.

Apabila merangkum dari data harian milik Satuan Tugas Penanganan Covid-19, selama periode 31 Januari-6 Februari. Maka terlihat jumlah kumulatif kasus kematian Covid-19 berjumlah sebanyak 251 kasus. Sementara pada periode 7-13 Februari, kasus mingguan kematian meningkat menjadi 622 kasus atau naik 40,36 persen dalam hitungan sepekan.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya mengungkapkan mayoritas warga yang meninggal akibat terpapar virus corona selama gelombang tiga varian Omicron kali ini didominasi oleh tiga golongan warga. Yakni, warga lanjut usia (lansia), warga pemilik penyakit penyerta alias komorbid, dan warga yang belum pernah menerima suntikan vaksin virus corona.

Melihat temuan itu, Kemenkes lantas meminta masyarakat untuk segera mengakses program vaksinasi nasional primer dua dosis maupun dosis lanjutan atau booster untuk memberikan proteksi tambahan pada masing-masing individu.

Selain itu, masyarakat juga diminta tetap menjaga protokol kesehatan 5M, di antaranya yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.

Sigap kenali gejala

Melansir CNBC Indonesia, mayoritas penderita Omicron mengalami gejala batuk, mudah lelah, dan pilek atau hidung tersumbat. Fakta tersebut diketahui berdasarkan laporan mingguan 'Morbidity and Mortality Weekly Report' Pusat Pengendalian Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).

Sementara Kepala Asosiasi Medis Afrika Selatan, dokter Angelique Coetzee, menyebutkan gejala Omicron sangat berbeda dari varian Delta. Ia menyebut, gejala Omicron sangat mirip dengan gejala pilek atau flu biasa.

Ciri-ciri gejala varian Omicron biasanya pasien akan sakit kepala, merasa nyeri tubuh, serta tenggorokan gatal.

Gejala Omicron yang jauh lebih ringan dari gejala varian Delta yang lebih kompleks ini cukup membuat was-was. Gejala varian Delta jelas berbeda, seperti kehilangan indera penciuman, indera perasa, demam yang sangat tinggi, dan gangguan pencernaan dalam beberapa hari.

Namun berbeda dengan Omicron. Karena gejala ringan tersebut, Omicron sering menyelinap menginfeksi tubuh seseorang tanpa disadari. Gejalanya ini pun kerap diabaikan oleh banyak orang.

Setidaknya hingga saat ini CDC mengatakan gejala umum varian Omicron yang terdeteksi sejauh ini antara lain sebagai berikut:

- Batuk kering dan tenggorokan gatal (89%)

- Letih (65%)

- Hidung tersumbat (59%)

- Demam (38%)

- Mual (22%)

- Nafas pendek atau kesulitan bernapas (16%)

- Diare (11%)

Tidak hanya itu, mengalami infeksi mata juga menjadi gejala Omicron yang harus diwaspadai. Misalnya, mata merah dan mata gatal, walau menurut American Academy of Ophthalmology, gejala ini juga sangat jarang terjadi.

Perlu juga diwaspadai jika Anda mengalami ruam dan gatal-gatal pada kulit, khususnya di kaki, jari, mulut, dan lidah. Meski belum bisa dipastikan 100%, namun ruam pada kulit memang bisa menjadi tanda reaksi sistem imun terhadap infeksi virus.

Meski gejala Omicron terbilang ringan, angka penularan yang tinggi memicu kekhawatiran para ahli. Karena itu para ahli tetap merekomendasikan penerapan protokol kesehatan yang ketat agar fasilitas kesehatan tidak dibanjiri pasien Covid. (*)

Redaksi: [email protected]
Informasi Pemasangan Iklan: [email protected]
Info Kesehatan: Kasus Kematian Akibat Covid-19 Catatkan Penambahan Tertinggi, Masih Mau Abai?